Penggunaan Sarana Produksi Kentang

67 antara Rp 100,00 – 500,00 per kg. Berdasarkan hasil wawancara, selisih harga tersebut termasuk keuntungan tengkulak, biaya transportasi, retribusi pasar, dan biaya lainnya. Petani yang menjual hasil panennya ke pasar memiliki harga jual rata-rata lebih tinggi dari pada petani yang menjual hasil panen ke tengkulak Gambar 12. Walaupun demikian, sebagian besar petani menjual hasil panennya ke tengkulak dikarenakan adanya keterikatan dalam pengadaan modal dan kemudahan pada transaksi jual beli sehingga petani tidak perlu mengangkut hasil panennya ke pasar. Gambar 12. Distribusi Harga Jual Kentang Varietas Granola Rpkg Berdasarkan Ukuran yang Dihasilkan Sesuai Tempat Tujuan Penjualan pada Musim Hujan 2011 – 2012 Petani kentang varietas Atlantic di lokasi penelitian menjual hasil panennya langsung ke vendor PT IFM Desa Cigedug dengan harga yang telah berlaku dalam kontrak. Harga tersebut umumnya berubah setiap tahunnya, disesuaikan berdasarkan harga kentang yang berlaku . Harga jual tersebut berlaku untuk semua ukuran yang diterima pihak PT IFM, oversize ataupun standard, dengan harga yang sama yaitu Rp 4.950,00 per kilogram.

5.3.3. Penggunaan Sarana Produksi Kentang

Sarana produksi merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan usahatani untuk menghasilkan suatu keluaran output. Saran produksi yang digunakan petani kentang di Desa Cigedug terdiri dari lahan, benih, pupuk 61 30 9 Pasar Cikajang AL A B Rp 4.142,86 Rp 2.857,14 Rp 1.942,86 Ukuran: 56 34 10 Tengkulak AL A B Rp 3.700,00 Rp 2.621,74 Rp 1.802,17 Ukuran: 68 kandang, pupuk kimia pupuk ZA, TSP, KCl, Mutiara, dan Phonsca, fungisida, insektisida, perekat, tenaga kerja, dan peralatan usahatani. 1 Lahan Lahan merupakan tempat yang digunakan petani kentang untuk menjalankan kegiatan usahatani. Kepemilikan lahan yang digunakan petani responden baik kentang varietas Granola maupun varietas Atlantic berbeda-beda, yaitu lahan pribadi dan lahan sewa. Rata-rata penggunaan lahan garapan untuk mengelola kentang varietas Granola adalah 0,41 hektar dan varietas Atlantic sebesar 0,55 hektar. Sehingga dapat dikatakan golongan petani kentang di Desa Cigedug sempit ≤ 0,5 ha dan sedang 0,5 – 2 ha. Penggunaan lahan garapan bergantung pada jumlah modal yang dimiliki, hal tersebut dikarenakan semakin luas lahan yang digunakan maka biaya yang dikeluarkan pun akan semakin besar. 2 Benih Benih yang baik menjadi salah satu faktor penentu produksi kentang di Desa Cigedug. Benih yang digunakan dapat berasal dari hasil seleksi panen sebelumnya ataupun membeli benih baru. Produksi yang dihasilkan salah satunya dipengaruhi oleh generasi benih yang digunakan. Sebagian besar generasi benih yang digunakan petani varietas Granola adalah G4 dan G5, sedangkan generasi yang digunakan petani varietas Atlantic adalah G4. Petani membeli benih kentang varietas Granola di kios dan petani di lokasi penelitian ataupun Pengalengan. Sementara itu, benih kentang varietas Atlantic petani membelinya di vendor PT IFM lokasi penelitian. Rata-rata harga benih kentang varietas Granola yang digunakan petani adalah Rp 12.533,33, sedangkan varietas Atlantic adalah Rp 12.416,67. Rata-rata harga benih tersebut dihitung berdasarkan harga beli tunai dan harga benih diperhitungkan petani. Harga benih G3 – G5 varietas Granola tunai yang dibeli petani berkisar antara Rp 12.000,00 sampai Rp 20.000,00 per kg, sedangkan harga beli benih G4 varietas Atlantic adalah Rp 12.500,00 per kg. Harga benih varietas Granola bergantung pada generasi benih yang dibeli. Generasi benih yang beredar di pasar mulai dari generasi ketiga dan keempat G3 dan G4, namun di beberapa tempat ada yang menjual generasi kedua G2. Angka tersebut menunjukkan berapa kali benih tersebut telah diperbanyak. 