41 Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT terdapat pada gambar 4.
Terdapat delapan langkah dalam pembuatan matriks SWOT : 1.
Tuliskan peluang eksternal perusahaan. 2.
Tuliskan ancaman ekternal perusahaan. 3.
Tuliskan kekuatan internal perusahaan. 4.
Tuliskan kelemahan internal perusahaan. 5.
Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, catat hasil pada sel SO. 6.
Cocokkan kelemahan internal dengan peluang ekternal, catat hasil pada sel WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, catat hasil pada sel ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman ekternal, catat hasil pada sel
WT. Tujuan dari alat pencocokan analisis SWOT dan matriks IE pada tahap
matching stage dalam konsep David adalah untuk menghasilkan alternatif strategi
yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Kekuatan
Strengths – S 1.
2. …
Kelemahan Weaknesses – W
1. 2.
…
Peluang Opportunities - O
1. 2.
… Strategi SO,
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Strategi WO, memanfaatkan peluang
untuk mengatasi kelemahan
Ancaman Threats – T
1. 2.
… Strategi ST,
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT, Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Gambar 4. Matriks SWOT
Sumber: David 2010
4.4 Matriks QSP Quantitative Strategic Planning Matrix
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix
merupakan tahapan ketiga dari tahapan proses penentuan strategi Decision stage. Di dalam matriks ini pada hasilnya akan memetakan strategi apa
yang terbaik dilakukan pada suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi
42 prioritas yang akan dijalankan disamping strategi lainnya yang tak kalah penting
hasil identifikasi sebelumnya. QSPM menggunakan input dari analisis tahapan pengumpulan data dan
tahapan pencocokan data untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi, dimana pada tahap pencocokan data sebelumnya menggunakan matriks
EFE dan IFE, dan pada tahap pencocokan matriks IE dan Matriks SWOT. Terdapat beberapa langkah dalam pengembangan QSPM, yakni :
1. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan
internal pada kolom kiri dalam QSPM. 2.
Beri bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal, dimana bobot identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE.
3. Evaluasi matriks pada tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi ini pada baris atas dari QSPM. Kelompokkan strategi ke dalam sel independen
jika memungkinkan. 4.
Tentukan Nilai Daya Tarik Attractiveness Scores – AS yaitu angka yang mengidentifikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam sel
alternatif tertentu. AS harus diberikan untuk masing-masing strategi guna mengidentifikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lain,
dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Hitunglah Total Nilai Daya Tarik Total Attractiveness Score – TAS yang
didapat dari perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik AS dalam masing- masing baris. Total AS mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing
alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi total
AS, semakin menarik alternatif strategi tersebut. 6.
Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik STAS. Tambahkan TAS dalam masing-masing kolom dari QSPM. Penjumlahan STAS mengungkapkan
strategi mana yang paling menarik dengan mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.
43
Tabel 8. Matriks QSP Faktor Kunci Internal
Faktor Kunci Internal
Bobot Strategi 1
Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Total
Prioritas Strategi
Sumber: David 2010
Tabel 9. Matriks QSP Faktor Kunci Eksternal
Faktor Kunci Eksternal
Bobot Strategi 1
Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Total
Prioritas Strategi
Sumber: David 2010
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Potensi Daerah Kabupaten Lampung Tengah
Kabupaten Lampung Tengah terletak pada bagian tengah Provinsi Lampung dengan luas areal seluas 4.789,82 km
2
. Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi dalam pengembangan usaha di bidang pertanian dengan jumlah
lahan basah seluas 72.632 ha dan lahan kering seluas 150.519,5 ha. Kondisi luas panen dan jumlah produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten
Lampung Tengah pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Kondisi Luas Panen dan Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2010
No. Komoditas Luas
Panen Ha
Produksi Ton
Tanaman Pangan
1. Padi 130.646
690.927 2. Kacang
Tanah 2.407
3.557 3. Jagung
105.264 544.320
4. Ubi Kayu
133.716 3.326.854
5. Kedelai 1.289
1.107
Hortikultura
6. Petsaisawi 270
358 7. Kacang
Panjang 1.923
2.206 8. Cabe
Besar 1.879
1.880 9. Caber
Rawit 668
508 10. Tomat
671 789
11. Terung 1.775
1.632 12. Buncis
156 241
13. Ketimun 1.073
1.918 14. Labu
Siam 11
9 15. Kangkung
1.144 1.311
16. Bayam 919
1.111 17. Semangka
960 8.666
Total 11.449 4.587.399,8
Sumber : Dinas Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah, 2011 diolah
Berdasarkan data pada Tabel 10 diatas, dapat diketahui bahwa komoditi ubi kayu memiliki luas panen dan produksi tertinggi untuk tanaman pangan,
sedangkan semangka menghasilkan produksi terbesar untuk tanaman hortikultura meskipun memiliki luas panen yang relatif kecil dibandingkan komoditi
hortikultura lainnya.