41 7
Siswa berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya tentang apa yang didapatnya selama mengamati dan melakukan
percobaan media tiga dimensi benda model. Saat berdiskusi, siswa akan aktif secara lisan.
8 Siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil temuan
kelompoknya dari penggunaan media tiga dimensi benda model 9
Siswa diberi kesempatan untuk merangkum dan mencatat materi yang telah dipelajari. Saat siswa merangkum dan mencatat materi yang telah
dipelajari, siswa akan aktif menulis. 10
Memberi penjelasan tentang manfaat yang diperoleh oleh siswa melalui penggunaan media tiga dimensi benda model pada materi gunung api.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA pada hakikatnya mengkaji tentang gejala alam. Gejala alam yang dibahas dalam mata pelajaran IPA akan lebih mudah dipahami oleh
siswa jika disajikan sesuai dengan objeknya. Guru tidak hanya sekedar mengajarkan teori semata, tapi melibatkan siswa secara langsung untuk
memecahkan masalah dari suatu objek. sehingga siswa akan memperoleh pengalaman langsung dari masalah yang telah dipecahkannya. Dalam beberapa
kondisi, pembelajaran IPA tidak memungkinkan siswa untuk mengalami secara langsung terhadap objek nyata karena beberapa alasan tertentu. Ketika guru
mengalami kondisi seperti ini, maka guru bisa menggunakan media pembelajaran .
42 Media pembelajaran harapannyatidak hanya sekedar diamati oleh siswa,
tapi mampu meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran yang mampu meningkatkan
aktivitas belajar akan lebih menyenangkan dan tidak monoton.Media pembelajaran juga mampu membantu guru untuk menyampaikan materi yang
objeknya susah didapatkan, terlalu jauh, terlalu berbahaya atau beberapa pertimbangan lainnya. Ketika mengalami hal tersebut, maka penggunaan media
pembelajaran merupakan solusinya. Ada beberapa materi pelajaran yang harus dipertimbangkan jika
membawa siswa secara langsung pada objek aslinya. Seperti materi gunung api, tentu saja sangat berbahaya dan banyak pertimbangan lainnya. Oleh karena itu,
guru bisa menggunakan media tiga dimensi berupa tiruanmodel dari gunung api yang sesuai dengan objek aslinya. Siswa akan merasa seperti sedang mengalami
dan melihat objek aslinya. Selain itu, siswa bisa melakukan percobaan melalui media tiga dimensi yang akan meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas.
Sehingga pembelajaran di kelas semakin aktif dan menyenangkan melalui penggunaan media tiga dimensi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
G. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan sebuah rumusan yang memuat usulan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Berdasarkan kajian teori di atas
maka peneliti dapat mengambil hipotesis penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA materi gunung api pada
siswa kelas VB SD Krapyak Wetan, Sewon, Bantul.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dave Ebbutt Zainal Arifin, 2011: 97 menjelaskan, penelitian tindakan kelas
adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan guru melalui
tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas VB SD
Krapyak Wetan, Sewon, Bantul. Kolaborasi sangat penting dilakukan dalam PTK agar memperolah
hasil yang lebih baik. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Kemmis dan McTaggart Zainal Arifin, 2011: 106 bahwa a penelitian tindakan yang
sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, b PTK
kolaboratif dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara kritis, refleksi demokratis dan dialogis, c
optimalisasi fungsi PTK kolaboratif dapat mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua oranga yang terlibat dalam situasi terkait, dan d
pengaruh langsung hasil PTK kolaboratif kepad guru dan peserta didik serta pada situasi dan kondisi yang ada.
Guru dan peneliti berkolaborasi dalam memantau kegiatan pembelajaran, mulai dari awal perencanaan pembelajaran dan menentukan