4.1.3 Pola Tanam Kopi Robusta Muda dengan Tanaman Pelindung
Pola tanam seperti ini tampaknya menjadi pilihan tepat karena dengan menanam ulang kopi robusta maka hasil produksi kopi yang dihasilkan akan lebih
banyak. Dari 204 KK yang ada di Desa Polling Anak-anak hanya 1satu KK yang melakukan pola tanam ulang kopi robusta. Saat ini usia kopi robustanya sudah
berumur ± 2½ tahun dan buah yang dihasilkan sangat banyak atau warga biasanya mengatakan untuk hasil yang bagus dengan kata ramos
42
Tanaman-tanamanpelindung ditanam di tengah pohon kopi. Cara ini dilakukan karena ranting atau batang dadap biasanya akan menyebar ke berbagai
arah dengan jangkauan yang cukup jauh. Meskipun jangkauan batang dadap . Hal ini disampaikan
oleh Ibu Gultom:
“ Dulu waktu nanam kopi ini, orang-orang ngejek aku karena nanam kopi robusta lagi, memang pada saat itu harga kopi kalau ngak salah Rp.10.000 Kg, tapi aku
ngak peduli, aku yakin Tuhan pasti menyertai aku dalam menanam kopi ini. Sekarang lihat, nyesal orang yang ngejek aku, kopiku udah bisa panen pas harga
kopi naik, sekarang harga kopi robusta Rp. 20.000 Kg.”
Menurut Ibu Gultom, tanaman kopi muda tidak bisa tahan terhadap sinar matahari yang berlebihan. Daun tanaman kopi muda akan berwarna pucat atau
layu jika menerima sinar matahari yang terlalu banyak pada saat cuaca panas. Daun tanaman kopi muda juga tidak lebat sehingga tanah disekitarnya menjadi
kering dan keras, bahkan tidak jarang menjadi pecah-pecah saat musim kering. Tanaman kopi muda yang terkena sinar matahari yang berlebihan juga menjadi
lambat pertumbuhannya dibanding yang berada di bawah tanaman pelindung.Ibu Gultom memilih dadap sebagai tanaman pelindung di ladangnya yang berisi
tanaman kopi robusta muda.
42
. Ramos dalam bahasa setempat berarti berbuah lebat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
cukup jauh, namun daunnya tidak terlalu lebat sehingga tanaman kopi masih bisa menerima sinar matahari yang cukup. Tanaman kopi muda biasanya ditanam di
bawah tanaman dadap dengan jarak 1 meter dari batang utama dadap. Satu-satunya petani yang menanam ulang kopi robusta di desa adalah
keluarga Bapak E. Tambun Ibu Gultom, awalnya ketika mereka menanam ulang kopi tersebut harga kopi masih berada di kisaran harga Rp. 9.000- Rp. 10.000 kg.
Sehingga pada waktu baru menanam kopi tersebut ada ungkapan yang muncul kepada keluarga tersebut dari warga lain yaitu “na marnipi aha do hamu
namananam kopi…?Ai so adong argani kopi sonari.”Secara harfiah ungkapan tersebut dapat diartikan “yang mimpi apanya kalian makanya nanam kopi lagi,
ngapain kalian tanam bukannya ada harganya kopi itu”.Akan tetapi saat ini harga kopi sudah mulai meningkat hingga mencapai harga Rp.20.000-Rp.22.000 kg
Januari 2012, maka warga menjadi cemburu melihat hasil tanaman kopi mereka yang sangat lebat.
Menanam ulang kopi robusta sebenarnya tidak terlalu membutuhkan banyak biaya ujar Bapak E. Tambun.Selain itu, Bapak E. Tambun menganggap
menanam kopi robusta baru sebagai investasi, karena tidak mungkin harga kopi tetep rendah dalam kurun 20 tahun kedepan. Ketika harga kopi semakin naik dan
orang akan mulai menanam kembali, saya sudah bisa menjual hasil kopi yang telah saya tanam sekarang lanjut Bapak E. Tambun.
Perbedaan fisik antara tanaman kopi yang dilindungi tanaman dadap dan yang tidak bisa dilihat dengan jelas pada lahan Bapak E. Tambun ini. Tanaman
kopi robusta muda yang ditanam dibawah dadap tumbuh cepat dan besar. Tinggi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tanaman kopi yang berumur 2½ tahunyang dilindungi dadap sudah setinggi orang dewasa sedangkan yang tidak dilindungi dadap hanya tumbuh setinggi dada orang
dewasa saja, padahal keduanya ditanam pada waktu yang sama. Tanaman kopi yang dilindungi dadap juga lebih lebat dan memiliki banyak ranting, tetapi yang
terkena sinar matahari langsung hanya memiliki sedikit ranting dan tidak memiliki daun yang lebat.
Gambar 4.3 : Foto tanaman kopi muda yang dilindungi dengan dadap
Lahan untuk tanaman kopi muda ini dulunya adalah ladang jagung milik petani lain yang dibeli oleh Bapak E. Tambun. Selain memiliki ladang kopi muda
ini, keluarga Bapak E. Tambun juga memiliki ladang yang berisikan kopi robusta tua dan dicampur dengan tanaman lain seperti; coklat, durian, manggis, pisang,
jengkol dan jagung.Dengan berbekal dari pengalaman mengelola kopi robusta tua, keluarga Bapak E. Tambun tidak merasa kesulitan dalam mengelola kopi robusta
muda.Justru mereka melakukan cara-cara tersendiri dalam mengelola ladang mereka.Sehingga mereka merasa cukup puas dengan hasil produksi dari pohon
kopi rubusta muda milik mereka.
Pohon dadap yang melindungi
pohon kopi yang berusia 1½ tahun
Pohon kopi yang tidak
terlindung dadap
Pohon kopi yang terlindung dadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Variasi Pola Tanam Kopi Robusta Campur