90
4.1.2.2.4 Hasil Dokumensi Foto
Pada siklus I ini dokumentasi foto yang diambil meliputi kegiatan siswa awal pembelajaran, kegiatan siswa saat membaca dan mengamati cerita rakyat,
dan kegiatan siswa pada saat mengerjakan tugas dari guru untuk menulis cerita pendek berdasarkan cerita rakyat. Deskripsi gambar pada siklus I selengkapnya
dipaparkan berikut ini.
Gambar 1. Kegiatan Siswa Awal Pembelajaran
Gambar 1 di atas dimulai dengan kegiatan awal pembelajaran yaitu guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari itu. Setelah itu guru membagikan cerita rakyat kepada siswa dan guru meminta siswa untuk membaca dan mengamati cerita rakyat
tersebut. Kegiatan tersebut terlihat pada gambar 2 berikut ini.
91
Gambar 2. Kegiatan Siswa pada Saat Membaca dan Mengamati Cerita Rakyat
Gambar 2 di atas menunjukkan kegiatan siswa pada saat membaca dan mengamati cerita rakyat pada siklus I. Setelah siswa membaca dan mengamati
cerita rakyat, guru menyuruh siswa membuat cerita pendek. Kegiatan tersebut terlihat pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Kegiatan Siswa pada Saat Mengerjakan Tugas dari Guru yaitu Menulis Cerita Pendek.
92
Gambar 3 di atas menunjukkan kegiatan siswa pada saat mengerjakan tugas individu menulis cerita pendek berdasarkan cerita rakyat pada siklus I. Guru
menyuruh siswa untuk menulis cerita pendek berdasarkan cerita rakyat dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Siswa terlihat senang, santai dan rileks dan
tidak menegangkan.
4.1.2.3 Refleksi siklus I
Prestasi yang dicapai siswa dalam hal menulis cerita pendek pada siswa kelas X-8 SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang pada umumnya sudah cukup
baik. Meskipun nilai rata-rata pada prasiklus baru mencapai 59 dan belum memenuhi target yang telah ditentukan pada siklus I dan siklus II yaitu sebesar
70,00. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat agar prestasi siswa dapat ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Untuk kesempatan kali ini, guru peneliti menggunakan model pembelajaran berdasarkan cerita rakyat dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
Pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan cerita rakyat pada siklus I kurang berjalan sesuai dengan
harapan guru. Guru merasa belum puas dengan hasil yang dicapai pada pembelajaran siklusi I ini. Hal ini karena pencapaian nilai siswa yang belum mencapai target yang
telah ditetapkan pada siklus I dan siklus II yaitu sebesar 70,00. Nilai yang dicapai siswa pada siklus I baru mencapai 68 dan berkategori cukup baik. Situasi dan suasana
saat pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terkendali dengan baik. Meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut sangat kurang, siswa dapat
mengumpulkan tugas tersebut dengan tepat waktu.
93
Selain itu, masih ada siswa yang berperilaku negatif, misalnya masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan materi didepan kelas,
siswa asyik berbicara sendiri atau mengobrol dengan temannya, mainan HP, mondar mandir di dalam kelas, mengantuk atau melamun, dan sebagainya.
Perilaku negatif yang ditunjukkan siswa ini mengakibatkan pembelajaran menulis cerita pendek kurang berjalan dengan lancar dan hasil yang diperoleh juga belum
kelihatan memuaskan. Selanjutnya, masalah yang dihadapi siswa dalam menulis cerita pendek
adalah tentang ejaan dan tanda baca yang masih salah, pemilihan kata atau diksi yang kurang sesuai.
Guna mencapai pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh guru peneliti, maka kesulitan-kesulitan tersebut kiranya harus dicari jalan keluarnya
untuk bisa diterapkan pada pembelajaran selanjutnya. Hal-hal yang dilakukan guru berkenaan dengan upaya perbaikan untuk bisa diterapkan pada pembelajaran
selanjutnya, yaitu 1 guru memberikan motivasi pada siswa dengan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih santai sehingga siswa merasa senang untuk
mengikuti pembelajaran, 2 guru membebaskan siswa dalam menulis cerita pendek tetapi temanya masih sama dengan cerita rakyat yang diberikan, 3 guru
menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis cerita pendek sehingga siswa menjadi lebih paham. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan
dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis cerita pendek pada siklus berikutnya.
94
4.1.3 Hasil Penelitian siklus II