3.4 Uji Validitas Konstruk
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFA Confirmatory Factor Analysis untuk pengujian validitas instrumen penulis menggunakan
software LISREL 8.80. Untuk menguji validitas instrumen aggressive driving, penulis mendapati bahwa item yang ada mengukur satu faktor yaitu skala
aggressive driving. Sedangkan untuk instrumen
self-control dan moral disengagement
, penulis mendapati bahwa low self-control memiliki 6 dimensi dan moral disengagement memiliki 8 dimensi. Oleh karena itu penulis menggunakan
model second order dalam menguji validitas alat ukur self-control dan moral disengagement
.
3.4.1 Aggressive Driving
Penulis menguji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur skala aggressive driving. Model dikatakan fit apabila nilai p-
value lebih besar dari 0.05. Dari hasil analisis CFA yang telah dilakukan dengan model first order, ternyata menghasilkan Chi-Square = 164,56, df = 44, P-value =
0,0000, RMSEA = 0,080. Sehingga penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi
satu sama lainnya.
consequences menginterpretasikan konsekuensi dari
tindakan mereka 7.
Dehumanization Mengaburkan tanggung jawab atas
tindakan mereka dengan melakukan dehumanisasi
7, 15, 23, 31
8. Attribution of blame
Mengaburkan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dengan
mengatribusikan kesalahan korban
8, 16, 24, 32
Setelah dilakukan modifikasi, diketahui nilai Chi-Square = 45.36, df = 34, P-value = 0.9219, RMSEA = 0.028. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value
0.05, yang artinya model satu faktor dapat diterima valid yang berarti seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu aggressive driving.
Selanjutnya, penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di buang atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t 1,96, maka hasilnya signifikan, dan sebaliknya jika nilai t 1,96, maka hasilnya tidak signifikan.
Dari tabel 3.5, hasilnya menunjukan nilai t bagi koefisien muatan faktor 11 item ada 2 item yang menunjukkan tidak
signifikan, yaitu item 1 dan item 3.
Tabel 3.5 Muatan faktor item aggressive driving
No. Item Koefisien
Standar eror Nilai t
Signifikan
1 0,08
0,05 1,40
X 2
0,49 0,05
9,75 √
3 -0,02
0,05 -0,37
X 4
0,53 0,05
10,69 √
5 0,67
0,05 14,06
√ 6
0,57 0,05
11,33 √
7 0,18
0,05 3,30
√ 8
0,71 0,05
15,22 √
9 0,56
0,05 11,21
√ 10
0,69 0,05
14,48 √
11 0,52
0,05 10,29
√ Ket: √ = signifikan nilai t 1.96, X=tidak Signifikan nilai t 1,96
3.4.2 Self Control
Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, validitas dari low self-control diuji dengan analisis faktor konfirmatorik second order di mana impulsivity,
simple tasks, risk seeking, physical activity, self-centered dan temper sebagai dimensinya. Model dikatakan fit apabila nilai p-value lebih besar dari 0,05.
Penulis melakukan CFA dan menemukan model tidak fit chi square = 1213,25, df= 246, p-value= 0,0000, RMSEA= 0,096.
Dikarenakan p-value tidak lebih besar dari 0,05 penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit Chi-square= 192,19, df= 166, P-value 0.08013, RMSEA= 0.019
Selanjutnya, penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t 1,96, maka hasilnya signifikan, dan jika nilai t 1,96, maka hasilnya tidak signifikan.
Dari tabel 3.6, hasilnya menunjukan nilai t bagi koefisien muatan faktor 24 item ada satu item yang menunjukkan tidak signifikan,
yaitu item yang berasal dari dimensi simple tasks item 14.
Tabel 3.6 Muatan faktor item low self-control
Dimensi No. Item
Koefisien Standar Error
Nilai t Signifikan
Impulsivity 1
1,00 -
- √
7 0,89
0,08 10,60
√ 13
1,07 0,09
11,69 √
19 0,71
0,09 8,21
√ Simple Tasks
2 1,00
- -
√ 8
2,80 0,71
3,95 √
14 -0,25
0,27 -0,91
X 20
2,16 0,54
4,02 √
Risk Seeking 3
1,00 -
- √
9 3,66
0,98 3,72
√ 15
2,55 0,66
3,88 √
21 2,17
0,57 3,82
√ Physical
Activity 4
1,00 -
- √
10 1,24
0,20 6,29
√ 16
0,84 0,17
5,05 √
22 0,66
0,15 4,39
√ Self-centered
5 1,00
- -
√ 11
0,74 0,09
8,57 √
17 0,90
0,09 10,37
√ 23
1,02 0,09
11,57 √
Temper 6
1,00 -
- √
12 1,35
0,17 7,98
√ 18
0,35 0,12
3,07 √
24 1,02
0,15 6,82
√ Ket: √ = signifikan nilai t 1.96, X=tidak Signifikan nilai t 1,96, koefisien ditetapkan 1
3.4.3 Moral Disengagement
Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, validitas dari low self-control diuji dengan analisis faktor konfirmatorik second order di mana moral
justification, euphemistic labelling, advantageous comparison, diffusion of responsibiliy,
displacement of
responsibility, disregarddistorting
the