69 Semakin kecil angka tersebut, maka harga benih semakin tinggi dan semakin baik untuk digunakan. Hal tersebut dikarenakan benih tersebut lebih sedikit terinfeksi hama dan penyakit. Kebutuhan benih kentang dengan jarak tanam 70 cm x 30 cm adalah 1.300 – 1.700 kg per hektar Samadi 2007. Rata-rata benih yang digunakan petani responden kentang varietas Granola per hektarnya sebanyak 1.806,12 kg, sedangkan varietas Atlantic 1.939,13 kg. Perbedaan penggunaan benih kentang tersebut dikarenakan varietas Atlantic memiliki ukuran berat benih yang lebih besar daripada varietas Granola. Ukuran berat benih kentang varietas Granola, yaitu 30 – 50 gramumbi, sedangkan varietas Atlantic 60 – 100 gramumbi. 3 Pupuk Kandang Pupuk kandang digunakan oleh petani responden untuk menjaga kesuburan tanah karena banyak mengandung bahan organik sebagai unsur hara yang dibutuhkan tanah. Pupuk kandang berguna untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan biologi tanah, dan kandungan mikrobanya berperan dalam proses dekomposisi bahan organik Pratiwi 2011. Pupuk kandang digunakan satu kali dalam satu periode tanam, yaitu ketika pemupukan dasar. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi. Petani responden dapat memperoleh pupuk kandang yang sudah kering ataupun masih basah di peternak lokasi penelitian. Umumnya petani membeli pupuk kandang dalam kondisi masih basah karena harganya relatif lebih murah berkisar antara Rp 13.000,00 – Rp 14.000,00 per karung ± 45 kgkarung, sedangkan pupuk yang sudah kering memiliki harga jual Rp 16.000,00 – Rp 18.000,00 ± 45 kgkarung. Rata-rata penggunaan pupuk kandang pada varietas Granola adalah 24.473,01 kg, sedangkan varietas Atlantic adalah 25.342,28 kg. 4 Pupuk Kimia Pupuk kimia yang digunakan pada usahatani kentang terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yang digunakan adalah pupuk ZA, TSP, dan KCl, sedangkan pupuk majemuk yang digunakan adalah pupuk NPK Mutiara atau Phonska. Pupuk tunggal digunakan ketika pemupukan dasar, sedangkan pupuk majemuk digunakan untuk pemupukan susulan. 70 a Pupuk ZA Pupuk ZA merupakan jenis pupuk kimia yang mengandung 21 persen Nitrogen N. Unsur hara Nitrogen memiliki peran penting pada tanaman kentang, yaitu untuk merangsang pertunasan bibit, meningkatkan pertumbuhan daun, batang, dan ranting, meningkatkan pembentukan protein, dan meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara lainnya Fosfat, Kalium, dan lainnya Samadi 2007. Alasan petani tidak menggunakan pupuk Urea untuk memenuhi unsur Nitrogen karena pupuk Urea memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi sehingga sangat mudah larut dalam air dan cepat menguap. Oleh karena itu, petani menggukan pupuk ZA untuk memenuhi unsur hara Nitrogen. Petani responden membeli pupuk ZA di kios di lokasi penelitian dengan harga Rp 90.000 per karung atau senilai Rp 1.800,00 per kg. Rata-rata penggunaan pupuk ZA pada varietas Granola adalah 1.027,33 kg per hektar, sedangkan varietas Atlantic 749,46 kg per hektar. b Pupuk TSP Pupuk TSP merupakan jenis pupuk kimia yang mengandung 36 persen Fosfat P. Unsur hara Fosfat sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan pertumbuhan perakaran sehingga dapat memperkuat tanaman serta meningkatkan penyerapan unsur hara dan air. Selain itu, unsur Fosfat berpengaruh terhadap pembentukan umbi dan kandungan zat pati. Petani responden membeli pupuk TSP di kios di lokasi penelitian dengan harga rata-rata Rp 1.800,00 per kg. Rata-rata penggunaan pupuk TSP pada varietas Granola adalah 1.063,44 kg per hektar, sedangkan varietas Atlantic 965,85 kg per hektar. c Pupuk KCl Pupuk KCl merupakan pupuk kimia yang mengandung unsur