1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan diproses dari biji tanaman kopi yang digongseng
1
.Berdasarkan hasil dari blog Ali Nurdin Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal
dari benua Afrika.Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan. Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat
perhatian sepenuhnya pada tahun 1699, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik dan jenis tanaman kopi yang dibawa adalah
kopi arabika
2
Merurut wordpress, kopi ada 4 jenis, yaitu kopi arabika Coffea arabica, kopi robusta Coffea canephora, kopi liberika Coffea liberica dan kopi excelsa
Coffea dewevrei hanya saja di Indonesia yang dikenal hanya dua jenis saja yaitu jenis arabika dan robusta
.
3
Di wilayah Sumatera masuknya tanaman kopi di daerah pegunungan sekitar Aceh Tenggara dan Sidikalang
.
4
1
.
lalu menyebar ke beberapa daerah lain di wilayah Sumatera jenis tanaman kopi. Hasil produksi kopi Belanda yang ada di
http:trivalez.wordpress.com20080731pengertian-kopi
2
http:alinurdin-wongkitogalo.blogspot.com200911sejarah-perkembangan-tanaman-kopi- di_19.html
3
http:bundaeda.wordpress.com20100610asal-usul-jenis-kopi
4
. Sidikalang adalah Ibu Kota Kabupaten Dairi, yang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara dan merupakan produsen kopi Robusta terbesar di Sumatera Utara.
2 Indonesiadapat disalurkan ke negara-negara Eropa yang merupakan konsumen
terbesar kopi
5
Seperti kebanyakan wilayah di Sumatera,kopi arabika sudah banyak ditanam di sidikalang.Hal ini dapat dilihat dari kopi robusta sudah mulai banyak
ditinggalkan oleh banyak masyarakat dan menggantinya dengan tanaman kopi ateng
. Menanam kopi, menjadi pilihan banyak masyarakat di Indonesia,
khususnya untuk jenis kopi arabika. Kopi arabika jenis ateng menjadi pilihan banyak petani karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan kopi-kopi lain
yaitu proses penanaman hingga panennya hanya membutuhkan waktu ± 2tahun. Daerah-daerah yang menjadi penghasil kopi arabika antara lain; Sumatera Utara,
Aceh, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur dan lain sebagainya. Indonesia menjadi produsen ke-empat terbesar di dunia untuk penghasil kopi saat ini.
6
Kabupaten Dairi khususnya Sidikalang dahulunya sangat terkenal sebagai penghasil kopi yang berkualitas.Kopi Sidikalang adalah olahan dari kopi
robusta yang sampai saat ini masih diproduksi penduduk di Kabupaten Dairi, walaupun hanya tinggal sebagian kecil saja.Oleh sebabitu, kopi Sidikalang tidak
.Umumnya untuk tanaman kopi robusta yang dikelola petani kopi adalah tanaman kopi yang sudah cukup tua usia tanaman kopi robusta 10 tahun. Akan
tetapi, ada juga disebagian daerah yang memilih mempertahankan tanaman kopi robusta daripada menebangnya dan menggantinya dengan tanaman kopi ateng
maupuntanaman lain.
5
.
http:berontoseno.com?p=3
6
. kopi ateng merupakan kopi jenis arabika yang berasal dari Aceh Tenggara.
3 termasuk sebagai salah satu dari tujuh kopi terbaik Indonesia saat ini. Ketujuh
kopi terbaik saat iniyaitu ; Gayo Mountain Coffee dari dataran tinggi Takengon Aceh Tengah, Mandheling dan Lintong Coffee dari Sumatera Utara, Java Coffee
dari dataran tinggi Ijen Jawa Timur, TorajaKalosi Coffee dari dataran tinggi Tana Toraja Sulawesi Selatan, Bali Coffee dari dataran tinggi Kintamani Bali, Flores
Coffee dari dataran tinggi Manggarai Nusa Tenggara Timur, dan Balliem Highland Coffee dari dataran tinggi Jaya Wijaya, Irian Jaya.
7
Desa Polling Anak-anak, KecamatanSilima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi merupakan salah satu desa penghasil kopi robusta yang terbesar di
Kabupaten Dairi saat ini.Desa ini yang memiliki luas wilayah ±216 haHektar, ±25 hamasih merupakan pertanian kopi robusta serta terdapat ±100 ha tanaman
tumpang sari yang terdiri dari tanaman kopi, coklat, durian, kemiri dan lainnya Saat ini, hanya beberapa desa di beberapa kecamatan Kabupaten Dairi
yang penduduknya masih mengelolah pertanian kopi robusta. Adapun beberapa desa yang masih mengelolanya antara lain; Desa Parongil Kecamatan Silima
Pungga-pungga, Desa Sinar Pagi Kecamatan Pardomuan, Desa Laumil Kecamatan Tiga Lingga, Desa Polling Anak-anak Kecamatan Silima Pungga-
pungga dan beberapa desa lainnya.
8
Penduduk Desa Polling Anak-anak, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi mayoritas bermatapencarian sebagai petani.Di desa tersebut
komoditi utama yang dihasilkan adalah; kopi, coklat, durian, kelapa, jagung, .
7
.
http:binaukm.com201006analisis-swot-dalam-usaha-budidaya-tanaman-kopi
8
. Data potensi Desa Polling Anak-anak
4 kemiri dan hasil tanaman palawija lainnya. Warga desa ini pada tahun 1980-an
hampir semua menanam kopi robusta, akan tetapi saat ini terlihat beberapa pola penanaman kopi robusta yang bervariasi. Beberapa warga tetap mempertahankan
tanaman kopi robusta di lahan pertaniannya, beberapa warga lain mengganti sebahagian kecil luas lahan kopi robustanya dan beberapa warga lainnya
mengganti relatif lebih luas tanaman kopi robustanya dengan tanaman lain.Fenomena ini menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti; mengapa mereka
tetap menyisakan lahan untuk tanaman kopi robusta walaupun hanya sebagian kecil dari luas lahan yang mereka punya 10 luas areal tanah masing-masing
warga, apakah tanaman kopi robusta memiliki nilai khusus bagi mereka, atau karenakopi robusta memiliki nilai historis dalam sejarah kehidupan warga di desa
ini, apa alasan mereka mempertahankan tanaman kopi robusta dan apa pula alasan mereka mengganti tanaman kopi robusta dengan tanaman lain ?
Keragaman pola tanam dalam satu lahan pertanian telah menjadi ketertarikan tersendiri di dalam penelitian Antropologi.Salah satu studi
Antropologi yang telah meneliti variasi pola tanam yaitu Purwanto 1998:69-82 yang melakukan penelitian terhadap variasi pola tanam pada pertanian padi
sawah. Purwanto menjelaskan bahwa terjadinya variasi pola tanam dalam satu areal lahan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:- faktor sosial; dimana petani
harus menyeragamkan tanaman padi yang ditanamnya dengan yang ditanam oleh kebanyakan petani lainnya, -faktor ekologis; dimana petani harus dapat memilih
tanaman padi apa yang cocok untuk kondisi iklim sekarang, misalnya untuk jenis padi lokal tidak membutuhkan jumlah air irigasi terlalu banyak sedangkan untuk
5 padi super membutuhkan jumlah air yang jauh lebih banyak dibandingkan untuk
padi lokal, -faktor situasional
Permasalahan yang muncul pada saat ini menyangkut budidaya tanaman kopi menarik perhatian banyak pihak.Saat ini permasalahan mengenai kopi sudah
mulai dikaji dengan menggunakan Analisis SWOT ; dimana keadaan petani menjadi penentu ketika
mereka harus menanam padi jenis apa, karena untuk menanam padi jenis super, petani harus menyediakan pupuk yang cukup banyak agar hasil produksi menjadi
maksimal, sedangkan untuk padi lokal, tidak membutuhkan pupuk dan rasanya juga lebih enak.
Penelitian diatas dapat menjadi acuan dalam penelitian variasi pola tanam kopi karena belum ada penelitian khusus mengenai variasi pola tanaman kopi.
Mungkin saja faktor penyebab terjadinya variasi pola tanam pada tanaman padi sawah belum tentu sama dengan variasi pola tanam pada tanaman kopi.
9
.Dimana hal yang paling utama dibahas menyangkut meningkatkan produksi kopi di pasar dunia serta
membudidayakan kopi yang berkualitas untuk meningkatkan kesejateraan para petani kopi.Keempat aspek dalam Analisis SWOT tersebut sangat penting dikaji,
dimana setiap aspek mempunyai potensi dalam meningkatkan produksi kopi, khususnya di tanah air
10
Permasalahan lain yang menarik dalam proses budidadaya kopi yaitu melihat karakteristik tanaman kopi dan pengaruh iklim terhadap produksi kopi.
Dimana dengan mengetahui karakteristik tanaman kopi tersebut dapat diketahui .
9
. SWOT singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities dan Threats atau dalam bahasa Indonesia yang berarti Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
10
.
http:binaukm.com201006analisis-swot-dalam-usaha-budidaya-tanaman-kopi
6 usia tanaman kopi dapat berproduksi secara maksimal, serta dengan perubahan
iklim yang tidak menentu seperti sekarang ini dapat mengakibatkan produksi kopi jadi terganggu. Untuk itu dibutuhkan upaya dari para petani kopi dalam merawat
dan menjaga agar hasil panen kopi tetap maksimal
11
Kedua tulisan di atas menyangkut proses pengelolaan kopi dan bagaimana kehidupan keluarga petani kopi secara sosial ekonomi. Sehingga penelitian yang
akan dilakukan menjadi menarik karena ada aspek yang lain yang dapat dilihat .
Dari permasalahan yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan-permasalahan di atas. Dimana pola-pola tanam dan alasan-alasan
petani kopi robusta mempertahankan, mengurangi luas tanaman kopi robustanya dan menggantinya dengan jenis-jenis tanaman lain menjadi fokus kajian ini.
Penelitian tentang kopi sudah cukup banyak dilakukan, seperti dalam Girsang 2009 membahas tentang kehidupan sosial ekonomi keluarga petani kopi
di Kabupaten Simalungun.Dimana aspek yang dikaji oleh Girsang menyangkut pola kehidupan petani kopi, sistem sosial petani kopi dan sistem ekonomi
keluarga petani kopi di desa tersebut. Selain itu, Istayah2001 membahas mengenai proses pengambilan keputusan untuk tetap mempertahankan
pengelolaan pertanian kopi di Desa Bandar Alam Lama, Kec. Muara Dua Kisam Kab.DKU Sumatera Selatan.Dimana menurut Istayah, dalam proses pengambilan
keputusan, petani dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu; permintaan pasar dan subsistensi, cuaca, pengetahuan, waktu, tenaga kerja, bibit dan modal kredit.
11
. http:binaukm.com201005karakteristik-tanaman-kopi-dalam-usaha-budidaya-tanaman-
kopi
7 pada petani kopi yang ada di Desa Polling Anak-anak yaitu mengapa muncul
keragaman pola bertanam kopi robusta di desa tersebut.
1.2. Rumusan Masalah