Belajar Mengajar IPA Hakekat Pembelajaran IPA

10 kerja, cara berpikir dan cara untuk memecahkan masalah. Winaputra Usman Samatowa, 2010: 3 mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Usman Samatowa 2010: 3 mengemukakan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang: a. Mempunyai objek b. Menggunakan metode ilmiah Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita ketahui bahwa, IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu objek pada Ilmu Pengetahuan Alam, membutuhkan metode-metode ilmiah dalam memecahkan masalah IPA. Sehingga, pemecahan masalah dalam IPA membutuhkan cara kerja, cara berpikir dan cara bersikap yang ilmiah.

2. Hakekat Pembelajaran IPA

a. Belajar Mengajar IPA

Proses belajar mengajar dalam pembelajaran IPA. Istilah lain yang sering dipakai adalah kegiatan belajar mengajar. Dalam kedua istilah tersebut kita melihat adanya dua proses kegiatan. Ada kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Hergenhahn dan Olson Patta Bundu, 2006: 14 mengemukakan lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan belajar, yaitu: 1 belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, 2 perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, 3 11 perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar, 4 perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman dan latihan, dan 5 pengalaman dan latihan harus diberi penguatan. Santrock dan Yussen Sugihartono, dkk 2012: 74 mendefisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Berdasarkan pendapat di atas, inti dari belajar adalah perubahan tingkah laku. Harapannya, setelah siswa mengalami proses belajar, akan ada perubahan tingkah laku. Meskipun perubahan tingkah laku tersebut tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar. Akan tetapi, perubahan tingkah laku dapat diperoleh dengan pengalaman belajar dan latihan yang dilakukan secara terus-menerus. Karena belajar merupakan suatu proses berlangsung sepanjang hayat manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Arief S. Sadiman, dkk 2011: 2 belajar adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Dengan latihan yang dilakukan sepanjang hayat, maka perubahan tingkah laku dapat bersifat menetap. Istilah kedua yaitu mengajar. Seseorang yang mengajar biasa disebut sebagai guru, dosen, pelatih, instruktur, atau mentor. Wina Sanjaya 2011: 99 berpendapat bahwa mengajar tidak ditentukan oleh oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. 12 Proses pembelajaran seperti ini biasa disebut Student Centered mengajar yang berorientasi atau berpusat pada siswa. Mengajar yang berorientasi pada siswa sangat cocok diterapkan dalam mata pelajaran IPA. Kita ketahui bahwa, dalam pembelajaran IPA siswa diperlukan untuk bekerja, berpikir dan memecahkan masalah. Mengajar dengan berpusat pada siswa akan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Sehingga siswa mampu bekerja, berpikir dan memecahkan masalah dengan gaya belajarnya sendiri ketika guru mengajar dengan berpusat pada siswa. Pada tingkat sekolah, IPA diajarkan di Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA dan sekolah yang setara SD, SMP, dan SMA lainnya. Pembelajaran IPA di SMP dan SMA sudah dipecah-pecah lagi menjadi beberapa bagian yaitu, Biologi, Fisika untuk SMP, Fisika, Biologi dan Kimia untuk SMA. Penelitian ini hanya membahas tentang pembelajaran IPA untuk sekolah dasar. Sehingga pembelajaran IPA yang dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar yang menjadi sasaran penelitian ini yaitu SD Krapyak Wetan, Sewon, Bantul. 13

b. IPA untuk Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 7 166

Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa.

2 9 166

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SD N 1 Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas V SD N 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SD N 1 Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas V SD N 1 Jepang Kudus Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 12

PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG.

0 2 32

PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS VA SD NEGERI 1 BLUNYAHAN, SEWON, BANTUL.

0 1 156

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS 3 SDN SAWIT SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 8 123

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD KRAPYAK WETAN SEWON BANTUL.

4 17 167

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD KRAPYAK WETAN.

0 2 143

FUNGSI PERPUSTAKAAN DALAM MEMBINA MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI KRAPYAK WETAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

0 0 132