78 semangka maupun para konsumen buah agen buah semata. Petani maupun
konsumen agen buah melakukan pembelian dan juga kemitraan karena Brand
dari CV SA yang sebelumnya dijalankan oleh Bapak Haji Nursalim yang sebagai petani hingga saat ini menjadi anggota DPRD Tingkat Provinsi
Lampung. Berdasarkan hasil analisis IFE, dapat dilihat bahwa hasil akhir analisis
untuk kekuatan memiliki total skor bobot sebesar 1,9236, sedangkan nilai total bobot skor untuk kelemahan sebesar 1,1998. Nilai bobot skor untuk kekuatan
yang lebih besar dari nilai bobot skor kelemahan, maka dapat dikatakan bahwa dalam pengembangan bisnis buah semangka CV SA mampu memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki perusahaan dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup
tinggi pada faktor kekuatan dan respon yang relatif kecil untuk faktor kelemahan. Kekuatan utama bisnis buah semangka CV SA adalah mencakup pasar Jawa dan
Sumatera dalam penyerapan pasar usahanya dengan bobot skor sebesar 0,3220. Kelemahan utama bagi CV SA adalah kegiatan promosi yang belum gencar yaitu
hanya berdasarkan word of mouth dengan bobot skor sebesar 0,1435. Total skor dari matriks IFE bisnis buah semangka CV SA berjumlah 3,1234. Nilai ini di atas
nilai rataan sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa pengembangan bisnis buah semangka CV SA berada di atas rata-rata, yaitu perusahaan mampu
memanfaatkan kekuatannya dan meminimalkan kelemahannya dengan cukup baik.
7.2.2 Analisis Matriks EFE External Factor Evaluation
Setelah diperoleh faktor strategis eksternal bisnis buah semangka CV SA yang meliputi peluang Opportunities dan ancaman Threats, kemudian
dilakukan pengisian kuesioner seperti pada matriks IFE pada semua responden. Kuesioner diberikan kepada responden guna pengisian Matriks EFE.
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor- faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung
berdasarkan bobot dan peringkat yang diambil.
79 Setiap responden melakukan pembobotan. Pembobotan dengan
menggunakan paired comparison matrix sehingga diperoleh bobot dari masing- masing variabel eksternal. Untuk selanjutnya bobot akhir yang dipakai merupakan
pembobotan rata-rata dari 14 orang responden. Demikian halnya dengan pemberian peringkat oleh masing-masing responden yang sama, peringkat akhir
yang dipakai adalah rataan peringkat dari ke-14 orang responden tersebut. Setelah nilai bobot dan peringkat diperoleh baru dapat diketahui skor
bobot tiap variabel. Skor bobot ini merupakan hasil perkalian bilai bobot rata-rata dengan nilai peringkat rata-rata. Peluang utama bagi perusahaan adalah variabel
peluang dengan skor bobot besar, sedangkan ancaman utama adalah variabel dengan skor bobot yang terkecil. Hasil analisis matriks EFE bisnis buah semangka
CV Salim Abadi dapat terlihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Analisis Matriks EFE Bisnis Buah Semangka CV Salim Abadi No.
Faktor Strategis Eksternal Bobot Peringkat Skor
Bobot
Peluang 1. Konsumsi buah-buahan yang
meningkat 0,44 persen 0,1000 2,7143 0,2714
2. Buah semangka merupakan komoditi unggulan Lampung
Tengah 0,0996 2,8571 0,2846
3. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan
potensi daerah 0,1127 2,4286 0,2737
4. Adanya perdagangan ekspor
impor
0,0897 3,2857 0,2947
5. Perkembangan teknologi budidaya
0,0885 2,7143 0,2402 Total Peluang
1,3646
Ancaman 6. Adanya produk buah musiman
0,1032 1,8571
0,1916 7. Adanya alih fungsi lahan
0,1016 1,7857
0,1814
8. Terjadinya perubahan iklim
dan cuaca
0,1079 1,6429 0,1773
9. Kebijakan lulus uji kualitas buah
0,0940 2,0714 0,1948 10. Hambatan masuk pendatang
baru rendah 0,1028 1,9286 0,1982
Total Ancaman 0,9433
Total Peluang dan Ancaman 2,3079
80 Pada matriks EFE bisnis buah semangka CV SA, dapat dilihat urutan dari
tingkat peluang utama hingga didapatkan tingkat ancaman utama hasil penilaian analisis adalah sebagai berikut :
1 Adanya perdagangan ekspor impor memberikan peluang utama bagi bisnis
buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,0897 dengan nilai bobot skor sebesar 0,2947. Indonesia mengekspor jenis buah-buahan
yang merupakan komoditi unggulan negara tropis seperti manggis, pisang, nanas, termasuk semangka. Volume ekspor buah di Indonesia mengalami
fluktuasi. Volume beberapa buah-buahan Indonesia mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2002 seperti manggis, nanas, mangga, melon dan
semangka. Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil produksi buah Indonesia masih kurang mampu bersaing di pasar buah-buahan dunia dikarenakan
mutunya yang masih relatif rendah. Adanya kegiatan ekspor komoditi buah- buahan Indonesia tersebut memberikan peluang yang besar bagi perusahaan
yang bergerak di bidang buah-buahan. CV SA memiliki peluang dalam kegiatan ekspor buah semangka. Permintaan buah semangka sebesar 25
tonminggu belum dapat dipenuhi oleh perusahaan karena kontinuitas produk semangka. Namun hal ini menjadi peluang besar bagi perusahaan untuk
meningkatkan jumlah produksi semangka serta perluasan pangsa pasar buah semangka.
