1. Motif primer
Motif yang menimbulkan pemilihan terhadap kategori umum suatu produk tertentu.
2. Motif selektif
Motif yang mempengaruhi keputusan pemilihan yang menyangkut model, dan merek dari kelas-kelas suatu produk.
3. Motif rasional
Motif yang didasarkan pada kenyataan seperti yang ditujukan oleh suatu produk terhadap konsumen. Sikap belanja yang rasional ini dipengaruhi
oleh alasan rasional dalam pikiran seorang konsumen. Cara berpikir seorang konsumen bisa begitu kuat sehingga membuat perasaan seperti
gengsi menjadi amat kecil atau bahkan hilang. 4.
Motif emosional Motif yang menyebabkan pemilihan yang berkaitan dengan perasaan
individu atau pengalaman masa lalu seseorang. Motivasi emosional adalah motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu
keindahan, gengsi, atau perasaan lainnya termasuk bahkan iba dan rasa marah.
2.1.4 Variabel dalam Perilaku Konsumen
Menurut Loudon dan Bitta dalam Sunyoto 2014:42 Mengemukakan bahwa “three classes of variables are involved in understanding consumer
behaviour in any of these specific situations: stimulus variables, response variables and intervening variables” yaitu bahwa terdapat tiga vaiabel dalam
Universitas Sumatera Utara
perilaku konsumen yaitu variabel stimulus, variabel respons dan variabel intervening
a. Variabel stimulus
Variabel yang berada di luar diri individu yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian faktor eksternal.
b. Variabel respons
Hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus.
c. Variabel intervening
Variabel antara stimulus dan respons . variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu
peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.
2.2Impulse Buying 2.2.1 Pengertian Impulse Buying
Pembelian tak terencana adalah perilaku pembelian dimana konsumen tidak mempertimbangkan untuk membeli, atau mempertimbangkan untuk
membeli tapi belum memutuskan produk apa yang akan dibeli Mawardi 2013:159. Menurut Ma’ruf 2006:64 belanja impulsif atau impulse buying
adalah proses pembelian barang yang terjadi secara spontan. Levy dan Weitz Winawati dan Saino, 2015 menyatakan Impulse buying
merupakan keputusan yang dibuat oleh konsumen di tempat setelah melihat barang. Menurut Utami 2010:67, Pembelian impulsif atau pembelian tidak
terencana merupakan bentuk lain dari pola pembelian konsumen. Sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
istilahnya, pembelian tersebut tidak secara spesifik terencana. Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba memiliki keinginan yang kuat dan kukuh untuk
membeli sesuatu secepatnya. Pembelian impulsif cenderung akan dilakukan dengan mengabaikan pertimbangan atas konsekuensinya.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Jenis- jenis Impulse Buying