Kalium K. Unsur hara Kalium dibutuhkan untuk membentuk karbohidrat dalam umbi, meningkatkan penyerapan air sehingga mencegah tanaman layu, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, memperbesar umbi, dan meningkatkan daya simpan umbi. Petani responden membeli pupuk KCl di kios di lokasi penelitian dengan harga rata-rata Rp 2.000,00 per kg. Rata-rata penggunaan pupuk KCl pada varietas Granola adalah 394,75 kgha, sedangkan varietas Atlantic 342,31 kgha. 71 d Pupuk NPK Mutiara dan Phonska Pupuk NPK Mutiara mengandung unsur Nitrogen, Fosfat, dan Kalium dengan perbandingan 16:16:16, sedangkan NPK Phonska memiliki perbandingan 15:15:15. Perbandingan tersebut menunjukkan ketersedian unsur hara yang seimbang. Ketiga unsur hara tersebut merupakan gabungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kentang. Petani yang menggunakan pupuk NPK Mutiara hanya sebesar lima persen dari total keseluruhan responden dan 95 persen lainnya menggunakan pupuk NPK Phonska. Hal tersebut dikarenakan harga pupuk NPK Mutiara lebih mahal, yaitu sebesar Rp 7.000,00 per kg, sedangkan pupuk NPK Phonska Rp 2.300,00 per kg sehingga petani cenderung menggunakan NPK Phonska. Petani responden membeli pupuk NPK tersebut di kios di lokasi penelitian Sebesar lima persen pengguna NPK Mutiara tersebut merupakan petani kentang varietas Atlantic. Rata-rata dosis yang digunakan petani kentang varietas Atlantic terhadap NPK Mutiara adalah 53,79 kg per hektar dan NPK Phonska adalah 349,55 kg per hektar. Sementara itu, rata-rata penggunaan pupuk NPK Phonska petani kentang varietas Granola adalah 335,03 kg per hektar. Berdasarkan penjelasan di atas, apabila diuraikan berdasarkan unsur-unsur yang terkandung di dalam pupuk kimia maka rata-rata petani kentang varietas Granola di lokasi penelitian menggunakan unsur N sebesar 265,99 kgha, P sebesar 433,09 kgha, dan K sebesar 287,10 kgha masing-masing sebanyak. Sementara itu, pada varietas Atlantic menggunakan unsur N sebesar 218,42 kgha, P sebesar 408,74 kgha, dan K sebesar 266,42 kgha. Berdasarkan data tersebut, penggunaan unsur NPK pada varietas Granola lebih besar daripada varietas Atlantic padahal menurut Effendie 2002 seharusnya penggunaan unsur NPK pada varietas Atlantic lebih besar daripada varietas Granola. 5 Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan dalam usahatani kentang pada musim hujan adalah fungisida, insektisida, dan perekat. Rata-rata penggunaan obat-obatan melebihi dosis anjuran Tabel 21. Berdasarkan data BP3K Cigedug 2012 menyatakan bahwa penerapan penggunaan obat-obatan secara terpadu pada petani 72 di Desa Cigedug baru mencapai 28 persen. Berdasarkan wawancara dengan petani responden, rendahnya ketercapaian tersebut dikarenakan petani responden tidak ingin mengikuti penyuluhan dari pihak penyuluh pertanian lapang PPL. Mereka menganggap bahwa mereka lebih pintar dan berpengalaman dibandingkan dengan pihak PPL. Hal ini terkait dengan pendidikan yang ditempuh petani responden yang hanya mencapai tingkat pendidikan dasar, sehingga pola pikir mereka kurang terbuka dengan teknologi ataupun pengetahuan yang baru. Selain itu, pengalaman petani responden dalam usahatani kentang juga menjadi alasan ketidakinginan petani responden untuk mengikuti penyuluhan. Tabel 21. Penggunaan Rata-rata Obat Berdasarkan Kandungan Aktif yang Digunakan Petani Responden Varietas Granola dan Varietas Atlantic per Hektar pada Musim Hujan 2011 – 2012 Zat Aktif Dosis Penggunaan Petani Responden Dosis Anjuran Harga Rp per kglt Varietas Granola Varietas Atlantic Fungisida Klorotalonil 18,27 kg 22,96 kg 2,50 – 10,00 kg 136.666,67 Propineb 17,20 kg 41,17 kg 5,00 – 10,00 kg 150.000,00 Mankozeb 36,20 kg 60,26 kg 3,75 – 20,00 kg 57.818,18 Dimetomorf 