2 Buah semangka yang merupakan komoditi unggulan Lampung Tengah
menjadi peluang selanjutnya dari bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,0996 dengan nilai bobot skor sebesar 0,2846.
Lampung Tengah merupakan salah satu daerah sentra pertanian terbesar di Provinsi Lampung yang mempunyai potensi sumberdaya alam sangat besar
dan sumberdaya manusia yang memadai untuk pengembangan bidang pertanian. Salah satu sektor unggulan yang dihasilkan kabupaten Lampung
Tengah adalah buah semangka yang dapat dilihat dengan rata-rata 30 tonhatahun dengan luas area penanaman semangka 928 ha dan jumlah
produksi pada tahun 2009 sebanyak 5,25 ton dan meningkat pada tahun 2010 sebanyak 8,65 ton, sehingga komoditi semangka menjadi komoditi unggulan
hortikultura yang telah dikembangkan Kabupaten Lampung Tengah.
81 3
Dukungan pemerintah terhadap pengembangan potensi daerah juga menjadi peluang bagi bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata
sebesar 0,1127 dan nilai bobot skor sebesar 0,2737. Dengan dijadikannya buah semangka sebagai komoditi unggulan Lampung Tengah, CV SA
mendapat dukungan dari pemerintah dalam pengembangan buah semangka di Lampung. Dukungan tersebut dapat dilihat dari adanya program-program
pemerintah yang berupaya meningkatkan produksi buah semangka serta meningkatkan kesejahteraan petani semangka seperti adanya kegiatan
penyuluhan, serta kegiatan kerjasama antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Bakorluh Badan Koordinasi Penyuluh
Pertanian. 4
Konsumsi buah-buahan yang meningkat 0,44 persen termasuk salah satu peluang bagi bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata
sebesar 0,1000 dengan nilai bobot skor sebesar 0,2714. Dengan adanya peningkatan akan konsumsi buah-buahan sebesar 0,44 persen dari tahun 2010
hingga tahun 2011 menjadi peluang bagi perusahaan dalam membudidayakan buah khususnya buah semangka. Hal ini juga berhubungan dengan adanya
peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk memberikan dampak pada tingkat konsumsi makanan begitu halnya pada
buah-buahan. Pertumbuhan penduduk juga memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi perusahaan buah segar khususnya CV SA dalam
menyediakan buah semangka segar untuk kebutuhan vitamin dan mineral. 5
Perkembangan teknologi budidaya adalah peluang bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,0885 dan nilai bobot skor sebesar
0,2402. Dalam melakukan kegiatan budidaya buah semangka, CV SA menggunakan peralatan budidaya dengan sistem Drip untuk pengairan
semangka. Sistem Drip ini menggunakan selang yang mengalirkan air langsung pada pangkal batang tanaman semangka. Hal ini lebih memberikan
kemudahan, dan dapat mengurangi kebutuhan volume air yang dibutuhkan. Penerapan sistem tersebut merupakan adopsi teknologi yang telah dipelajari
dari Malaysia. Untuk itu, perusahaan memiliki peluang dalam penyerapan teknologi baru dalam budidaya buah semangka.
82 6
Hambatan masuk pendatang baru rendah merupakan ancaman bagi CV SA dengan nilai bobot rata-rata 0,1028 dan nilai bobot skor sebesar 0,1982.
Pendatang baru yang ingin mengusahaan bisnis buah semangka memiliki hambatan masuk yang rendah. Hal ini terjadi karena budidaya buah semangka
yang tidak membutuhkan modal besar yang dapat dilakukan dengan bermitra serta proses budidaya yang cepat dan mudah. Sehingga menjadi ancaman bagi
perusahaan karena akan semakin banyak petani yang membudidayakan semangka. Apabila peningkatan petani semangka terus melonjak pada suatu
waktu tertentu akan meningkatkan jumlah produksi dan menurunkan harga jual buah semangka.
