56 diketahui bahwa kondisi siswa kelas VA hampir sama dengan VB. Jumlah
murid kelas VA adalah 18 dan kelas VB adalah 18. Peneliti memilih kelas VA sebagai subjek penelitian dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 13 siswa
perempuan dan 5 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi siswa kelas V. Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah guru kelas VA.
D. Model Penelitian Ada beberapa model yang dikembangkan oleh pakar. Diantara model itu
memiliki persamaan dan perbedaan. Model-model tersebut dapat dipilih sebagai acuan untuk melakukan tindakan. Menurut Kasihani Kasbolah 1999:
112 menyatakan empat model penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut model Ebbut 1985, model Kemmis dan Mc Taggart 1988, model Elliot
1991, dan model Mc Kernan 1991. Dari beberapa model tersebut, peneliti memilih model Kemmis dan Mc
Taggart karena mudah dipahami dan dapat dilaksanakan dengan optimal.
Keterangan : Siklus I : 0. Perenungan
1. Perencanaan I. 2. Tindakan I.
3. Observasi I. 4. Refleksi I.
Siklus II : 1. Revisi Rencana I. 2. Tindakan II.
3. Observasi II. 4. Refleksi II.
Gambar 3. Spiral PTK Kemmis Mc Taggart
1
4
4
2 2
1 ▼
◄ ►
▼ ►
◄ ▲3
▲3
57 Berdasarkan gambar di atas, masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen
yaitu: 1 rencana planning, 2 tindakan acting, 3 observasi observing, dan 4 refleksi reflecting. Penelitian dilakukan dalam siklus yang berulang-ulang dan
berkelanjutan spiral, yang artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Penjelasan sebagai berikut.
1. Perencanaan planning Tahap perencanaan model Kemmis dan Mc Taggart langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut. a Permintaan ijin ke SD Negeri 1 Pedes, Argomulyo, Sedayu, Bantul atau
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pedes. Permintan ijin ini dengan mudah diperoleh karena guru kelas V memang mengharapkan dilaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dan memberikan kesiapan memberi dukungan dan ikut langsung berkolaorasi dalam PTK ini.
b Observasi dan wawancara. Kegiatan ini telah dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SD Negeri 1 Pedes, Argomulyo,
Sedayu, Bantul secara keseluruhan dan keadaan PBM Bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis narasi khususnya di kelas V.
c Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis narasi Kurikulum KTSP di
kelas V. Langkah ini didahului dengan telaah GBPP kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil telaah terhadap tujuan
pembelajaran, isi materi Bahasa Indonesia, buku sumber akan diketahui metode yang tepat untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.
58 d Menyusun rencana penelitian. Pada tahap ini peneliti bersama Kepala
Sekolah dan guru kelas V menyusun serangkaian langkah-langkah kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas. Seperti
yang diuraikan di bagian II berikut ini. e Merancang instrumen pedoman penilaian menulis narasi dan instrumen
pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media komik.
2. Tindakan acting Tahap ini merupakan pelaksanaan atau penerapan isi rancangan.
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Namun, perencanaan yang dibuat tadi hanya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini dijadikan tolok ukur pelaksanaan penelitian dengan media pembelajaran,yaitu menulis narasi
dengan menggunakan media komik. Rancangan pelaksanaannya antara lain sebagai berikut.
1 Persiapan. Membaca media komik, mengisi mind map unsur-unsur narasi, dan kerangka alur tulisan.
2 Draft kasar. Mengembangkan gagasan dengan menulis berdasarkan mind map unsur-unsur narasi dan kerangka alur tulisan tentang cerita dalam media
komik. 3 Perbaikan revisi. Memperbaiki dan mengoreksi hasil tulisan narasi teman.
4 Penyuntingan editing. Memperbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca dengan menuliskan kembali hasil tulisan narasi tersebut.
59 5 Publikasi. Membacakan hasil tulisan narasi yang sudah direvisi teman dengan
kunjung kelompok. 3. Observasi Observing
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukannya
sendiri dengan mencatat hal-hal yang penting serta hambatan yang dialami saat melakukan suatu tindakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran serta pengaruh tindakan yang dilaksanakan.
4. Refleksi reflecting Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian
tindakan disebabkan dengan kegiatan refleksi akan memantapkan kegiatan dan tindakan untuk mengatasi permasalahan dengan memodifikasi perencanaan
sebelumnya sesuai dengan apa yang akan terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah ada, selanjutnya dilakukan
analisis terhadap data yang sudah terkumpul dan diberikan tindakan untuk mencapai kriteria keberhasilan. Apabila dari data yang diperoleh belum
mencapai kriteria keberhasilan maka peneliti akan melakukan perbaikan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya. Apabila dari data menunjukkan
peningkatan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya dan jika sudah mencapai kriteria keberhasilan maka peneliti dapat dikatakan telah berhasil.
60
E. Metode Pengumpulan Data