15
1.7. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif
15
15
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempeljari permasalahan-permasalahan dalam masyarakat, situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena Soejono dan Karmila 2007:16
. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan data kualitatif sebanyak mungkin yang merupakan data utama untuk menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas nantinya. Wawancara yang dilakukan menggambarkan kondisi kehidupan sosial masyarakat petani kopi yang di
Sidikalang, serta bagaimana proses pengelolaan lahan pertanian oleh petani kopi. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2006:4 mendefenisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati, dimana pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik atau menyeluruh.
1.7.1. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek secara langsung
maupun tidak langsung. Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejalah-gejalah yang diteliti dan dibantu
dengan alat dokumentasi gambar yaitu kamera. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi partisipasi, dimana peneliti hanya melihat aktivitas para petani
kopi dan tanaman apa saja yang ditanam petani serta variasi yang terjadi pada pola tanam petani kopi tetapi tidak menjadi petani kopi. Bernard Russell,1994: 137.
16 Tujuan penggunaan metode observasi ialah untuk melihat wujud konkrit
dari hasil kegiatan masyarakat Desa Poling Anak-anak kususnya dalam hal mengelola pertanian kopi mereka. Selain itu, tujuan utama observasi yang
digunakan adalah untuk melihat dan mendeskripsikan variasi pola tanaman kopi oleh masyarakat desa .
Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa bentuk variasi pola tanam kopi robusta di Desa Polling Anak-anak berbeda-beda antara petani.Petani memilih
pola variasi sesuai dengan keutuhan dan kemampuannya dalam mengelola lahan pertaniannya.Bentuk-bentuk variasi yang ada terlihat jelas di ladang warga,
dimana mereka mencampur beberapa jenis tanaman dalam satu areal lahan.Misalnya, dalam satu lahan terdapat kopi-coklat-durian, kemudian ada juga
kopi-cabai-durian dan percampuran lainnya. Nilai kopi juga bisa dilihat dengan melakukan observasi di ladang-ladang
warga, dimana seluruh warga yang ada di Desa Polling Anak-anak masih menyisahkan tanaman kopi robusta di ladangnya.Walaupun luas lahan untuk kopi
robusta berbeda-beda, ada yang luas dan ada yang sedikit.Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bagaimana peran kopi bagi warga Desa Polling Anak-anak
sehinnga mereka masih tatap mempertahankannya. Data lain yang dapat diperoleh dengan melakukan observasi ketika
mengamati pola pemukiman dan pola pertanian waga desa. Dari pola pemukiman kita dapat melihat tata ruang desa, keadaan penduduk dilihat berdasarkan tempat
tinggal, kondisi lingkungan sekitar desa dan tata ruang hutan desa.Untuk pola pertanian, dengan melakukan observasi dapat dilihat jenis-jenis tumbuhan yang
17 terdapat di desa, baik yang dimanfaatkan maupun yang tidak dimanfaatkan oleh
warga desa. Observasi juga penting sekali ketika melihat kegiatan pertanian kopi yang
dilakukan oleh warga Desa Polling Anak-anak yang meliputi tahap penanaman, perawatan, pemanenan dan pengolahan kopi menjadi biji yang siap untuk dijual.
