41 observasi  yang  diurut  menurut  waktu  seperti  data  deret  berkala  atau  ruang
seperti lintas-sektoral Gujarati 2006b.
Gambar 3. Daerah Statistik d Durbin-Watson
Sumber : Gujarati 2006b
4.4.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan pengujian-pengujian yang dilakukan dalam pengujian model penduga dan pengujian terhadap parameter regresi, antara lain:
1 Pengujian terhadap model penduga
Pengujian  ini  untuk  mengetahui  apakah  faktor  produksi  yang  digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas kentang. Menurut
Gujarati 2006a, pengujian hipotesis secara statistik adalah sebagai berikut: Hipotesis:
H : b
1
= b
2
= . . . = b
10
= 0 H
1
: salah satu dari b ada ≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F:
ℎ� �� =
�2 −1
1− �2 �−
Keterangan: k
= jumlah variabel termasuk intercept n
= jumlah pengamatan atau responden Kriteria uji:
Tolak H = F
hitung
F
tabelk-1, n-k
pada taraf nyata α Terima H
= F
hitung
F
tabelk-1, n-k
pada taraf nyata α Apabila  tolak  H
berarti  secara  bersama-sama  variabel  yang  digunakan berpengaruh  nyata  terhadap  produksi,  namun  apabila  terima  H
maka  variabel yang digunakan secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
Setelah itu dihitung besarnya koefisien determinasi  R
2
untuk  mengukur  tingkat
Bukti otokorelasi
positif Daerah
meragukan Tidak ada otokorelasi
positif atau negatif Daerah
meragukan Bukti
otokorelasi negatif
dL dU
2 4-dU
4-dL 4
d
42 kesesuaian  model  dugaan,  yang  merupakan  ukuran  deskriptif  tingkat  kesesuaian
antara  data  aktual  dengan  ramalannya.  Koefisien  regresi  mengukur  besarnya keragaman  total  data  yang  dapat  dijelaskan  oleh  model  dan  sisanya  1-R
2
dijelaskan  oleh  komponen  error.  Semakin  tinggi  nilai  R
2
berarti  model  dugaan yang  diperoleh  semakin  akurat  untuk  meramalkan  variabel  tidak  bebas  Y  atau
dengan
kata  lain  tingkat  kesesuaian  antara  data  aktual  dengan  ramalannya  semakin tinggi.  Menurut  Gujarati  2006a  koefisien  determinasi  dapat  dituliskan  sebagai
berikut:
R
2
= jumlah kuadrat regresi
jumlah kuadrat total
2 Pengujian untuk masing-masing faktor produksi
Pengujian  untuk  masing-masing faktor  produksi
yaitu  dengan menggunakan uji-t. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah setiap faktor produksi
berpengaruh  nyata  terhadap  produktivitas  kentangpengaruh  nyata  dari  setiap faktor  produksi  X  yang  digunakan  secara  terpisah  terhadap  parameter  tidak
bebas  Y.  Menurut  Gujarati  2006a,  hipotesis  pengujian  secara  statistik  adalah sebagai berikut:
Hipotesis: H
: b
i
= 0 H
1
: b
i
≠ 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji t:
ℎ� �� =
�
−  0 �
�
�      =
�−
Dimana: b
i
= koefisien regresi se b
i
= standard error dari koefisien regresi n
= jumlah pengamatan sampel k
= jumlah koefisien regresi dugaan termasuk konstanta Kriteria uji:
Tolak H = t
hitung
t
tabel
pada taraf nyata α berpengaruh nyata Terima H
= t
hitung
t
tabel
pada taraf nyata α tidak berpengaruh nyata Jika  tolak  H
artinya  variabel  bebas  berpengaruh  nyata  terhadap  variabel tidak bebas dari nilai produksi dalam model dan sebaliknya bila terima H
maka
43 variabel  bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel  tidak bebas produksi.
Apabila tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P, dengan kriteria sebagai berikut:
a P-value  α, maka variabel yang diuji faktor produksi berpengaruh nyata
terhadap variabel tidak bebas produksi b
P-value    α,  maka  variabel  yang  diuji  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap variabel tidak bebas.
Hipotesis  yang  diajukan  terhadap  setiap  faktor  produksi  adalah  seluruh faktor produksi berpengaruh positif terhadap tingkat produksi kentang per hektar.
Kondisi  ini  diperkirakan  karena  seluruh  komponen  faktor  produksi  tersebut merupakan  kebutuhan  dalam  kegiatan  produksi  kentang.  Adapun  penjelasan
hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: a
Benih X
1
b
1
0  artinya  semakin  banyak  benih  yang  digunakan  dalam  proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi kentang yang dihasilkan.
b Dummy Varietas X
2
Menganggap nilai 1 untuk kentang varietas Granola dan 0 untuk kentang varietas Atlantic, dimana petani yang menanam varietas Granola memiliki
tingkat produksi yang lebih tinggi dari pada petani yang menanam varietas Atlantic.
c Pupuk kandang X
3
b
3
0  artinya  semakin  banyak  pupuk  kandang  yang  digunakan  dalam proses  produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  produksi  kentang  yang
dihasilkan. d
Unsur N X
4
b
4
0  artinya  semakin  banyak  unsur  Nitrogen  yang  digunakan  dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi tingkat produksi kentang  yang
dihasilkan. e
Unsur P X
5
b
5
0  artinya  semakin  banyak  unsur  Phosphor  yang  digunakan  dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi tingkat produksi kentang yang
dihasilkan.
44 f
Unsur K X
6
b
6
0 artinya semakin banyak unsur Kalium yang digunakan dalam proses produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  tingkat  produksi  kentang  yang
dihasilkan. g
Fungisida X
7
b
7
0  artinya  semakin  banyak  fungisida  yang  digunakan  dalam  proses produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  tingkat  produksi  kentang  yang
dihasilkan. h
Insektisida X
8
b
8
0  artinya  semakin  banyak  insektisida  yang  digunakan  dalam  proses produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  tingkat  produksi  kentang  yang
dihasilkan. i
Perekat X
9
b
9
0  artinya  semakin  banyak  perekat  yang  digunakan  dalam  proses produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  tingkat  produksi  kentang  yang
dihasilkan. j
Tenaga kerja X
10
b
10
0 artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi,  maka  akan  semakin  tinggi  tingkat  produksi  kentang  yang
dihasilkan.
4.5. Definisi Operasional