7 Kebijakan lulus uji kualitas buah menjadi ancaman bisnis buah semangka CV
SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,0940 dengan nilai bobot skor sebesar 0,1948. Adanya peraturan pemerintah dalam lulus uji kualitas buah
baik untuk ekspor maupun impor melalui terminal Peti Kemas Tanjung Priok menjadi suatu kendala dalam pemasaran buah semangka. Lulus uji kualitas
buah tersebut memperhatikan tingkat residu pestisida yang terkandung dari setiap sampel buah dari kontainer. Buah semangka CV SA dalam proses
budidayanya tidak dapat terlepas dari pemberian pestisida untuk menghasilkan kualitas buah yang baik. Terlebih di lapangan petani sering kali
mengalami kesulitan dalam penanganan penyakit antracnosa yang disebabkan oleh virus Rhyzoctonia sehingga penggunaan pestisida sering kali
diterapkan. Namun penggunaan pestisida di bawah 10 persen masih dapat dikategorikan lulus uji kualitas. Kebijakan tersebut selain diterapkan bagi
ekspor dan impor, juga menjadi wacana untuk diterapkan pada pemasaran antar pulau. Apabila kebijakan tersebut ditetapkan, tentunya menjadi
ancaman bagi CV SA dalam pemasaran buah semangka di dalam negeri. 8
Adanya produk buah musiman juga merupakan ancaman bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,1032 dan nilai bobot
skor sebesar 0,1916. Produk buah musiman seperti duku dan rambutan menjadi ancaman bagi perusahaan buah semangka. Hal ini terjadi karena
produk buah musiman tersebut panen dalam waktu tertentu satu tahun sekali sehingga kehadiran produk tersebut memberikan penawaran baru bagi
83 konsumen buah. Jika dibandingkan dengan semangka yang dapat panen
sepanjang waktu, buah musiman tersebut relatif banyak diminati pada musim panennya. Hal ini menyebabkan permintaan buah semangka menurun.
9 Adanya alih fungsi lahan merupakan ancaman terbesar kedua bisnis buah
semangka CV SA dengan bobot rata-rata sebesar 0,1016 dengan nilai bobot skor sebesar 0,1814. Dalam kegiatan budidaya buah semangka,
membutuhkan lahan sebagai tempat produksi. Pemilihan lahan budidaya semangka juga sangat penting diperhatikan karena tanaman semangka rentan
terhadap penyakit tanaman pada satu family sehingga dibutuhkan rotasi tanaman. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman semangka dilakukan
berpindah-pindah dan adanya alih fungsi lahan semangka. Peralihan lahan semangka tersebut digantikan dengan tanaman perkebunan seperti karet dan
sawit ataupun tanaman pangan singkong dan jagung dengan masa tanam yang cukup lama. Hal tersebut membuat CV SA sulit mencari lahan budidaya
semangka dan menjadi ancaman bagi perusahaan dalam kontinuitas produksi semangka.
10 Terjadinya perubahan iklim dan cuaca menjadi ancaman utama bisnis buah
semangka CV SA dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,1079 dengan nilai bobot skor sebesar 0,1773. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu
dalam kegiatan budidaya semangka tidak dapat diubah dan hanya dapat meminimalisir kerugian yang akan terjadi. Untuk mengatasi perubahan iklim
dan cuaca tersebut hanya dilakukan dengan penanganan seperti melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman setiap kali hujan sehingga
membutuhkan input pestisida yang lebih dan tidak melakukan pemanenan pada saat hujan. Namun kondisi tersebut tetap mengurangi kualitas panen
semangka. Hal inilah yang menjadi ancaman utama bagi bisnis buah semangka CV SA.
Berdasarkan hasil analisis EFE, dapat dilihat bahwa hasil akhir analisis untuk peluang memiliki total skor bobot sebesar 1,3646, sedangkan nilai total
bobot skor untuk ancaman sebesar 0,9433. Nilai bobot skor untuk peluang yang lebih besar dari nilai bobot skor ancaman, maka dapat dikatakan bahwa dalam
pengembangan bisnis buah semangka CV SA mampu memanfaatkan peluang
84 yang ada dan mampu mengatasi ancaman bagi perusahaan. Hal ini juga
menunjukkan bahwa responden memberikan pandangan yang cukup tinggi pada faktor peluang dan respon yang relatif kecil untuk faktor ancaman. Peluang utama
bisnis buah semangka CV SA adalah adanya perdagangan ekspor impor dengan nilai bobot skor sebesar 0,2947. Ancaman utama bisnis buah semangka CV SA
adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca menjadi ancaman utama bisnis buah semangka CV SA dengan nilai bobot skor sebesar 0,1773. Total skor bobot dari
matriks EFE bisnis buah semangka CV SA berjumlah 2,3079. Nilai ini berada di bawah nilai rataan sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa dalam pengembangan
bisnis buah semangka, CV SA kurang memberikan respon terhadap peluang yang ada dan kurang mengurangi ancaman yang ada.
7.3 Tahap Pencocokan Matching Stage