KEPENTINGAN NON-PENGENDALI NON-CONTROLLING INTERESTS
PT. BHAKTI INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK PT. BHAKTI INVESTAMA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR FOR THE YEARS THEN ENDED
31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN PADA DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND 2009
AND TANGGAL 1 JANUARI 200931 DESEMBER 2008
AS OF JANUARY 1, 2009DECEMBER 31, 2008 Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah - Lanjutan
Figures in tables are stated in millions of Rupiah - Continued
- 108 - Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009,
utang pajak penghasilan PPh badan merupakan utang PPh badan entitas anak. Perusahaan
mengalami rugi fiskal sehingga tidak terdapat taksiran pajak penghasilan.
On December 31, 2011, 2010 and 2009, income tax payable represents the subsidiaries’ income
tax payable. The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate
income tax was made.
Pada tahun 2011, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB pajak
penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 465 juta dan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar SKPKB atas Pajak Penghasilan Pasal 21, 23 dan 42 untuk masa pajak tahun 2008 dan
2009 sejumlah Rp 189 juta. Perusahaan menerima pengembalian SKPLB bersih sebesar
Rp 266 juta. In 2009, the Company received Overpayment Tax
Assessment Letter SKPLB for 2009 corporate income tax amounting to Rp 465 million and
several Underpayment Tax Assessment Letter SKPKB for monthly Income Tax Article 21, 23
and 42 in 2008 and 2009 totalling Rp 189 million. The Company received the net refund amounted to
Rp 266 million.
Pada tanggal 15 Juni 2009, Perusahaan menerima SKPLB pajak penghasilan badan tahun
2007. SKPLB tersebut juga menetapkan laba fiskal Perusahaan tahun 2007 sebesar Rp 55.173
juta dimana dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2008 merupakan rugi fiskal sebesar
Rp 249.831 juta. Perusahaan mengajukan surat keberatan atas SKPLB tersebut dan pada tanggal
19 Pebruari 2010, Perusahaan menerima surat keputusan penolakan atas keberatan tersebut.
Selanjutnya Perusahaan mengajukan banding dan pada bulan Juli 2011, berdasarkan Surat
Putusan
dari Direktur
Jendral Pajak
No. KEP:0047WPJ.07KP.08032011, keputusan banding diterima seluruhnya.
On June 15, 2009, the Company received SKPLB for 2007 fiscal year. SKPLB also stated that the
Company’s 2007 fiscal year amounting to Rp 55,173 million, which was reported in the 2008
consolidated financial statements as fiscal loss amounting to Rp 249,831 million. The Company
filed an objection letter on this SKPLB and on February 19, 2010, the Company received
the decision letter rejecting this objection. Furthermore, the Company filed an appeal and
in July
2011, based
on decision
letter from Directorat
General of
Taxation No. KEP:0047WPJ.07KP.08032011, the appeal
is fully accepted. Pada tanggal 27 April 2010, MNI memperoleh
SKPLB PPh Badan sebesar Rp 905 juta dan SKPKB PPN, PPh 21, PPh 23 dan PPh 42
dengan jumlah Rp 133 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang
bayar
pajak lainnya,
dan sisanya
akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006
sebesar Rp 780 juta. On April 27, 2010, MNI received SKPLB for
Corporate Income Tax amounting to Rp 905 million and SKPKB for VAT and Income Tax article 21, 23
and 42 totalling Rp 133 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and
the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 780
million.
Pada bulan April 2010, CTPI menerima SKPKB untuk semua jenis pajak tahun 2008, dengan
jumlah pajak kurang bayar sebesar Rp 16.027 juta. CTPI telah mengajukan keberatan atas
liabilitas pajak tersebut dan sampai dengan tanggal
penerbitan laporan
keuangan konsolidasian, keberatan masih dalam proses.
On April 2010, CTPI received SKPKB covering all 2008 taxes, with total underpayment of Rp 16,027
million. CTPI filed an Objection Letter and as of the issuance date of these consolidated financial
statements, the objection is still in process.
Pada tanggal 27 Maret 2009, MNI memperoleh SKPLB PPh Badan untuk tahun buku 2007
sebesar Rp 686 juta dan SKPKB Pajak Pertambahan Nilai PPN, PPh pasal 21 dan PPh
pasal 23 dengan jumlah Rp 123 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi
kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006.
Pada tanggal 31 Agustus 2009, MNI mengajukan permohonan banding atas SKPKB PPN tahun
2006 sebesar Rp 1.885 juta dan sampai dengan tanggal
penerbitan laporan
keuangan konsolidasian, MNI belum menerima keputusan
apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
On March 27, 2009, MNI received SKPLB for corporate income tax for the year 2007 amounting
to Rp 686 million, and SKPKB for VAT and income tax article 21 and 23 totalling Rp 123 million. The
overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be
compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006. On August 31, 2009, MNI filed an appeal
letter on SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 1,885 million and as of the
issuance date of these consolidated financial statements, MNI has not yet received any decision
from the Tax Service Office.