Selain itu, dengan observasi dapat diketahui kondisi pohon kopi yang terkena penyakit maupun terserang hama dan bagaiman cara petani menanggulangi
membasmi hama tersebut. 1.7.2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan beberapa
pertanyaan dan yang diwawancarai yaitu orang orang yang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan Moleong, 1998: 115. Wawancara yang akan
dilakukan adalah wawancara mendalam deep interview, dimana pertanyaan akan berfokus kepada pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah yang
dilakukan secara berulag-ulang untuk menghidari kemungkinan informan berbohongRussell,1994. Penelitian ini juga akan menggunakan alat bantu yaitu
voice record dan catatan untuk mencatat hasil wawancara tersebut. Selama melakukan wawancara nantinya, peneliti harus dapat menciptakan
rapport yang baik antara peneliti dengan informan.Karena dengan adanya rapport yang baik maka informasidata yang diberikan oleh informan lebih jelas dan dapat
dipercaya.Hal ini juga dikatakan oleh Emmerson 1985:284 hubungan timbal-
18 balik dan kedekatan antara informan dengan peneliti sangat dibutukan dalam
melakukan wawancara. Kegunaan metode ini adalah untuk mendapatkan data ataupun informasi
yang dibutuhkan yang tidak dapat diperoleh dari melakukan observasi. Dalam hal ini, sesuai dengan masalah penelitian contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui
nilai-nilai apa saja yang terdapat pada kopi ataupun tanaman kopi bagi masyarakat Desa Polling Anak-anak, peneliti dapat menggunakan metode wawancara untuk
mendapatkan data yang lebih dalam dan lebih akurat. Wawancara ini sangat penting dalam penelitian ini, dimana ketika pada
awalnya peneliti datang ke desa, haruslah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke desa tersebut sekaligus meminta
izin kepada Kepala Desa.Ketika mewawancari Kepala Desa Polling Anak-anak yaitu Bapak M. Tambun, ternyata adalah petani kopi rousta.Dari wawancara awal
dengan Bapak M. Tambun, peneliti mendapat banyak data mengenai pertanian kopi di Desa Polling Anak-anak.Dari wawancara tersebut peneliti menentukan
bahwa Bapak M.Tambun adalah informan pangkal dalam penelitian ini. Wawancara berlanjut kepada warga-warga lain di Desa Polling Anak-anak
yang merupakan petani kopi robusta juga. Wawancara yang dilakukan peneliti secara berulang-ulang untuk menghidari adanya kebohongan data yang diberikan
informan serta dengan menggunakan teknik snow ball untuk mendapatkan data yang lebih dalam dan akurat.
Pada awalnya kendala yang dihadapi peneli pada saat wawancara adalah faktor bahasa.Dimana peneliti belum begitu menguasai bahasa daerah yaitu
19 Bahasa Toba yang biasa digunakan warga di Desa Polling Anak-anak.Setelah
tinggal dan berinteraksi dengan warga selama ±2 dua bulan, peneliti sudah bisa berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa toba dengan warga tetapi tidak
begitu lancar.Dengan mengetahui bahasa daerah tersebut, meneliti dapat mengetahui local knowledge dengan bahasa lokal oleh warga desa.
1.7.3. Studi Literatur Dalam penelitian ini, peneliti akan membutuhkan banyak literatur yang
berhubungan dengan masalah penelitian yaitu petani kopi, variasi tamaman campur dan yang lainnya yang sesuai dengan masalah penelitian. Karena
permasalahan yang peneliti ambil merupakan hasil atau upaya oleh masyarakat petani kopi dari waktu yang lampau sampai sekarang dalam upaya mereka
memenuhi kebutuhan hidup mereka serta hubungan mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Studi literatur ini dimaksudkan untuk kepentingan teori-teori yang relevan yang dijadikan landasan berfikir dalam melihat masalah yang akan diteliti, yang
akan diperoleh melalui buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, dan skripsi yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti. Selain itu data
skunder juga dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian seperti, data Kecamatan Silima Pungga-pungga dan data potensi Desa Polling Anak-anak.
1.7.4. Membangun Rapport Rapport hubungan baik antara peneliti dengan informan sangat
diperlukan ketika kita melakukan penelitian khususnya dengan metode kualitatif. Dimana dengan adanya rapport maka data yang diperoleh peneliti akan lebih
20 “kaya” dan akurat. Karena dengan terjalinnya rapport maka kemungkinan
pemboongan informasi yang diberikan informan kepada peneliti akan lebih kecil. Hal tersebut juga terjalin ketika peneliti melakukan penelitia di Desa Polling
Anak-anak. Pada saat melakukan penelitian tentang variasi pola tanam kopi robusta di
Desa Polling Anak-anak, merupakan kali pertama peneliti datang ke Sidikalang. Awalnya peneliti ingin meneliti kopi robusta di Kota Sidikalang, akan tetapi di
Kota Sidikalang pohon kopi robusta sudah hampir habis, kalaupun ada hanya sisa- sisa yang dahulu dan hanya beberapa batang saja. Karena warga di Kota
Sidikalang sudah mengganti kopi robusta dengan tanaman lain sejak tahun 1990- an. Sekarang ini justru kopi ateng yang menjadi dominan dikelola warga di Kota
Sidikalang. Mengetahui hal tersebut, peneliti pergi ke Kantor Camat Sidikalang dan
menanyakan kepada pegawai di kecamatan tersebut dimana daerah yang masih banyak tanaman kopi robusta. Dari pegawai kantor camat tersebut peneliti
mendapat 3tiga pilihan yaitu Kecamatan Sumbul, Kecamatan Lae Parira dan Kecamatan Silima Pungga-pungga. Akhirnya peneliti memilih untuk pergi ke
Kecamatan Silima Pungga-pungga untuk mencari desa mana yang akan menjadi lokasi penelitian.
Pertama sampai ke Kantor Camat Silima Pungga-pungga saya langsung bertemu dengan Bapak SianturiCamat Silima Pungga-pungga. Peneliti disambut
dengan ramah dan peneliti segera menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke kecamatan ini.Setelah menjelaskan maksud dan tujuan si peneliti, Bapak
21 Sianturi memberi tahu desa-desa di Kecamatan Silima Pungga-pungga yang masih
banyak tanaman kopi robusta. Desa-desa yang disebutkan Bapak Sianturi antara lain; Desa Sirata, Desa Siboras, Desa Bonian dan Desa Polling Anak-anak. Ketika
peneliti sedang berbincang dengan Bapak Sianturi, tiba-tiba Bapak M. TambunKepala Desa Polling Anak-anak datang untuk menyerahkan berkas
laporan yang diminta oleh Bapak Sianturi. Kemudian Bapak Sianturi memperkenalkan saya kepada Bapak M.
Tambun tersebut sekaligus menanyakan sesuatu kepada Bapak M.Tambun tersebut dengan menggunakan bahasa Toba ate, godang dope kopi di huta muna
?dan selanjutnya mereka berdua berbincang sejenak dan kemudian Bapak Sianturi mengatakan kepada peneliti untuk melakukan penelitian ke Desa Polling Anak-
anak saja, karena kebetulan Kepala Desanya sedang disini. Mendengar hal tersebut, peneliti segera menyetujui hal tersebut dan kemudian peneliti
melanjutkan berbincang dengan Bapak M. Tambun. Setelah mendapatkan desa yang akan menjadi lokasi penelitiannya,
peneliti pamit pulang ke Medan kepada Bapak M. Tambun dan Bapak Sianturi. Peneliti juga menyampaikan bahwa 2dua minggu kemudian, peneliti akan
kembali ke Desa Polling Anak-anak untuk melakukan penelitian. Mendengar hal tersebut, Bapak M. Tambun menyetujui hal tersebut dan sipeneliti pulang ke
Medan sore hari dan sampai di Medan malam hari. Pada pemberitahuan terakhir, peneliti akan kembali ke Desa Polling Anak-anak 2dua minggu kemudian, akan
tetapi karena ada sedikit kendala akhirnya setelah 3tiga minggu peneliti kembali
22 datang ke Desa Polling Anak-anak dan mulai melakukan penelitian di desa
tersebut. Setelah menempuh perjalanan darat selama 6enam jam, sampailah
peneliti di Desa Polling Anak-anak.Peneliti segera menuju rumah Bapak M. Tambun selaku Kepala Desa. Ternyata pada saat peneliti sampai di rumah Bapak
M. Tambun, kondisi Bapak M. Tambun ternyata sedang demam, sehingga dia tidak pergi ke Kantor Balai Desa maupun ke Kantor Camat. Selanjutnya peneliti
berbincang dengan Bapak M. Tambun sampai sore hari. Kemudian Bapak M. Tambun bertanya kepada peneliti “jadi rencana mau nginap dimana selama
penelitian?”. Peneliti bigung menjawab apa, dan segera peneliti berkata, “itulah pak yang saya masih belum tahu”. Mendengar jawaban dari si peneliti tersebut,
Bapak M. Tambun menawarkan untuk tinggal dirumahnya, tetapi tidak ada kamar yang kosong.Mendengar hal tersebut, penelitipun segera menyetujui tawaran
tersebut dan berkata, “tidak apa-apa pak, saya bisa kok tidur di ruang tamu.” Penelitian berjalan dari hari kehari selama berbulan-bulan dan si peneliti
memperoleh banyak pengetahuan dan hal-hal baru yang sangat berguna bagi peneliti.Selain mendapat pengetahuan dan data untuk menyelesaikan penelitian
ini, si peneliti juga mendapatkan pengalaman tentang hidup yang sangat berharga.Karena, pengalaman ini tidak dapat diperolehnya dalam kuliah di
kampus tetapi disa didapat dari penelitian ini. Peneliti dianggap seperti saudara bahkan keluarga dekat oleh beberapa
warga di Desa Polling Anak-anak.Hal ini mungkin karena interaksi yang begitu rutin antara peneliti dengan warga di desa ini. Terutama kepada keluaraga Bapak