12,23 kg 33,67 kg - 25.000,00 Insektisida Abamektin 0,27 lt 0,24 lt 1,25 – 2,50 lt 1.025.000,00 Profenofos 45,60 lt 54,26 lt 2,50 – 5,00 lt 78.333,33 Permethrin 3,55 lt 5,65 lt 1,25 – 2,50 lt 50.000,00 Imidakloprid 1,31 lt 3,38 lt 0,10 – 0,20 lt 437.500,00 Klorfenapir 1,68 lt 7,00 lt - 600.000,00 Klorantraniliprol 0,99 lt 1,01 lt 0,20 – 0,30 lt 500.000,00 Karbosulfran 100,00 lt 372,73 lt 7,50 – 15,00 lt 600.000,00 Deltametrin 0,00 lt 156,25 lt 2,50 – 5,00 lt 60.000,00 Promokarb hidroklorid 0,38 lt 1,25 lt 1,50 – 2,25 lt 900.000,00 Siromazin 0,47 lt 0,51 lt 1,50 – 3,00 lt 1.250.000,00 Perekat Alkyl Aril Alkoksilat, Asam Olet 10,27 lt 16,62 lt 8,33 – 16,66 lt 46.200,00 Keterangan : Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 442KptsSR.14092003 tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Tetap Pestisida 73 a Fungisida Fungisida yang digunakan petani responden umumnya untuk mencegah, memberantas, atau mengurangi penyakit yang disebabkan oleh cendawan yang sering menyerang, seperti Phytophthora infestans penyebab busuk daun, Atlternaria solani penyebab bercak kering, dan Fusarium oxysporum penyebab tanaman layu. Penggunaan jenis fungisida dalam usahatani kentang baik varietas Granola maupun varietas Atlantic serupa dalam hal kandungan zat aktif, namun merek dagang yang digunakan petani beraneka ragam. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, pengalaman petani lain, keinginan, dan kemampuan petani responden untuk membeli. Namun, merek dagang fungisida yang banyak petani kentang gunakan adalah Daconil, Antracol, Indothane, Unizep, dan Sirkus. Petani membeli berbagai macam fungisida tersebut di kios di lokasi penelitian. Rata-rata penggunaan fungisida pada kentang varietas Granola sebanyak 57,93 kgha yang mengandung Klorotalonil sebanyak 18,27 kgha, Propineb sebanyak 17,20 kgha, Mankozeb 36,20 kgha, dan Dimetomorf 12,23 kgha Sementara itu, rata-rata penggunaan fungisida pada kentang varietas Atlantic sebanyak 125,50 kgha yang mengandung Klorotalonil sebanyak 22,96 kgha, Propineb sebanyak 41,17 kgha, Mankozeb sebanyak 60,26 kgha, dan Dimetomorf sebanyak 33,67 kgha Tabel 21. Penggunaan fungisida pada varietas Atlantic yang lebih banyak disebabkan frekuensi penyemprotan yang lebih sering daripada varietas Granola. Hal tersebut dikarenakan varietas Atlantic lebih mudah terkena serangan hama dan penyakit, sehingga petani menggunakan banyak fungisida untuk mengatasi serangan penyakit. Rata-rata harga fungisida yang digunakan untuk varietas Granola dan varietas Atlantic per kilogram adalah Rp 111.677,30 dan Rp 90.695,62. Harga rata-rata varietas Atlantic yang lebih rendah daripada varietas Granola dikarenakan kebutuhan fungisida yang lebih tinggi pada varietas Atlantic menyebabkan kebutuhan fungisida menjadi lebih banyak, sehingga petani menggunakan zat aktif dengan harga yang relatif lebih murah namun dapat mengatasi serangan organisme pengganggu tanaman OPT. 74 b Insektisida Insektisida yang digunakan petani responden umumnya untuk mencegah, memberantas, atau mengurangi hama yang sering menyerang, seperti Liriomyza huidobrensis lalat penggorok daun, Myzus persicae kutu daun, Thrips trip, Phthorimaea opeculella penggerek umbi. Penggunaan jenis insektisida dalam usahatani kentang baik varietas Granola maupun varietas Atlantic tidak berbeda dalam hal kandungan zat aktif, namun merek dagang yang digunakan petani beraneka ragam. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan petani untuk membeli. Namun, merek dagang insektisida yang banyak petani kentang gunakan adalah Demolish, Curacron, Callicron, Confidor, dan Prevathon. Petani membeli berbagai macam insektisida tersebut di kios di lokasi penelitian. Rata-rata penggunaan insektisida pada kentang varietas Granola sebanyak 7,64 ltha yang mengandung Abamektin 0,27 ltha, Profenofos 45,60 ltha, Permethrin 3,55 ltha, Imidakloprid 1,31 ltha, Klorfenapir 1,68 ltha, Klorantraniliprol 0,99 ltha, Karbosulfran 100,00 ltha, Promakarb hidroklorida 0,38 ltha, dan Siromazin 0,47 ltha. Sementara itu, rata-rata penggunaan insektisida pada kentang varietas Atlantic sebanyak 9,18 ltha yang mengandung Abamektin 0,24 ltha, Profenofos 54,26 ltha, Permethrin 5,65 ltha, Imidakloprid 3,38 ltha, Klorfenapir 7,00 ltha, Klorantraniliprol 1,01 ltha, Karbosulfran 372,73 ltha, Deltametrin156,25 ltha, Promakarb hidroklorida 1,25 ltha, dan Siromazin 0,51 ltha Tabel 21. Penggunaan insektisida pada varietas Atlantic yang lebih banyak disebabkan frekuensi penyemprotan yang lebih sering daripada varietas Granola. Hal ini dikarenakan varietas Atlantic lebih mudah terkena serangan hama dan penyakit, sehingga petani menggunakan banyak insektisida untuk mengatasi serangan hama. Rata-rata harga insektisida untuk varietas Granola dan varietas Atlantic per liter adalah Rp 284.069,71 dan Rp 263.163,37. c Perekat Setiap melakukan penyemprotan baik fungisida maupun insektisida, petani responden mencampurkan pestisida yang digunakan dengan perekat. Kegunaan perekat adalah untuk meratakan dan mempercepat proses penyerapan pestisida yang disemprotkan ke tanaman kentang, sehingga pestisida tersebut tidak semua 75 tercuci oleh air hujan. Masing-masing petani responden menggunakan perekat dengan merek dagang yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani untuk membeli. Namun, merek dagang perekat yang banyak petani kentang gunakan adalah Apsa, Lantish, dan Super Go yang mengandung zat aktif Alkyl Aril Alkoksilat dan Asam Olet. Petani membeli berbagai macam perekat tersebut di kios di lokasi penelitian. Rata-rata penggunaan perekat pada kentang varietas Granola sebanyak 10,27 ltha, sedangkan varietas Atlantic sebanyak 16,62 ltha. Frekuensi dan volume penyemprotan pestisida varietas Atlantic yang lebih banyak daripada varietas Granola menyebabkan penggunaan perekat pada varietas Atlantic lebih banyak daripada varietas Granola. Rata-rata harga perekat untuk varietas Granola dan varietas Atlantic per liter adalah Rp 37.246,43 dan Rp 49.827,35 Tabel 21. 6 Tenaga Kerja Proses produksi kentang yang dilakukan petani responden meliputi persiapan lahan, penanaman, penyulaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Penggunaan tenaga kerja pada setiap proses kegiatan produksi berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kentang adalah tenaga kerja manusia yang terdiri dari tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Penggunaan tenaga kerja dapat berasal dari dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani ini menggunakan satuan hari orang kerja HOK, dimana 1 hari kerja pria HKP = 1 hari orang kerja HOK dan 1 hari kerja wanita HKW = 0,7 hari kerja pria HKP Hernanto 1996. Pembayaran upah tenaga kerja dibedakan berdasarkan jenis kelamin karena adanya perbedaan kapasistas yang dibebankan. Upah yang diberikan setiap satu hari kerja, yaitu Rp 15.000,00 untuk pria dan Rp 10.000,00 untuk wanita. Jam kerja yang digunakan petani dari jam 07.00 – 12.00 WIB. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani kentang varietas Granola per hektar sebanyak 643,33 HOK, sedangkan varietas Atlantic sebanyak 635,60 HOK per hektar. Adapun penggunaan tenaga kerja baik dari dalam keluarga maupun luar keluarga pada setiap kegiatan usahatani dapat dilihat pada Tabel 22 dan 23. 76 Tabel 22. Penggunaan Tenaga Kerja HOK per Hektar dalam Usahatani Kentang Varietas Granola pada Musim Hujan 2011 – 2012 Kegiatan Usahatani Dalam Keluarga Luar Keluarga Total HOK L P L P Persiapan Lahan 40,84 9,69 54,98 41,15 146,67 Penanaman 10,22 5,50 16,11 17,26 49,08 Penyulaman 1,88 0,15 0,17 0,15 2,34 Pemeliharaan - Pemasangan Ajir 8,42 3,85 8,55 6,09 26,91 - Penalian 9,20 10,26 7,19 24,17 50,82 - Penyiangan dan pembumbunan 12,47 4,99 13,66 14,96 46,08 - Pemupukan Susulan 7,82 2,07 5,80 3,77 19,46 - Pengobatan 113,79 11,63 90,84 0,78 217,04 Panen 12,23 7,59 29,47 35,63 84,93 Total 216,86 55,73 226,76 143,98 643,33 Jumlah HOK 272,59 363,69 643,33 Tabel 23. Penggunaan Tenaga Kerja per Hektar dalam Usahatani Kentang Varietas Atlantic pada Musim Hujan 2011 – 2012 Kegiatan Usahatani Dalam Keluarga Luar Keluarga Total HOK L P L P Persiapan Lahan 11,92 0,45 61,22 83,35 156,94 Penanaman 2,30 0,68 12,00 22,05 37,04 Penyulaman 0,50 0,08 0,26 0,26 1,26 Pemeliharaan - Pemasangan Ajir 2,59 0,65 12,00 12,00 27,51 - Penalian 3,18 1,80 45,17 45,17 71,72 - Penyiangan dan pembumbunan 3,33 0,04 26,79 26,79 48,27 - Pemupukan Susulan 1,68 0,35 3,70 3,70 9,75 - Pengobatan 50,20 6,27 131,23 0,00 187,70 Panen 3,96 2,05 58,66 58,66 95,39 Total 79,67 12,36 251,98 251,98 635,60 Jumlah HOK 92,03 543,56 635,60 Berdasarkan data pada Tabel 22 dan 23 didapat bahwa penggunaan tenaga kerja terbesar pada kegiatan pemeliharaan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan pemasangan ajir, penalian, penyiangan sekaligus pembumbunan, pemupukan susulan, dan pengobatan. Selain itu, kegiatan persiapan lahan juga menyerap banyak tenaga kerja karena persiapan lahan terdiri dari pengolahan lahan, pembuatan bedengan, dan pemberian pupuk dasar. Tenaga kerja dalam keluarga yang terlibat dalam usahatani kentang di Desa 77 Cigedug terdiri dari suami dan istri, sedangkan anak sebagian besar tidak ikut serta dalam kegiatan usahatani kentang. Keterlibatan keluarga pada petani responden varietas Granola relatif lebih banyak dibandingkan dengan varietas Atlantic. Hal tersebut dikarenakan tenaga kerja dalam keluarga istri pada petani responden varietas Atlantic umumnya hanya terlibat saat penanaman dan pemanenan, sedangkan pada petani responden varietas Granola tenaga istri umumnya ikut serta dalam setiap kegiatan usahatani kentang. Apabila dibandingkan dalam hal penggunaan tenaga kerja tersebut, terlihat bahwa perbandingan penggunaan tenaga kerja pada varietas Granola lebih seimbang antara penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dibandingkan dengan varietas Atlantic. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kentang dimana semakin banyak tenaga kerja luar keluarga yang digunakan maka akan semakin banyak pula biaya tunai yang dikeluarkan. Berdasarkan penggunaan input usahatani kentang varietas Granola dan varietas Atlantic yang telah dijelaskan di atas, rata-rata penggunaan input dalam kentang varietas Granola dan varietas Atlantic secara lebih singkat dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Rekapitulasi Rata-rata Penggunaan Input Produksi dalam Usahatani Kentang Varietas Granola dan Varietas Atlantic per Hektar pada Musim Hujan 2011 – 2012 di Desa Cigedug No Uraian Varietas Granola Varietas Atlantic Jumlah Harga Rp Jumlah Harga Rp 1. Benih kg 1.806,12 12.533,33 1.939,13 12.416,67 2. Pupuk kandang kg 24.473,01 296,73 25.342,28 315,89 3. Pupuk kimia Pupuk ZA kg 1.027,33 1.800,00 749,46 1.800,00 Pupuk TSP kg 1.063,44 1.800,00 965,85 1.800,00 Pupuk KCl kg 394,75 2.000,00 342,31 2.000,00 Pupuk Mutiara kg 0,00 0,00 53,79 7.000,00 Pupuk Phonska kg 335,03 2.300,00 349,55 2.300,00 4. Obat-obatan Fungisida kg 57,93 111.677,30 125,50 90.695,62 Insektisida lt 7,64 284.069,71 9,18 263.163,37 Perekat lt 10,27 37.246,43 16,62 49.827,35 5. Tenaga Kerja HOK 480,02 15.000,00 565,33 15.000,00 78

5.3.4. Keragaan Usaha Pertanian Kontrak Contract Farming