6.1.2. Analisa Univariat
Dukungan informasi pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam kategori buruk 85,9. Penelian Festus 2010 mengenai kualitas hidup
orang yang hidup dengan HIVAIDS di Nigeria. Dalam penelitian pada 265 responden ditemukan laki-laki yang seks bebas sebanyak 152 orang dan 113 orang
perempuan. Kurangnya dukungan informasi mengenai kesehatan seksual dan penggunaan kondom dalam seks bebas. Dengan meningkatkan dukungan
informasi akan meningkatkan kualitas hidup pasien HIVAIDS karena keluarga membantu orang dengan HIVAIDS dalam perawatan dan terapi HIVAIDS.
HIVAIDS merupakan penyakit yang kronis. Penelitian ini menyimpulkan kurangnya dukungan informasi dari anggota keluarga pasien HIVAIDS.
Dukungan penilaian pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam kategori buruk 77,2. Kurangnya pemahaman anggota keluarga pasien
HIVAIDS. Penelitian Racmawati 2013 yang meneliti kualitas hidup pasien HIVAIDS yang mengikuti terapi Anti Retroviral Virus yang mengemukakan
menjadi ODHA merupakan suatu yang berat dalam hidup, dimana permasalahan yang komplek selalu dihadapi setiap hari, bukan hanya berurusan dengan kondisi
penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan stigma sosial yang diskriminatif. Hal ini yang menyebabkan menurunnya semangat hidup ODHA
yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas hidup ODHA. Dukungan penilaian dari keluarga sangat dibutuhkan saat terjadi diskriminasi.
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing,
Universitas Sumatera Utara
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.
Dukungan instrumental pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam MAlik Medan dalam kategori buruk 73,9. Li, et al 2004 ditemukan bahwa orang
yang hidup dengan HIVAIDS sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga karena penyakit ini bersifat kronis dan membutuhkan penanganan
yang komprehensif. Dukungan keluarga tersebut meliputi dukungan finansial, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan dalam melakukan
kegiatan sehari-hari, dukungan dalam kegiatan pengobatan dan perawatan serta dukungan psikologis.
Dukungan emosional pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam kategori buruk 76,1. Penelitian Lakshmi M G 2013 dalam penelitian
pengaruh pshyco education pada kualitas hidup pasien HIVAIDS. Kelompok eksperimen diberi psiko-education dengan pendekatan dukungan emosional,
menunjukkan peningkatan kualitas hidup. Dukungan emosional sangat dibutuhkan dari keluarga khusus pada pasien HIVAIDS.
Dukungan jaringan sosial pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam kategori buruk 70,7. Sushil Yaday 2010 mengenai studi kasus
dukungan sosial, harapan dan kualitas hidup orang-orang dengan HIVAIDS di Nepal menemukan bahwa orang yang hidup dengan HIVAIDS dengan dukungan
informasi, dukungan emosional, dukungan sosial dan dukungan jarinagn sosial membantu meningkatkan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Dan hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini memiliki implikasi untuk menyediakan perawatan, pengobatan, dan psiko- sosial untuk mempertahankan kualitas hidup orang dengan HIVAIDS.
Dukungan keluarga pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam kategori buruk 76,1. Pengalaman keluarga yang merawat pasien
HIVAIDS di Nigeria Selatan. Penelitian dilakukan dengan kualitatif dengan studi fenomenologi yang dilakukan pada keluarga yang merawat pasien dengan
HIVAIDS. Menemukan peningkatan kualitas hidup pasien HIVAIDS. Dan diharapkan keluarga dapat memberikan proteksi pencegahan penularan HIVAIDS
tanpa melakukan diskriminasi, Azwidihwi R 2009. Depresi pasien HIVAIDS di RSUP.H. Adam Malik Medan dalam
kategori kualitas hidup buruk sebanyak 67 orang 72,8. Beberapa bukti menunjukkan bahwa gejala depresi dikaitkan dengan hasil buruk antara orang-
orang dengan HIVAIDS, termasuk penyakit HIVAIDS yang lebih cepat perkembangan dan tingkat kematian yang lebih tinggi Ickovics et, al, 2011.
Depresi harus dihindari untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
6.1.3. Analasia Bivariat