Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

14

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini akan dibahas beberapa pengertian dari Aggressive Driving, Self- Control, dan Moral Disengagement, serta membahas mengenai kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Aggressive Driving

2.1.1 Definisi Aggressive Driving

Menurut Tasca 2000 suatu perilaku mengemudi dikatakan agresif jika dilakukan secara sengaja, cenderung meningkatkan resiko tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan atau upaya untuk menghemat waktu. National Highway Traffic and Safety Administration NHTSA dalam Tasca, 2000 menjelaskan aggressive driving sebagai penggunaan kendaraan bermotor dengan cara yang membahayakan atau cenderung membahayakan orang lain atau properti jalanan. Kemudian definisi aggressive driving adalah pola disfungsi dari perilaku sosial yang mengganggu keamanan publik. Aggressive driving dapat melibatkan berbagai perilaku berbeda termasuk perilaku membuntuti tailgaiting, mengklakson honking, melakukan gerakan kasar rude gesturing, dan mengedipkan lampu jauh di suasana lalu lintas yang tenang flashing light Houston, Harris, dan Norman, 2003. Dula dan Ballard 2003 mendefinsikan pengendara agresif sebagai perilaku mengemudi berbahaya dangerous driving. Mengemudi berbahaya dikategorikan agresi apabila terdapat intensi untuk melukai, emosi negatif dan kognitif, seperti marah, frustasi, dan perenungan semuanya dapat memicu perilaku agresif, begitu pula dengan perilaku mengemudi beresiko yang sering kali dibandingkan dengan agresif, namun tanpa intensi untuk melukai. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli mengenai aggressive driving, maka dapat diberikan kesimpulan mengenai definisi aggressive driving adalah mengemudi kendaraan bermotor dengan sengaja, dimotivasi oleh ketidaksabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu yang melibatkan berbagai perilaku berbeda, seperti membututi, mengklakson, melakukan gerakan kasar, mengedipkan lampu di suasana lalu lintas yang tenang, memiliki intensi melukai, dan emosi negatif sehingga dapat membahayakan orang lain atau properti jalan. Dikatakan aggressive driving karena mengasumsikan bahwa seseorang berhak meningkatkan resiko orang lain untuk terkena bahaya yang mengganggu keamanan publik dengan intensi untuk melukai.

2.1.2 Jenis-jenis Aggressive Driving

Tasca 2000 mengemukakan beberapa tingkah laku yang dapat dikategorikan sebagai aggressive driving, yaitu: 1. membuntuti terlalu dekat; 2. keluar-masuk lajur; 3. menyalip dengan kasar; 4. memotong ke depan kendaraan yang berada di jalur dengan jarak yang dekat; 5. menyalip dari bahu jalan;