Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien HIVAIDS di RSUP.H.Adam Malik Medan

dapat meningkatkan kualitas hidup pasien HIVAIDS dan penurunan depresi pada pasien. Hal ini penting bagi perawat untuk mengenali isu-isu ketidak patuhan terhadap pengobatan antiretroviral pada pasien HIVAIDS yang diakibatkan oleh heroin.

5.7. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien HIVAIDS di RSUP.H.Adam Malik Medan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisa menunjukkan bahwa niali p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan kelurga dengan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Untuk nilai PR = 0,49 95 CI = 0,29-0,82 artinya responden yang mempunyai dukungan keluarga yang baik perkiraan peluangnya 0,49 kali mempunyai kualitas hidup yang baik, dimana hubungan dukungan keluarga yang baik merupakan faktor protektif untuk meningkatkan kualitas hidup. Setelah dilakukan analisa multivariat dengan multiple correlation, ternyata hubungan dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan kualitas hidup pasien HIVAIDS karena niali p0,05. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden menunjukkan bahwa dari penelitian diperoleh 22 responden pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan yang mempunyai dukungan keluarga yang baik ditemukan yang mempunyai kualitas hidup yang baik sebanyak 13 orang 59,1 dan kualitas hidup buruk sebanyak 9 orang 40,9. Universitas Sumatera Utara Hasil ini sesuai dengan penelitian Azwidihwi R 2009 mengenai pengalaman keluarga yang merawat pasien HIVAIDS di Nigeria Selatan. Penelitian dilakukan dengan kualitatif dengan studi fenomenologi yang dilakukan pada keluarga yang merawat pasien dengan HIVAIDS. Menemukan peningkatan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Dan diharapkan keluarga dapat memberikan proteksi pencegahan penularan HIVAIDS tanpa melakukan diskriminasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Lasserman Perkins 2005 tentang dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien HIVAIDS sebagai support system atau sistem pendukung utama sehingga pasien dapat mengembangkan respon atau koping yang efektif untuk beradaptasi dengan baik dalam menangani stressor yang dihadapi terkait penyakitnya baik fisik, psikologis maupun sosial. Hasil ini sesuai dengan penelitian Li et al 2004 ditemukan bahwa orang yang hidup dengan HIVAIDS sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga karena penyakit ini bersifat kronis dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Dukungan keluarga tersebut meliputi dukungan finansial, dukungan informasi, dukungan dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dukungan dalam kegiatan pengobatan, dan perawatan serta dukungan psikologis untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Hasil penelitian ini sesui dengan penlitian Festus 2010 mengenai kualitas hidup orang yang hidup dengan HIVAIDS di Niger Delta Region, Nigeria. Dengan meningkatkan dukungan keluarga akan meningkatkan kualitas hidup Universitas Sumatera Utara pasien HIVAIDS karena keluarga membantu orang dengan HIVAIDS dalam perawatan dan terapi HIVAIDS dukungan dan peranan keluarga sangat penting. Hasil ini menunjukkan pasien HIVAIDS di Indonesia maupun di negara lainnya masih banyak yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga. Hal ini terkait dengan adanya stigma terkait dengan penyakit HIVAIDS sehingga anggota keluarga yang menderita penyakit ini seringkali dianggap melanggar norma-norma dalam keluarga dan membuat malu pada keluarga yang pada gilirannya mereka ditelantarkan bahkan terisolasi dari lingkungan sosial Purnama, 2006.

5.8. Hubungan Depresi dengan Kualitas Hidup Pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan