Jenis tanaman yang ada pada periode ini mulai bertambah seperti padi dan ubi dan ada pula yang berkurang seperti kayu modang.Masyarakat umumnya
mulai mengganti tanaman yang mereka nilai kurang bermanfaat dengan tanaman yang lebih bermanfaat seperti kopi dan durian. Untuk jelasnya, jenis tanaman
yang tumbuh pada periode ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2. Jenis tanaman di Desa Polling Anak-anak periode tahun 1940-1969
No Nama lokal bahasa pak-
paktoba Bahasa indonesia
Bahasa latin 1
Durian Durian
Durio zibethinus 2
Singgolom Nilam
Pogostemon cablin 3
Kacang Tano Kacang Tanah
Arachis hypogaea 4
Sibua Padi
Oryza sativa 5
Kopi Kopi Robusta
Coffea canephora 6
Ambacang Kueni
Mangifera indica 7
Tusam pinus
Casuarina equisetifolia 8
Gadong hau Ubi Kayu
Manihot esculenta
Sumber: Wawancara dengan warga, November 2011 dan hasil penelususan interne untuk bahasa latin.
3.1.3. Periodesasi Pertanian Tahun 1970-1989
Pada periode ini, penduduk desa semakin meningkatkan budidayatanaman palawija seperti jagung, padi, kacang-kacangan dan sayur-sayuran dimana yang
awalnya warga menanam palawija untuk kebutuhan sehari-hari, kini lebih untuk dijual.Beberapa warga menyebutkan, awalnya mereka menanam tanaman palawija
hanya untuk dikomsumsi sendiri dan untuk bahan pangan kepada ternak mereka.Perkembangan tanaman palawija di desa ini juga terbilang cukup cepat
dimana pada awalnya hanya beberapa warga yang mulai menanam tanaman palawija di desa ini, namun lama-kelamaan warga yang menanam tanaman
palawija semakin bertambah.seperti yang diungkapkan Ibu P. Manurung58 tahun;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Awalnya kami nanam padi satu petak, lalu dua petak dan terus bertambah.Begitu juga dengan jagung dan ubi, awalnya tujuannya untuk makanan ayam dan babi
sajanya itu, tapi lama-lama makin naik harga jagung, makanya kami perluas ladang jagung kami agar hasil panenya bisa dijual.Tapi kalau untuk sayur- sayuran memang
untuk kebutuhan sehari-hari saja karena lahan untuk sayur tumpang sarinya kami buat.”
Perkembangan tanaman palawija didesa ini tidak terlepas dari kemerosotan harga kopi di tahun 1987.Kondisi petani merasa sangat marah dan kecewa karena
harga kopi menurun sangat drastis menjadi momentum paningkatan untuk komoditi palawija khususnya jagung dan kacang-kacangan. Dimana peran
tanaman palawija adalah sbagai pengganti tanaman kopi yang mulai ditinggalkan pada saat itu, Seperti yang dikatakan oleh Bapak K. Panjaitan52 tahun;
“Waktu tahun 1987 harga kopi benar-benar anjlok, harganya pada tahun itu sampai Rp. 400Kg. padahal tahun 1985-1986 adalah harga tertinggi kopi yang pada kurun
dua tahun itu harga kopi di ksaran harga Rp.2.000-Rp.4.000 Kg. Bagi warga yang punya pohon nilam cukup terbantu karena mulai tuahun 1980-an mulai banyak juga
warga yang menanam nilam dan harga jual nilam juga cukup tinggi. Bagi yang ngak punya nilam, mau ngak mau kami harus menanam tanaman yang cepat untuk
dipanen, agar hasilnya bisa dijual untuk membayar hutang.padi, jagung dan kacanglah dipilih warga untuk ditanam karena cepat panennya.”
Petani mulai mengganti tanaman kopi mereka dengan tanaman palawija. Petani menebang habis pohon kopi hingga hanya menyisakan batang bawahnya
saja atau dalam bahasa setempat disebut dengandirabastebang habis. Kemudian petani mulai menanam nilam dan palawija dilahan kopi yang sudah
dirabas.Sebagian dari petani tidak merabas pohon kopi mereka, tetapi hanya manaba sambolatebang tengah. Menurut petani manaba sambola pohon kopi
ditujukan untuk peremajaan kopi, karena nantinya akan muncul cabang-cabang baru. Cabang kopi muncul dan akan kembali berbuah dalam waktu ±2tahun dari
saat ditaba sambola. Sambil menunggu kopi berbuah petani bisa menanam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tanaman palawijanyaseperti: jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan nilam di ladang kopi tersebut.Kedua hal diatas yang membuat palawija sebagai tanaman
pengganti kopi oleh sebagian petani dan sebagian petani lainnya menjadikan palawija sebagai tanaman tumpang sari.
Perkembangan penduduk pada periode ini memnyebabkan kebutuhan terhadap lahan pertanian semakin tinggi.Beberapa warga mulai membuka lahan
baru untuk ditanami palawija di wilayah Dusun Huta Ginjang bagian barat Desa Polling Anak-anak. Walaupun Dusun Huta Ginjang tidak terlalu datar dan
topografi yang tinggi-rendah dan disebut masyarakat dengan lombang
31
31
. Dalam bahasa setempat berarti jurang.
, warga tetap membuka lahan di wilayah itu karena keterbatasan lahan.Masyarakat
menanam berbagai jenis tanaman pada satu lahan yang ada karena pada saat itu tidak ada harga komoditi yang menonjol, sehingga warga memilih mencampur
tanaman. Jenis tanaman yang ada pada periode ini semakin bertambah, misalnya
nilam dan tanaman palawija jagung dan kacang-kacangan. Jenis tanaman yang ditanam pada periode ini dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.3. Jenis tanaman di Desa Polling Anak-anakperiode tahun 1970-1989
. No
Nama lokalbahasa pak-paktoba
Bahasa Indonesia Bahasa Latin
1 Jagung
Jagung Zea mays
2 Kacang Kartak
Kacang Kedelai Glycine max
3 Kulit Manis
Kulit Manis Cinnamomum zaylanicum
4 Kopi Robusta
Kopi Robusta Coffea canephora
5 Durian
Durian Durio zibethinus
6 Ambacang
Kuini Mangifera indica
7 Singgolom
Nilam Pogostemon cablin
8 Sibua
Padi Oryza sativa
9 Gadong hau
Ubi Kayu Manihot esculenta
Sumber: Wawancara dengan warga, November 2011 dan hasil penelususan interne untuk bahasa latin.
3.1.4. Periodesasi Pertanian Tahun 1990-1999