8 Selain berkaitan dengan pendapatan, adanya penggunaan faktor produksi
juga berpengaruh pada keputusan petani dalam melakukan penanaman kentang varietas Granola maupun varietas Atlantic, khususnya dalam memperhitungkan
kebutuhan dan biaya usahatani. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:
1 Apakah usahatani kentang baik varietas Granola noncontract farming
maupun varietas Atlantic contract farming menguntungkan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut?
2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kentang di Desa
Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Menganalisis pendapatan usahatani kentang varietas Granola noncontract
farming dan varietas Atlantic contract farming di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
2 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kentang di
Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1 Petani kentang, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi mengenai
pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani kentang. Hal tersebut bertujuan agar petani dapat mengambil
langkah untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari usahatani kentang.
2 Pengambil keputusan, penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk
mengambilan kebijakan agar dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 3
Kalangan akademis, penelitian ini dapat menjadi bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
9 4
Masyarakat umum, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana informasi dan bahan referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kentang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada petani kentang varietas Granola yang tidak tergabung dalam usaha pertanian kontrak noncontract farming dan varietas
Atlantic yang tergabung dalam dalam usaha pertanian kontrak contract farming di Desa Cigedug. Periode tanam yang digunakan penelitian ini adalah musim
hujan Oktober 2011 – Januari 2012. Analisis usahatani menggunakan analisis
pendapatan dan RC rasio yang dianalisis secara kuantitatif, sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas kentang dianalisis dengan menggunakan
fungsi produksi Cobb-Douglas.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum Kentang
Kentang Solanum tuberosum L. termasuk jenis sayuran semusim, berumur pendek, dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman
semusim karena hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umur tanaman relatif pendek, hanya 90
– 180 hari. Spesies Solanum tuberosum L. Mempunyai banyak varietas. Umur tanaman kentang bervariasi menurut varietasnya. Kentang
varietas genjah berumur 90 – 120 hari, varietas medium berumur 120 – 150 hari,
dan varietas dalam berumur 150 – 180 hari. Berikut ini merupakan klasifikasi
ilmiah kentang Setiadi 2009. KerajaanKingdom
: Plantae Divisi
: MagnoliophytaSpermatophyta Kelas
: MagnoliopsidaDicotyledonae berkeping dua Subkelas
: Asteridae Ordo
: SolanalesTubiflorae berumbi Famili
: Solanaceae berbunga terompet Genus
: Solanum daun mahkota berletakan satu sama lain Seksi
: Petota Spesies
: Solanum tuberosum Kentang memiliki kadar air yang cukup tinggi sekitar 78 persen. Setiap
100 gram kentang mengandung kalori 374 kal, protein 0,3 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 85,6 gram, kalsium 20 mg, forsor 30 mg, zat besi 0,5 mg, dan vitamin
B 0,04 mg. Berdasarkan nilai kandungan gizi tersebut, kentang merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi di
dalam tubuh Samadi 2007. Tanaman kentang dapat tumbuh baik di dataran tinggi atau pegunungan
dengan tingkat ketinggian 1.000 – 1.300 meter di atas permukaan laut dpl
Samadi 2007. Apabila tumbuh di dataran rendah di bawah 500 m dpl, tanaman kentang sulit membentuk umbi. Jika terbentuk, umbinya akan berukuran sangat
kecil, kecuali di daerah yang mempunyai suhu malam hari dingin 20
o
C.
11 Sementara itu, jika ditanam di atas ketinggian 2.000 m dpl, tanaman akan lambat
membentuk umbi
4
. Tanaman kentang umumnya dapat tumbuh pada segala jenis tanah, namun
tidak semuanya dapat memberikan hasil yang baik. Kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan kentang adalah berstruktur remah, gembur,
banyak mengandung bahan organik, subur, mudah mengikat air, dan memiliki solum tanah dalam dengan pH tanah 5,0
– 7,0. Suhu rata-rata harian yang optimal bagi pertumbuhan kentang adalah 18
– 21
o
C dengan tingkat kelembapan udara sekitar 80
– 90 persen. Selain itu curah hujan yang sesuai untuk membudidayakan kentang adalah 1.500 mm per tahun Samadi 2007.
Kondisi topografi yang mendukung usahatani kentang, tidak serta merta dapat meningkatkan produktivitas kentang yang dihasilkan. Beberapa kendala
yang menyebabkan kurang berhasilnya usahatani kentang adalah rendahnya kualitas bibit yang digunakan, produktivitas rendah, teknik bercocok tanam yang
kurang baik khususnya pemupukan kurang tepat, baik dosis maupun waktunya, dan keadaan lingkungan yang memang berbeda dengan daerah asal kentang Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 2004. Menurut Samadi 2007, kentang dibedakan menjadi tiga golongan
berdasarkan warna umbinya, yaitu: 1
Kentang putih, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi putih,
misalnya varietas Atlantic, Marita, Donata, dan lainnya.
2 Kentang kuning, yaitu jenis kentang yang umbi dan kulitnya berwarna
kuning, misalnya varietas Granola, Cipanas, Cosima, dan lainnya.
3 Kentang merah, yaitu kentang dengan warna kulit dan daging umbi merah,
misalnya varietas Desiree dan Arka. Berdasarkan
Keputusan Menteri
Pertanian Nomor:
81KptsSR.12032005
5
, kentang varietas Granola merupakan varietas unggul dengan karakteristik produktivitas tinggi, yaitu dapat mencapai 38
–50 tonha, memiliki bentuk umbi bulat lonjong, warna daging umbi kuning, dan mata umbi
4
Pusat Penyuluh Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. http:
cybex.deptan.go.idpenyuluhansyarat-tumbuh-tanaman-kentang [diakses pada 27 Juni 2012]
5
Peraturan Perundang-undangan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2005. Pelepasan
Kentang Granola
Kembang Sebagai
Varietas Unggul
http: perundangan.deptan.go.idk_menteri.php?awal=600page=31
[diakses pada 15 Juli 2012]
12 dangkal. Selain keunggulan tersebut, varietas Granola juga tahan terhadap
penyakit kentang. Apabila daya serang suatu penyakit terhadap varietas kentang lain 30, pada varietas Granola hanya 10. Umur panen normal 90 hari,
meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen. Kentang varietas Atlantic merupakan varietas yang diintroduksi oleh
Amerika Serikat dan dirilis di Victoria tahun 1986. Kentang varietas ini dikembangkan di Florida dari persilangan antara varietas Wauseon dan Lenape
6
. Karakteristik kentang ini yaitu memiliki umur 100 hari, tinggi tanaman dapat
mencapai 50 cm, tahan terhadap nematoda, kualitas umbi baik, dan memiliki kadar pati tinggi Kholis 2011.
Selain itu, kentang varietas Atlantic memiliki
produktivitas yang tinggi, kulit umbi putih kekuningan, daging umbi putih, mata umbi dangkal, bentuk umbi bulat, kadar air rendah, dan tidak mengalami
perubahan setelah diproses Khumaida 1994, diacu dalam Widyastuti 1996. Teknologi budidaya kentang industri processing seperti varietas Atlantic
sedikit berbeda dengan kentang sayur seperti varietas Granola. Hal tersebut dikarenakan tanaman kentang industri seperti varietas Atlantic lebih tinggi, kanopi
daun lebih besar, stolon lebih panjang dan tertanam di bawah tanah, umur panen lebih lama, serta rentan terhadap bakteri layu dan busuk daun. Perbedaan tersebut
menuntut teknologi budidaya yang berbeda, yaitu jarak tanam lebih lebar, penanaman lebih dalam, dosis pupuk lebih tinggi, dan pengendalian busuk daun
dan bakteri lebih intensif Effendie 2002.
2.2. Budidaya Kentang