Proporsi Varians Uji hipotesis penelitian

3. Variabel risk seeking memberikan sumbangan sebesar 9,4 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 61,136 dan df = 1,427. 4. Variabel physical activity memberikan sumbangan sebesar 0 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0.063 dan df = 1,426. 5. Variabel self-centered memberikan sumbangan sebesar 1,8 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 11,635 dan df = 1,425. 6. Variabel temper memberikan sumbangan sebesar 0 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0,004 dan df = 1,424. 7. Variabel moral justification memberikan sumbangan sebesar 3,2 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 22,114 dan df = 1,423. 8. Variabel euphemistic labelling memberikan sumbangan sebesar 1,3 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F = 8,955 dan df = 1,422. 9. Variabel advantageous comparison memberikan sumbangan sebesar 0 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0,239 dan df = 1,421. 10. Variabel diffusion of responsibility memberikan sumbangan sebesar 0,1 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0,988 dan df = 1,420. 11. Variabel displacement of responsibility memberikan sumbangan sebesar 0,5 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 3,589 dan df = 1,419. 12. Variabel disregarddistortng the consequences memberikan sumbangan sebesar 0 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0,054 dan df 1,418.\ 13. Variabel dehumanization memberikan sumbangan sebesar 0,3 dalam varians aggressive driving. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 1,780 dan df 1,417. 14. Variabel attribution of blame memberikan sumbangan sebesar 0 dalam varians intensi membuang sampah pada tempatnya. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F = 0,008 dan df 1,416. Dengan demikian dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat lima IV, yaitu: impulsivity, risk seeking, self-centered, moral justification, dan euphemistic labelling yang memiliki sumbangan secara signifikan terhadap aggressive driving. Jika dilihat dari pertambahan R square yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan IV sumbangan proporsi varian yang diberikan, dari ke-14 IV tersebut dapat dilihat variabel mana yang paling besar memberikan sumbangan, yaitu impulsivity, sebesar 24,6. 81

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian, diskusi tentang hasil penelitian serta saran metodologis dan saran praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah penulis lakukan dengan menggunakan uji multiple regression pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan “terdapat pengaruh yang signifikan antara self- control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pada pengemudi sepeda motor. ” Kemudian, jika dilihat proporsi varians dari variabel aggressive driving yang secara keseluruhan bisa diterapkan pada seluruh independent variable adalah sebesar 41,2. Dengan kata lain, penyebab bervariasinya skor aggressive driving yang ditentukan oleh 14 variabel lainnya secara bersama-sama adalah sebesar 41,2. Sedangkan sisanya sebesar 58,8 disebabkan oleh aspek- aspek lain diluar penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis minor, mengenai signifikan atau tidaknya pengaruh masing-masing IV terhadap DV, hanya impulsivity, risk seking, self centered, moral justification, dan euphemistic labelling yang menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving. Sedangkan simple task, physical activity, temper, advantageous comparison, diffusion of responsibility, displacement of responsibility, disregarddistorting the consequences, dehumanization, dan attribution of blame menunjukkan hasil yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti menyatakan bahwa dari 14 IV yang ada, hanya lima IV yang menunjukkan hasil signifikan pengaruhnya terhadap DV.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Selain itu, nilai proporsi varians IV terhadap DV sebesar 0,412 atau 41,2, yang artinya self-control dan moral disengagement memiliki pengaruh terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor sebesar 41,2 dan sisanya sebesar 58,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Hal tersebut mendukung berbagai penelitian-penelitian terdahulu mengenai low self-control memiliki pengaruh terhadap aggressive driving Gottfredson dan Hirschi, 1990; Lin, 2009; Anderson dan Bushman, dalam Lin, 2009; dan Ellwanger dan Pratt, 2012, sementara itu, berdasarkan penelusuran penulis belum ada penelitian-penelitian terdahulu yang secara langsung meneliti mengenai moral disengagement memiliki pengaruh aggressive driving. Selain melihat pengaruh IV terhadap DV secara keseluruhan, yaitu self- control dan moral disengagement terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor, penulis melihat pengaruh dari masing-masing dimensi low self control dan moral disengagement. Dimensi-dimensi yang memiliki pengaruh signifikan tersebut adalah: impulsivity, risk seking, self centered, moral justification, dan euphemistic labelling yang menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor. Sedangkan simple task, physical activity, temper, advantageous comparison, diffusion of responsibility, displacement of responsibility, disregarddistorting the consequences, dehumanization, dan attribution of blame menunjukkan hasil yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor. Sangatlah jelas bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari low self- control terhadap aggressive driving pengemudi sepeda motor, yang dijelaskan kembali oleh Gottfredson dan Hirschi 1990, bahwa kecelakaan mobil automobile accidents merupakan residu dari sejumlah perilaku mengemudi berisiko: ngebut, minum, membuntuti kendaraan, kurangnya perhatian, dan pengambilan resiko ugal-ugalan. Perilaku ini ditunjukkan oleh mereka yang memiliki sedikit hal untuk pengemudi dan yang menekankan manfaat jangka pendek misalnya, sensasi tinggi, mengurangi waktu perjalanan yang mengalir dari impulsif, berisiko, dan perilaku mengemudi egosentris pada kehilangan biaya lebih dari konsekuensi potensial terpencil misalnya: mendapat surat tilang, kecelakaan, dan teguran sosial. Dengan demikian, kecelakaan dan mungkin pelanggaran hukum lalu lintas sering merupakan hasil dari perilaku aggressive driving. Dalam penelitian ini variabel Impulsivity memiliki sumbangan proporsi varian yang paling besar, yaitu sebesar 24,6. Selain itu, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.201 dengan signifikansi 0.000 p 0.05, yang berarti bahwa variabel impulsivity secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving. Hal tersebut menyatakan semakin tinggi impulsivity seorang pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi juga aggressive driving pengemudi sepeda motor. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian mengenai variabel impulsivity yang dilakukan oleh Anderson dan Bushman, 2002; Dahlen, et al, dalam Lin, 2009; dan Lin, 2009, menyatakan bahwa pengemudi sepeda motor dapat menyebabkan perilaku aggressive driving karena kekurangan pengendalian diri low self-control untuk menahan diri dalam berperilaku aggressive driving dikarenakan memiliki orientasi kegiatan yang nyata saat ini dan sekarang, berbeda dengan high self-control yang memungkinkan orang untuk menunda kepuasan. Variabel kedua yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar adalah risk seeking, yaitu sebesar 9,4. Selain itu, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,263 dengan signifikansi 0.000 p 0.05, yang berarti bahwa variabel risk seeking secara positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aggressive driving. Hal tersebut berarti semakin tinggi risk seeking seorang pengemudi sepeda motor maka akan semakin tinggi pula aggressive driving. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arnett, dkk dalam Tasca, 2000; dan Lin, 2009, menyatakan bahwa kecenderungan untuk menjadi penjelajah daripada berhati-hati karena pengemudi sepeda motor dengan risk seeking yang tinggi memandang kegiatan harusnya lebih menarik, berisiko, atau mendebarkan sehingga mengemudi dengan kecepatan tinggi. Variabel ketiga yang memiliki sumbangan proporsi varians cukup besar yaitu self-centered, yaitu sebesar 1,8. Selain itu, diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,116 dengan signifikansi 0.033 p 0.05, yang berarti bahwa variabel