Perkembangan Penelitian Strategi Pengembangan Bisnis.

13

2.2 Perkembangan Penelitian Strategi Pengembangan Bisnis.

Penelitian pengembangan bisnis telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Ratnasari 2001 dan Mesra 2002 telah melakukan penelitian mengenai formulasi strategi bersaing perusahaan agribisnis di perusahaan PT Nusantara Tropical Fruit. Kedua peneliti tersebut menggunakan alat analisis IFE, EFE, dan SWOT, namun Mesra 2002 melanjutkan penelitiannya dengan menggunakan analisis QSPM untuk mengetahui strategi yang layak untuk dilakukan oleh perusahaan. Selain ketiga analisis yang digunakan, Ratnasari 2001 menggunakan analisis IE untuk mengetahui posisi strategi perusahaan, sedangkan Mesra 2002 tidak menggunakan analisis IE. Berdasarkan hasil analisis dari kedua peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan bagi perusahaan adalah kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dikenal dengan baik, sedangkan kualitas sumberdaya manusia yang kurang baik menjadi faktor kelemahan utama perusahaan. Faktor yang menjadi peluang perusahaan adalah adanya perdagangan bebas dan keberadaan investor, sedangkan sulitnya memperoleh pinjaman dari lembaga perbankan untuk tambahan modal usaha serta keamanan yang kurang terjaga menjadi ancaman bagi perusahaan. Menurut hasil analisis IE yang dilakukan oleh Ratnasari 2001, PT Nusantara Tropical Fruit berada pada posisi pertumbuhan grow dan build yang terletak pada kuadran I, dimana secara eksternal perusahaan berada pada posisi yang kuat, sedangkan secara internal memiliki kekuatan yang baik. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan oleh Ratnasari 2001 terdapat delapan alternatif strategi pengembangan yang dapat diprioritaskan untuk menentukan strategi pengembangan bisnis perusahaan. Penelitian Ratnasari 2001 tidak menggunakan analisis matrik QSP untuk menentukan strategi prioritas bagi perusahaan dan hanya menetapkan strategi-strategi alternaltif saja. Sedangkan Mesra 2002 mengemukakan bahwa terdapat tujuh alternatif strategi pengembangan yang dapat digunakan. Selanjutnya Mesra 2002 menganalisis strategi SWOT tersebut ke dalam Matriks QSP untuk mendapatkan strategi yang layak untuk dilakukan perusahaan. Hasil yang diperoleh dari analisis QSPM menyatakan bahwa strategi 14 yang menjadi prioritas utama untuk diterapkan PT Nusantara Tropical Fruit adalah strategi pengembangan dan pelatihan sumberdaya manusia. Handayani 2005 telah melakukan penelitian mengenai analisis strategi pengembangan bisnis buah segar pada PT Sewu Segar Nusantara, Tanggerang. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan, serta merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan bisnis buah segar di PT Sewu Segar Nusantara. Handayani 2005 menggunakan alat analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Berdasarkan hasil penelitian IFE dan EFE, faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah mutu produk yang masih tinggi, sedangkan kontinuitas produk yang masih tergantung pada kondisi alam menjadi faktor kelemahan utama bagi perusahaan. Handayani 2005 menyimpulkan bermitra dengan produsen buah lokal maupun importir untuk memasarkan jenis buah yang lebih banyak menjadi faktor peluang perusahaan, sedangkan faktor yang menjadi ancaman perusahaan adalah bargaining power yang tinggi dari pemasok utama. Hasil analisis IE yang dilakukan Handayani 2005 menyatakan bahwa perusahaan berada pada posisi strategi tumbuh dan kembangkan grow dan build dengan alternatif strategi yang baik untuk diterapkan pada posisi tersebut yaitu strategi intensif dan strategi integratif. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh delapan alternatif strategi pengembangan. Setelah dilakukan analisis QSPM diperoleh prioritas strategi pengembangan yang paling baik untuk perusahaan adalah alternatif strategi pengembangan jalur-jalur distribusi yang lebih luas, baik di pasar domestik maupun luar negeri. Suparwanti 2009 telah menganalisis strategi pengembangan bisnis pada buah manggis melalui pendekatan Participatory Action Research. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal pada kelompok tani manggis serta menentukan strategi yang paling tepat dalam mengembangkan usaha manggis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan matriks IFE, kelompok tani memiliki posisi internal yang lemah. Kekuatan utamanya berupa adanya kerjasama pemasaran dengan perusahaan mitra dan 15 pedagang pengumpul serta luas areal tanam yang luas. Kelemahan utama berupa produktivitas manggis belum maksimal. Berdasarkan hasil matriks EFE, kelompok tani sudah cukup memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman terhadap usahanya. Peluang utamanya berupa kondisi sumberdaya alam Desa Karacak yang cocok untuk budidaya manggis dan ancaman utama berupa kekuatan tawar menawar petani masih rendah. Hasil matriks SWOT memperoleh lima strategi alternatif dalam empat kelompok strategi utama dari hasil QSPM diperoleh prioritas strategi adalah peningkatan hasil produksi buah manggis segar dan hasil olahannya. Septiyaningsih 2010 melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan usaha durian jatohan di Provinsi Banten. Tujuan dari penelitian tersebut untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta merekomendasikan alternatif strategi bagi perusahaan. Septiyaningsih 2010 menggunakan alat analisis IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan Hasil IFE yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas produk dan sistem pengadaan produk merupakan faktor internal penting, sedangkan hasil analisis EFE menunjukkan faktor eksternal terpenting adalah ketersediaan bahan baku durian dengan musim panen yang berbeda-beda. Hasil analisis IFE dan EFE tersebut kemudian diplotkan pada matriks IE yang menunjukkan bahwa posisi perusahaan berada pada sel II, yaitu tumbuh dan membangun. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi dan prioritas strategi yang baik untuk direkomendasikan kepada perusahaan. Berdasarkan analisis QSPM adalah memperbaiki sistem pengadaan produk, meningkatkan citra produk dan kualitas produk serta pelayanan kepada masyarakat. Kajian mengenai penelitian terdahulu berguna sebagai acuan bagi penulis terutama dalam merumuskan permasalahan dengan latar belakang permasalahan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis buah segar. Penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari 2001, Mesra 2002, Handayani 2005, Suparwanti 2009, dan Septiyaningsih 2010 memiliki kesamaan dengan kajian yang digunakan oleh penulis. Kesamaan tersebut terlihat pada beberapa alat analisis yang digunakan serta penelitian tersebut dilakukan pada komoditas buah-buahan. 16 Ratnasari 2001, Mesra 2002 dan Handayani 2005 melakukan penelitian mengenai formulasi strategi bersaing perusahaan buah segar PT Nusantara Tropical Fruit dan PT Sewu Segar Nusantara yang merupakan perusahaan berbadan hukum. Hal tersebut sama dengan kajian penelitian yang dilakukan oleh penulis. Namun perbedaan yang dilihat dari penelitian Ratnasari 2001, Mesra 2002, dan Handayani 2005 dengan penelitian ini yaitu kajian strategi pengembangan yang dilakukan pada lokasi, komoditas, serta bentuk badan hukum yang berbeda. Suparwanti 2009 telah menganalisis strategi pengembangan bisnis pada buah manggis melalui pendekatan Participatory Action Research. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penulis dalam hal strategi pengembangan bisnis buah. Demikian halnya dengan Septiyaningsih 2010 yang menganalisis strategi pengembangan usaha pada buah durian jatohan. Berdasarkan beberapa peneliti tersebut, belum terdapat penelitian mengenai strategi pengembangan pada komoditi buah semangka. Untuk itu, penelitian ini lebih mengkaji pengembangan bisnis buah segar khususnya semangka. Berdasarkan penelitian terdahulu, Ratnasari 2001, Mesra 2002, Handayani 2005, Suparwanti 2009 dan Septiyaningsih 2010 menggunakan alat analisis IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Oleh karena itu, dalam penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka Pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung” ini menggunakan Analisis IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM untuk mendapatkan prioritas strategi yang layak untuk dapat diterapkan oleh perusahaan. 17

III. KERANGKA PEMIKIRAN