a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bias memperlambat terbentuknya
value dalam proses belajar dan mengajar. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisniskomersil. c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kea rah pelatihan dari pada
pendidikan. d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional , kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer. g. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-
soal internet. h. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
57
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.
58
Menurut Nana Sudjana dalam buku karangannya “Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar”, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi
menjadi 5 kategori hasil belajar yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris.
59
57
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan, Yogyakarta: ANDI, 2002, h.201-202
58
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar MengajarBandung: Remaja Rosdakarya, 2001,h. 3.
59
Ibid. h. 22.
2. Indikator Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila telah memenuhi beberapa
indikator keberhasilan belajar. Adapun indikator keberhasilan belajar adalah: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok. b. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus
TIK telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
60
3. Macam-macam Pengukuran Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotris.
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam sapek raah psikomotis, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampialn kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
61
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai para guru di sekolah
karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi
60
Syaiful Bahri D, Strategi Belajar mengajarJakarta: Rineka Cipta,2010, h. 106.
61
Ibid. h. 23.
bahan pengajaran. Penelitian ini juga penulis hanya mengambil ranah kognitif saja yang menjadi objek penilaian hasil belajar.
D. Kerangka Berpikir
Pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Doug Lennick dan Onno W. Purbo. Doug Lennick yang menyatakan hampir tidak ada upaya pendidikan
yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di sekolah tidak dapat berjalan. Sedangkan
Onno W. Purbo dalam bukunya menjelaskan bahwa penggunaan internet dalam pembelajaran e-learning adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi internet. Keduanya sangat berperan besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jika
keduanya dilakukan secara mksimal, maka bukan tidak mungkin hasil belajar yang diperoleh peserta didik akan meningkat dan mencapai nilai yang terbaik.
Peneliti tertarik melakukan penelitian pengaruh dimana pembiayaan pendidikan disertai dengan penggunaan internet dalam pembelajaran
dimungkinkan membantu peserta didik siswa dalam memahami materi belajar dalam kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun diluar
sekolah sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang baik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI. Secara skematis kerangka berpikir
dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :