Pemeriksaan HIV Tanda dan Gejala

dapat mengakibatkan infeksi yang hebat dan mengancam jiwa pada pasien yang sistem imunnya sudah rusak akibat HIV. Infeksi oportunistik yang sering dijumpai antara lain Pneumonia pneumositis cranii, toksoplasmosis, infeksi sitomegalovirus, tuberkulosis, kandidiasis rongga mulut, dan lain sebagainya. D Sub grup D : Kanker Sekunder : Diagnosis dari satu atau beberapa kanker yang terbukti mempunyai hubungan dengan infeksi HIV merupakan indikator dari hilangnya imunitas sel sebagai mediator. Infeksi kanker sekunder yang sering terjadi adalah Sarkoma Kaposi, limfoma non-Hodgkin, atau limfoma primer dari otak. E Sub grup E : keadaan lain pada Infeksi HIV : Tanda klinis dari penyakit, yang tidak diklasifikasikan seperti di atas, dapat berperan pada infeksi HIV dan merupakan indikator dari cacat pada imunitas sel sebagai mediator pasien, simtom yang berhubungan dengan infeksi HIV termasuk Pneumositis interstisial limfoid kronis dan simtom-simtomnya, dan penyakit infeksi sekunder dan neoplasma lain yang tidak tercantum di atas. Merati, 1999

2.4.4 Pemeriksaan HIV

Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis terinfeksi HIV. Mendeteksi adanya virus HIV didalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus deteksi materi genetik dalam darah pasien Sudoyono,dkk,2007. 1. ELISA metode yang biasanya digunakan di Indonesia. Sebagai penyaring digunakan tehnik ELISA, aglutinasi, atau dot-blot immunobinding assay. Untuk pemeriksaan antibodi HIV. 2.Western Blot WB, pemeriksaan konfirmasi untuk memastikan adanya infeksi HIV, biasanya setelah Universitas Sumatera Utara penyaringan hasilnya reaktif lalu dilakukan WB. 3. Tes anti bodi HIV adanya masa jendela. Masa jendela waktunya sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbul antibodi yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk 4-8 minggu setelah terinfeksi. Jika hasil tes negatif pada seseorang yang terinfeksi HIV, maka perlu dilakukan pemeriksaan pengulangan 3 bulan berikutnya. 4. Adanya konseling pra tes pada seseorang yang ingin menjalani tes HIV, agar mendapatkan informasi yang jelas mengenai infeksi HIVAIDS. 5.Untuk memberi hasil diberikan konseling pasca tes, baik hasil negatif ataupun positif. Jika hasil positif diberikan informasi mengenai pengobatan untuk memperpanjang masa hidup tanpa gejala serta pencegahan penularan. Bila negatif diberikan informasi untuk mempertahankan prilaku yang tidak beresiko.

2.4.5 Tanda dan Gejala

Pada pasien HIV primer akut lamanya 1-2 minggu pasien akan merasakan flu. Dan pada fase supresi imun simptomatik 3 tahun pasien mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan, ruam kulit, limpadenopati, penurunan kognitif, dan lesi oral Price Wilson, 2006 Fase infeksi HIV menjadi AIDS bervariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS akan terdapat gejala oportunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carrinii PCC, pneumonia, meningitis, kandidiasis, cytimegalovirus, mikrobakterial, dan tipikal Price Wilson 2006. Secara umum gejala AIDS dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mayor dan minor, oleh WHO Universitas Sumatera Utara diagnosis AIDS dapat ditegakkan bila ditemukan 2 gejala mayor dan 1 gejala minor Merati, 1999.

2.5 Teori Keperawatan