23 M. Tambun dan Keluarga Bapak E. Tambun, kedua keluarga tersebut sudah
menganggap saya seperti bagian dari keluarga mereka, kerena si peneliti biasa tinggal dan bermalan kalau tidak dirumah Bapak M. Tambun pasti di rumah
Bapak E. Tambun. Keluarga Bapak M. Tambun memiliki 2dua orang anak, yang sulung
duduk di Kelas I SMP dan yang bungsu duduk di Kelas II SD. Kedua anak tersebut sangat baik dan mereka menganggap saya sebagai abang kandung
mereka.Hampir tiap malam peneliti mengejari kedua anak tersebut belajar, dan terkadang kedua anak tersebut menemani si peneliti tidur di ruang tamu. Begitu
juga dengan keluarga Bapak E. Tambun yang memiliki 5lima orang anak, mereka juga menganggap si peneliti seperti abang mereka. Rasa kekeluargaan
yang diberika kedu keluarga tersebut kepada sipeneliti membuat terjalin ikatan kekeluargaan yang baik antara peneliti dengan informan.
Rapport yang terjalin dengan baik antara peneliti denan informan terlihat jelas dari aktivitas yang dilakukan peneliti ketika mewawancarai informan-
informan.Dimana informan member informasi dan data kepada peneliti sebelum peneliti menanyakannya.Wawancara yang berlangsung biasanya santai dan tidak
berstruktur, karena topic perbincangan anatara peneliti dan informan tidak hanya seputar masalah penelitian saja, tetapi bisa sampai ke “curhat”.
Begitu banyak pengalaman dan hal-hal yang menarik yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di Desa Polling Anak-anak.Hal tersebut
membuat si peneliti ingin kebali ke Desa Polling Anak-anak suatu saat nanti untuk membalas kebaikan yang mereka bagikan kepada peneliti ketika sedang berada
24 disana. Karena ketika ingin pulang dari Desa Polling Anak-anak si peneliti ingin
memberi sedikit uanghitung-hitung uang makan selama tinggal di rumah Bapak M. Tambun dan di rumah Bapak E. Tambun si peneliti malah dimarahi oleh
kedua keluarga tersebut. Kedua Babaktersebut berkata “banyak rupanya uangmu ?kalau kau berhasil dan sukses, datang saja lagi ke kampung ini, itu sudah lebih
dari cukup buat kami.” Ketika mendengar kata-kata itu, si peneliti begitu terharu dan merasa sangat bahagia karena sudah mendapat tambahan keluarga baru.
Peneliti berjaji dalam hati untuk kembali ke desa itu dan mengcapkan terima kasih kepada seluruh warga di Desa Polling Anak-anak, khususnya kepada
keluarga Bapak M. Tambun dan Keluarga Bapak E. Tambun. Jasa ban kebaikan mereka kepada peneliti selama di Desa Polling Anak-anak tidak ternilai harganya.
Serta, penelitian ini bisa selesai karna berkat mereka juga.
1.8. Analisis Data
Analisis data merupakan proses untuk mengatur dan mengkategorikan data-data yang didapat dilapangan field note. Hasil data yang sudah terkumpul
kemudian akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, atau lebih jelasnya lagi dengan menggunakan metode kognitif yang menganalisis data secara folk
taxonomi atau pengklasifikasian.Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang berisi hasil wawancara dan observasi. Setelah proses tersebut, langkah
selanjutnya adalah membuat laporan yang berisikan inti atau rangkuman dari hasil penelitian.
25 Data yang telah dirangkum kemudian dibuat suatu pengkategorian-
pengkategorian data yang telah dikumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan referensi ataupun teori yang kita gunakan. Pengkategorian ini akan
memudahkan peneliti dalam menganalisa data dan penulisan laporan penelitian. Bentuk laporan ini merupakan hasil akhir penelitian.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Identifkasi Desa