Aspek KeuanganAkuntansi Aspek Produksi

55 Bisnis buah semangka CV SA kurang berupaya dalam mempromosikan produk buah semangka maupun perusahaan. Promosi dilakukan secara personal dan melalui Word of Mouth WOM. Kegiatan promosi yang dilakukan dalam bisnis buah semangka CV SA belum intensif karena hanya berdasarkan pengetahuan petani semangka maupun para konsumen buah agen buah semata. Petani maupun konsumen agen buah melakukan pembelian dan juga kemitraan karena Brand pada bisnis buah semangka CV SA sendiri yang sebelumnya dijalankan oleh Bapak Haji Nursalim yang sebagai petani hingga saat ini menjadi anggota DPRD Tingkat Provinsi Lampung. Sehingga petani dan juga konsumen merasa yakin akan keberadaan perusahaan dalam melakukan bisnis khususnya buah semangka. Karyawan perusahaan yang berhadapan langsung dengan konsumen buah agen buah adalah karyawan pada saat panen yang melakukan transaksi jual beli buah semangka, sedangkan karyawan yang berhadapan langsung dengan konsumen saprotan adalah karyawan yang berada pada kiosoutlet penjualan saprotan dan juga karyawan yang melakukan penjualan melalui kanvas. Bisnis buah semangka CV SA telah berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik kepada petani mitra dan musiman dalam melakukan kegiatan usahatani buah semangka. CV SA menanggapi setiap keluhan petani terutama dalam menangani hama dan penyakit buah semangka serta cara mengatasinya. Bukti fisik dari bisnis buah semangka CV SA ini terkait dengan fasilitas pendukung yang membantu perjalanan usaha CV SA, seperti alat transportasi dan bangunan usaha kantor dan kiosoutlet. Alat transportasi disediakan secara khusus untuk keperluan jual beli saprotan serta sebagai alat angkut panen. Bangunan usaha seperti kantor didesain sedemikian rupa sesuai dengan kenyamanan karyawan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan, dan fasilitas komunikasi telepon, faksimail, dan internet sedangkan bangunan kios didesain sedemikian rupa untuk kenyamanan konsumen saprotan dengan penataan produk yang rapi dan kondisi kiosoutlet yang bersih.

6.1.3 Aspek KeuanganAkuntansi

Bisnis buah semangka CV SA dalam menjalankan kegiatan usahanya menggunakan modal awal kurang lebih sebesar Rp 50 juta yang berasal dari 56 modal sendiri dan selanjutnya dalam pengembangan usaha, bisnis buah semangka CV SA menggunakan modal pinjaman dari lembaga perbankan. Pada awalnya, usaha yang bergerak dibidang buah segar milik Bapak Haji Nursalim sulit dalam memperoleh pinjaman dikarenakan risiko usaha buah segar khususnya semangka yang besar. Namun setelah merintis usaha hingga saat ini berbadan hukum CV, bisnis buah semangka CV SA memiliki dua unit kiosoutlet, mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki aset usaha lainnya, sehingga mendapat kemudahan dalam jaminan pinjaman bagi lembaga perbankan. Oleh karena itu, selain menggunakan modal sendiri saat ini bisnis buah semangka CV SA juga memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan. CV Salim Abadi dalam penerapan sistem keuangan telah menggunakan software dengan sistem Accosis untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan serta dapat mengetahui kondisi perkembangan perusahaan. Sistem Accosis ini juga memiliki proses Accounting dalam pembukuan keuangan perusahaan yang lebih jelas dan teratur. Masalah yang harus diperhatikan dalam proses Accounting ini adalah akurasi data yang masuk dan keluar harus tepat.

6.1.4 Aspek Produksi

Kegiatan produksi yang diterapkan pada bisnis buah semangka CV SA telah menggunakan Standar Operasional Procedure SOP buah semangka yang disusun oleh Bapak Haji Nursalim sendiri. SOP tersebut merupakan adopsi beberapa teknik budidaya modern yang telah dipelajari dari kegiatan budidaya semangka di Malaysia serta berdasarkan atas pengalaman dari Bapak Haji Nursalim. SOP tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman budidaya bisnis buah semangka CV SA dalam membudidayakan buah semangka. Dalam melakukan kegiatan budidaya buah semangka, CV SA memberikan kepastian input produksi yang terjamin ketersediaannya bagi para petani. Ketersediaan input tersebut terlihat dari adanya sarana kiosoutlet. Sehingga proses budidaya dapat berlangsung dan petani budidaya dapat memanfaatkan sarana tersebut. Proses produksi yang dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA di lapangan mencakup kegiatan oleh petani mitra dan petani musiman. 57 - Prosedur kemitraan petani Mitra Petani mitra bisnis buah semangka CV SA pada saat akan melakukan penanaman dilakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian, dari pihak CV SA, lahan yang diajukan tersebut di berikan keputusan. Kemudiaan setelah mendapat persetujuan lahan, CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan per hektar mencapai Rp 2.000.000,-. Biaya kebutuhan pupuk, benih, dan pestisida yang dibutuhkan selama kegiatan budidaya semangka serta pemeliharaan hingga panen secara keseluruhan ditanggung oleh pihak CV SA. Petani mitra mengambil pupuk, benih, pestisida yang diberikan sebagai modal produksi dari CV SA berdasarkan kebutuhan produksi per luas lahan. Biaya produksi buah semangka per hektar mencapai 20 juta rupiah. Pada saat panen buah semangka, petani mitra mencari pasar konsumen agen buah dan dapat juga menghubungi pihak CV SA untuk memperoleh konsumen. Hasil panen yang diperoleh petani mitra kemudian digunakan untuk membayar jumlah kebutuhan input selama proses budidaya dilakukan kepada pihak CV SA. Sedangkan kelebihan dari hasil panen sepenuhnya menjadi keuntungan petani mitra. Namun, jika hasil panen tidak mencukupi untuk membayar jumlah kebutuhan input produksi, maka petani mitra dituntut untuk melunasi pembayaran pada musim tanam selanjutnya. Untuk itu, petani mitra memiliki kesempatan yang tidak terbatas dalam melakukan kemitraan dengan pihak CV SA untuk kegiatan budidaya buah semangka. - Prosedur kemitraan petani musiman Prosedur kemitraan petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Pada awalnya pihak CV SA melakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian dari pihak CV SA sendiri akan dilakukan pengambilan keputusan terhadap lahan yang diajukan tersebut. Selanjutnya CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan baik petani mitra dan musiman relatif sama yaitu Rp 2.000.000,-. Selanjutnya kebutuhan produksi buah semangka yang dibutuhkan diberikan kepada petani musiman sebagai 58 modal kegiatan. Hal yang membedakan antara petani mitra dan musiman adalah petani musiman tidak membayar upah tenaga kerja pada saat panen dan pengangkutan. Keseluruhan biaya tersebut menjadi tanggung jawab dari CV SA. Petani musiman hanya membudidayakan semangka saja tanpa melakukan kegiatan panen dan pemasaran. Dalam pembagian hasil panen terhadap petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Petani musiman mendapatkan upah kerja dari hasil keuntungan penjualan semangka yang dilakukan oleh pihak CV SA. Petani musiman mendapatkan kesempatan untuk melakukan budidaya semangka hanya berdasarkan keputusan dari pihak CV SA saja, apabila pada waktu tertentu kekurangan petani budidaya ataupun tidak ada petani yang ingin bermitra. Dalam kegiatan produksinya, CV SA mampu berproduksi dengan rata-rata 100 ton40 habulan. Kegiatan produksi buah semangka CV SA yang dilakukan di lapangan, diberikan tanggung jawab kepada SDM lapangan dalam mengatasi kegiatan dan kendala budidaya. Namun SDM lapangan yang dimiliki oleh CV SA ini kurang berkompeten dalam bidang pendidikan. SDM tersebut hanya berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam budidaya semangka dan tidak menempuh jenjang pendidikan di bidang pertanian. Sehingga sering terjadi kendala dalam hal pemahaman dan tindak lanjut dari suatu masalah yang terjadi di lapangan sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang lebih. Hal ini menjadi bagian yang penting bagi perusahaan untuk diperhatikan. Dalam membudidayakan buah semangka, CV SA masih menggunakan sistem sewa lahan. Hal ini dilakukan perusahaan karena sulitnya mencari lahan untuk dijadikan lahan budidaya yang masih banyak digunakan sebagai lahan perkebunan. Harga sewa lahan sebesar Rp 2.000.000,-hektarmusim tanam.

6.1.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan