46
disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan sentral yang mendasari sebuah cerita fiksi.
2.2.9.4.2.2 Amanat
Menurut Sudjiman 1988:57 amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita itu diberikan jalan
keluarnya oleh pengarang maka jalan keluar itulah yang disebut amanat. Amanat dalam karya sastra oleh pengarang dapat disampaikan secara eksplisit maupun
implisit. Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya, berkenaan
dengan gagasan yang mendasari cerita. Implisit, jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir.
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Esten 2000:22. Esten menjelaskan bahwa amanat itu adalah pemecahan suatu tema. Di dalam amanat
terlihat pandangan hidup dan cita-cita pengarang. Jadi, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca.
2.2.9.4.2.3 Alur
Unsur yang sangat menonjol dalam sebuah karya fiksi adalah jalannya cerita. Fiksi dimulai dengan menceritakan suatu keadaan. Keadaan itu mengalami
perkembangan dan pada akhirnya ditutup dengan sebuah penyelesaian, dan itulah yang dinamakan plot. Plot adalah dasar atau alasan yang menyebabkan terjadinya
perkembangan cerita Sumardjo1986:55.
47
Baribin 1985:61 menjelaskan bahwa alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Dalam pengertian ini,
alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang tidak terputus-putus. Sudjiman 1988:29 juga menjelaskan bahwa dalam sebuah cerita
rekaan, berbagai peristiwa disajikan dalam urutan tertentu dan peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita yang disebut alur.
Pengertian alur dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita Amnuddin 2002:83. Menurut Sayuti 2002:31 plot atau alur fiksi hendaknya diartikan tidak
hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu, tetapi juga merupakan penyusunan yang dilakukan oleh
penulisnya mengenai peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan- hubungan kausalitasnya. Stanton dalam Nurgiyantoro 2002:113 juga
mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Alur atau plot ialah cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara
beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh Suharianto 2005:18.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa plot adalah rangkaian atau jalinan peristiwa yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi.
48
2.2.9.4.2.4 Tokoh dan Penokohan