4.3 Nilai Kopi Robusta BagiWarga Desa Polling Anak-anak
Banyak variasi ketika warga Desa Polling Anak-anak ditanya mengenai nilai kopi bagi mereka.Mereka menceritakan keluh kesah yang terjadi pada hidup mereka karena
kopi robusta.Cerita mengenai susah-senang dan pahit-manisnya kehidupan mereka karena harga kopi. Berdasarkan hasil dari wawancara dapat diklasifikasi nilai kopi menurut
warga Desa Polling Anak-anak menjadi 2dua yaitu kopi sebagai dalan hangoluankopi sumber kehidupan dan kopi mambahen mamorakopi membuat kaya.
4.3.1 Dalan Hangoluan
Kopi sebagai dalan hangoluan sangat besar nilainya bagi warga di Desa Polling Anak-anak.Karena bagi warga yang memendang kopi sebagaidalan
hangoluan menganggap dari kopilah mereka bisa hidup sampai saat ini.Karena begitu besarnya peran kopi bagi kehidupan mereka, maka bertani kopi menjadi
tumpuan hidup mereka dalam memenuhi segala kebutuhan hidup mereka. Dari ungkapan kopi sebagai dalan hangoluan, muncul ungkapan lain dari
warga mengenai kopi yaitu kopi mambahen arsakni roha dohot lasni roha. Secara harfiah diartikan kopi yang membuat penderitaanarsakniroha dan membuat
kesenanganlasniroha.Seperti itulah perasaan sebagian petani karena kopi. Petani merasakan ketika harga kopi melambung1985 dan harga kopi jatuh1987.
Seperti yang diungkapkan Bapak A. Sirait; “molo kopi sude ma disi, adong lasniroha dohot arsakniroha. Alana holan sian kopi do pancarian nami. Jadi,
molo hancur argani kopi, hancur ma pandapotan nami.” Lebih lanjut, Bapak A.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sirait menjelaskan bahwa begitu besar nilai kopi ini bagi kehidupan keluarga mereka, karena hasil bertani kopilah yang menjadi sumber penghasilan keluarga
kami.Bapak A. Sirait memiliki luas ladang ± 1Ha yang seluruhnya ditanami kopimatua.Bapak A. Sirait memilih tetap berhahan dengan tanaman kopi dan
tidak menggantinya karena ladang kopi itu adalah peninggalan orang tuanya dan dari kecil dia sudah diajari oleh orang tua untuk mengelola kopi.
BapakA.Sirait masih mengingat bagaimana kehidupan keluarga mereka ditahun 1987 ketika hanga kopi “anjlok”. Orang tuanya harus menjual ladang
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, karena biaya pengeluaran untuk memanen kopi lebih besar dibanding biaya penjualan kopi mereka. Hal ini yang
memperkuat keyakinan Pak J. Sirait untuk tetap mempertahankan kopinya, karena ketika pada tahun 1987 yang merupakan tahun terberat bagi petani kopi di desa
ini keluarganya mampu bertahan tampa harus mengganti tanaman kopi meraka dengan tanaman lain. Hal itu yang tetap dipertahankannya sampai saat ini, karena
dia yakin dari kopi mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Bapak J.Sihaloho; kopi ma
saluhutnakopi adalah segalanya.Dimana kopi memegang peran penting dalam kehidupan keluarga mereka.Karena sejak tahun 1980-an, keluarga Bapak
J.Sihaloho hanya mengandalkan hasil bertani kopi, walaupun mereka juga memelihara beberapa ekor babi.Pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan
biaya untuk sekolah anak-anaknya semuanya berasal dari panen kopi.Pada tahun 1985-1986 ada 2dua orang anak Bapal J. Sihaloho yang disekolahkan di Medan,
akantetapi pada tahun 1987 kedua orang anaknya harus pindah sekolah ke desa ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lagi karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah di Medan. Hal itu dilakukan selain untuk mengurangi biaya pengeluaran, kedua anaknya juga dapat
membantu orang tuanya untuk berladang, karena tidak mampu lagi menggaji orang untuk mengurusi ladang kopi mereka.
Hal yang hampir serupa dengan beberapa ungkapan di atas ditegaskan oleh Bapak K. Panjaitan; “kopi ma dalan hangoluan kaluarga nami.Boi pe hami
marsikola alani kopi do i. bah, molo soadong kian kopi nami, ndang tardok boi hami songon sonarion. Alana najolo holan sian hasil ni kopi ma asa adong
balanjo nami dohot pasikolahon nami”
46
Beberapa alasan diatas menjadi pedoman bagi warga di Desa Polling Anak-anaksehingga hampir seluruh petani masih menyisakan sebagian dari
ladangnya dengan tanaman kopi robusta.Tanaman kopi robusta masih memiliki nilai dan manfaat bagi setiap warga sehingga mereka belum bisa menghapus atau
memusnahkan seluruh tanaman kopi mereka. Dari perbincangan dengan para petani, meski beberapa orang menyatakan dengan tegas bahwa mereka berniat
.Begitu besar peran kopi bagi kehidupan keluarga Bapak K. Panjaitan dahulunya dan sampai saat ini masih tetap penting,
karena dia juga mengungkapkan bahwa pesan dari orang tuanya untuk tetap menyisahkan tanaman kopi mereka. Kalaupun ingin diganti ladangnya dengan
tanaman lain, jangan semua, harus ada yang disisahkan agar ada untuk diminum dirumah. Ungkapan itulah yang membuat Bapak K. Panjaitan tetap
mempertahankan sebagian ladangnya dengan tanaman kopi.
46
. Bisa Kami sekolah seperti ini karena kopinya itu.Kalau tidak ada kian kopi kami, tidak tau bisa atau tidak kami seperti sekarang.Karena dulu hanya dari kopilah untuk biaya belanja dan biaya
sekolah kami.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengganti tanaman kopi yang masih ada dengan tanaman lain yang lebih menghasilkan, namun tidak bisa disangkal terkadang mereka juga masih
menganggap pentingnya kopi robusta. Apalagi saat ini, harga kopi robusta semakin meningkat membuat warga menjadi semangat lagi dalam mengurus
ladang kopi mereka. Ungkapan diatas yang muncul dari babarapa warga menyangkut kopi
robusta menjadi nilai sejarah bagi tiap-tiap warga. Dimana setiap warga yang ditanya mengenai kopi robusta mereka akan mengaitkannya dengan keadaan
maupun kejadian masa lalu mereka mengenai kenaikan harga kopi dan kemerosotan harga kopi. Sehingga nilai sejarah tersebut tidak bisa hilang dari
pemkiran mereka ketika berbicara mengenai kopi robusta.
4.3.2 Gabe Mambahen Mamora