25
Meskipun pengertian yang diungkapkan para ahli sastra tentang unsur- unsur pembangun karya sastra itu berbeda-beda, tetapi dari segi isinya masih
banyak hal-hal yang sama. Perbedaan itu hanyalah dari segi kuantitas atau jumlah saja. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur instrinsik pembangun karya sastra cerpen secara umum meliputi tema dan amanat, alur, tokoh dan penokohan, latar, suasana cerita,
pusat pengisahan atau sudut pandang, dan gaya bahasa.
2.2.8.1.2.1 Alur
Seorang pengarang di dalam menyajikan karyanya tentu mempunyai tujuan agar karya ciptanya dapat diterima oleh pembaca secara mudah. Hal ini
akan tercapai apabila dalam cerita tersebut disusun menggunakan alur. Dengan alur, cerita pengarang mengajak pembaca untuk mengikuti rangkaian peristiwa
yang berlangsung dalam cerita tersebut. Alur menurut Aminuddin 2002:83 adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa, sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
Suharianto 1982:28 menyatakan bahwa alur atau plot adalah cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara berurutan dengan memperhatikan
hukum sebab-akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat dan utuh. Menurut Baribin 1985:61 alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian
dalam cerita yang disusun secara logis. Alur merupakan suatu jalan atau tempat lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus. Oleh sebab itu, suatu
kejadian dalam suatu cerita menjadi sebab-akibat kejadian yang lain. Kejadian atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya berupa perilaku yang tampak seperti
26
pembicaraan atau gerak-gerik, tetapi juga menyangkut perubahan tingkah laku tokoh yang bersifat non fisik, seperti perubahan cara berpikir, sikap, kepribadian,
dan lain sebagainya. Keterjalinan kejadian-kejadian dalam suatu cerita disusun secara padu dan
utuh. Suharianto 1982:28-29 mengemukakan bahwa plot atau alur cerita biasanya terdiri dari lima bagian yaitu:pemaparan atau pendahuluan,
penggawatan, penanjakan, puncak atau klimaks, dan peleraian. Adapun penyusunan bagian-bagian plot atau alur cerita tersebut dapat dibedakan menjadi
alur lurus, alur sorot balik flash back dan alur gabungan. Dalam penyusunan bagian-bagian plot atau alur cerita dapat dikatakan alur
lurus apabila cerita tersebut disusun mulai kejadian awal, diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya dan berakhir dengan pemecahan permasalahan.
Sedangkan alur sorot balik cara menyusun ceritanya dimulai dari bagian akhir dan bergerak ke muka menuju titik awal cerita. Adapun alur gabungan merupakan
perpaduan antara alur lurus dan sebagian alur sorot balik, tetapi keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah
cerita yang terpisah. Jika dilihat dari berpadu atau tidaknya alur dalam suatu cerita dapat
dikatakan alur rapat apabila dalam cerita tersebut hanya terdapat alur atau perkembangan cerita yang hanya terpusat pada suatu tokoh. Dapat dikatakan alur
renggang apabila dalam cerita tersebut selain ada perkembangan cerita yang berkisar pada tokoh utama ada pula perkembangan cerita tokoh-tokoh lain.
27
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disebutkan bahwa alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang menunjukkan hubungan sebab-akibat, sehingga
merupakan satu kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
2.2.8.1.2.2 Tokoh dan Penokohan