113 siswa juga diikuti kenaikan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak minimal 75 dari jumlah total siswa kelas X Multimedia. Dari hasil pre-test, hanya 10 siswa atau 31.25 yang mencapai KKM. Pada siklus I
jumlah siswa yang telah mencapai KKM meningkat menjadi 20 siswa atau 62.50. Dan pada siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat
menjadi 26 siswa atau sebanyak 81.25.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran make a match dapat meningkatkan
partisipasi dan hasil belajar siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 6 Purworejo pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Multimedia. Hal tersebut dibuktikan
dari hasil perolehan data partisipasi dan hasil belajar siswa yang menunjukkan peningkatan pada tiap siklusnya. Berdasarkan perolehan data dari hasil
penelitian tersebut, pembelajaran dengan menggunakan metode make a match perlu diterapkan sebagai variasi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di kelas.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami di kelas X Multimedia SMK Negeri 6 Purworejo adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di Lab Multimedia kurang memberikan keleluasaan bergerak bagi siswa karena banyaknya jumlah
komputer yang terdapat di dalam lab. Selain itu, penataan meja dan komputer yang permanen membuat peneliti sulit mengatur tata ruag agar
lebih luas dan nyaman untuk pelaksanaan penelitian. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan model pembelajaran make a
match untuk mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Multimedia pada materi
114 teori, sehingga guru perlu mengkaji ulang kesesuaian antara model
pembelajaran make a match dengan materi yang akan disampaikan jika model tersebut akan diterapkan pada materi praktik atau materi lain.
3. Banyaknya siswa dalam satu kelas memberikan kesulitan tersendiri bagi guru dan peneliti dalam mengkondisikan siswa agar mengikuti pembelajaran
sebaik mungkin. 4. Jumlah observer yang tidak seimbang dengan jumlah siswa membuat
observer harus mengamati 10-11 siswa tiap observer sehingga data observasi kurang akurat.
5. Dibutuhkan waktu penelitian yang lebih lama daripada penelitian yang telah dilaksanakan ini, agar peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa dapat
lebih maksimal.
D. Saran