Setting atau Latar Unsur-unsur Pembangun Cerita Rakyat

50 Kesimpulan dari uraian tersebut yaitu bahwa sudut pandang merupakan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memposisikan dirinya untuk menceritakan para pelaku yang terdapat dalam karya fiksinya.

2.2.9.4.2.6 Setting atau Latar

Latar atau landas tumpu setting cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi Baribin 1985:63. Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati. Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah. Dalam bukunya yang berjudul Memahami Cerita Rekaan, Sudjiman 1988:44 mengatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita. Setting atau latar yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita Suharianto 2005:22. Karena manusia atau tokoh cerita itu tidak pernah dapat lepas dari ruang dan waktu, maka tidak mungkin ada cerita tanpa latar atau setting. Kegunaan latar atau setting dalam cerita, biasanya bukan hanya sekedar sebagai petunjuk kapan dan di mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai- nilai yang ingin diungkapkan pengarang melalui ceritanya tersebut. Waktu terjadinya cerita dapat semasa dengan kehidupan pembaca dan dapat pula sekian bulan, tahun atau abad yang lalu. Tempatnya dapat di suatu desa, kantor, kota, daerah, bahkan negara mana saja. Aminuddin 2002:67 menjelaskan bahwa setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki 51 fungsi fisikal dan fungsi psikologis sehingga setting pun mampu menuansakan makna tertentu serta mampu menciptakan suasana-suasana tertentu yang menggerakkan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya. Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 2002:216. Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan-penjelasan tersebut yaitu bahwa latar adalah segala keterangan mengenai ruang, waktu, suasana, dan tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MENGGUNAKAN MEDIA FEATURE PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR BANJARNEGARA

0 3 194

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TAYANGAN KEHIDUPAN SOSIAL ORANG ORANG PINGGIRAN SISWA KELAS X 6 SMA N 1 JAKENAN

1 22 341

PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH SALATIGA

1 20 173

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta Tahun A

0 2 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS X-8 SMA ISLAM SULTAN AGUNG I SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS X SMA.

0 2 155

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS X SMA.

3 20 198

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN BERMAIN IMAJINASI DAN MIND MAP PADA SISWA KELAS X SMA SMART EKSELENSIA INDONESIA

0 0 11