Prosedur Pembiayaan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri BIM

commit to user atau al-Ijarah Mutahiyah bi Tamlik IMB, yaitu akad perjanjian sewa yang terjadi antara BMT Bina Insan Mandiri sebagai pemilik barang dengan nasabah sebagai penyewa dengan cicilan sewanya sudah termasuk cicilan harga pokok barang tersebut. e. Pembiayaan Qordul Hasan Pembiayaan Qordhul Hasan adalah pembiayaan kebajikan, yaitu pembiayaan atas dasar kesepakatan antara BMT dengan nasabah yang mewajibkan nasabah untuk mengembalikan pinjaman sebesar pokok pinjamannya setelah jangka waktu tertentu, tanpa tambahan dan tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan dalam perjanjian, tetapi apabila nasabah ingin memberikan tambahan atas kemampuan sendiri tanpa dimintatanpa ada perjanjian dengan pihak BMT, hal tersebut diperbolehkan. Dana untuk pembiayaan qordhu hasan ini berasal dari zakat, infaq, shodaqoh ZIS serta dana-dana kebajikan lainnya.

b. Prosedur Pembiayaan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri BIM

Pembiayaan dalam istilah konvensional adalah pemberian kredit, sedangkan dalam istilah syariah atau agama, kredit dinamakan pembiayaan, pengertiannya hampir sama dengan kredit yaitu aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul di bank atau lembaga keuangan kepada masyarakat atau nasabah, pemilik dana memilih usaha yang akan dibiayai dan menentukan nasabah mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif dan menguntungkan serta dikelola oleh nasabah yang jujur dan bertanggung jawab. Keberadaan kegiatan penyaluran dana atau pembiayaan yang diberikan oleh BMT Bina Insan Mandiri kepada masyarakat terutama anggotanya, tentunya sangat berperan dalam membantu permodalan sektor perekonomian informal seperti usaha kecil menengah sehingga berperan serta dalam menumbuhkan commit to user perekonomian rakyat. BMT Bina Insan Mandiri mempunyai persyaratan khusus untuk menganalisis para nasabah dalam hal pembiayaan mudharabah, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Pak Mulyoto manajer utama pada wawancara tanggal 16 Desember 2009 sebagai berikut : Hal yang pertama kali yang harus dilakukan nasabah apabila akan mengajukan pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri adalah dengan mengisi formulir permohonan yang disediakan oleh pihak BMT, kemudian melengkapi formulir tersebut dengan syarat-syarat yang telah ditentukan BMT Bina Insan Mandiri. Data nasabah yang masuk akan segera dianalisa dan bagian marketing segera melakukan survey ke tempat tinggal, tempat usaha, dan jaminan yang dimiliki oleh nasabah dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran data-data yang diajukan oleh nasabah. Jika data nasabah tersebut diakui kebenarannya oleh BMT Bina Insan Mandiri, maka akan segera dirapatkan oleh komite pembiayaan yang terdiri dari manajer dan marketing, apabila pengajuan pembiayaan melalui kantor cabang, harus dirapatkan juga dengan manajer pusat dan marketing pusat. Komite tersebut yang akan meloloskan atau tidaknya permohonan dari nasabah. Apabila permohonan disetujui oleh komite pembiayaan, maka komite akan segera membuatkan akad perjanjian pembiayaan dengan nasabah yang mengajukan pembiayaan, dan apabila kedua pihak telah bersepakat maka BMT Bina Insan Mandiri akan mencairkan dana pembiayaan. Tetapi, apabila permohonan nasabah tidak disetujui oleh komite, akan segera dibuatkan surat keputusan yang langsung diberikan kepada nasabah beserta pengembalian berkas-berkas milik nasabah. Dana tersebut diberikan kepada nasabah setelah dilakukan akad, untuk nasabah baru diharuskan untuk membuka rekening di BMT Bina Insan Mandiri dahulu sebagai bukti keikutsertaan sebagai calon anggota BMT Bina Insan Mandiri. Setelah dana cair, maka pihak BMT melakukan monitoring terhadap usaha nasabah. Adapun persyaratan khusus berkaitan dengan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi oleh nasabah pada saat akan mengajukan permohonan pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo, sebagai berikut : 1. Menjadi anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri 2. Mengisi lembar permohonan yang telah disediakan oleh BMT Bina Insan Mandiri commit to user Dengan mencantumkan identitas pemohon pembiayaan, besarnya jumlah permohonan pembiayaan, jangka waktu angsuran, analisis kekayaan, dan kelayakan usaha. 3. Melengkapi data-data aspek legalitas, diantaranya : Fotocopy KTP suami dan istri Fotocopy kartu keluarga Fotocopy surat nikah 2 lembar Fotocopy surat-surat jaminan Fotocopy surat ijin usaha Surat-surat persetujuan istrisuami 4. Mempunyai usaha yang jelas halal dan sah secara hukum 5. Bersedia untuk di survey tempat usaha, tempat tinggal, dan jaminan 6. Bersedia mematuhi aturan yang berlaku di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri . Sedangkan prosedur pembiayaan yang terjadi di BMT Bina Insan Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Anggota mitra mengisi formulir di kantor BMT Bina Insan Mandiri BIM yang telah disediakan. 2. Melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk Suami Istri, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy Surat Nikah 2 Lembar, fotocopy surat ijin usaha, fotocopy AgunanJaminan 2 Lembar. 3. Untuk nasabah lama, petugas dari BMT Bina Insan Mandiri diharapkan segera melakukan konsultasi dengan komite yang terdiri dari manajer, marketing, apabila nasabah pembiayaan berasal dari kantor cabang, maka melibatkan manajer pusat dan marketing pusat, setelah itu melakukan penilaian dan memberi keputusan tidak lebih dari 3 hari. commit to user 4. Apabila pemohonnasabah adalah calon anggota baru, setelah mengisi formulir dan melengkapi persyaratannya, petugas dari BMT BIM segera memastikan jadwal untuk mensurvey usaha, rumah dan jaminan nasabah tersebut. Pemohon baru diharapkan untuk membuka simpanan di BMT Bina Insan Mandiri dengan setoran awal minimal Rp25.000,00. BMT Bina Insan Mandiri tidak mempunyai ketentuan banyaknya simpanan yang harus dimiliki nasabah apabila akan mengajukan pembiayaan. 5. Penilaian meliputi : a. Minimal 3 K : Karakter orangnya, Kemampuan membayarnya dan Kelangsungan usahanya. b. Penilaian usaha : Performance 20 : Lama berusaha, Reputasi usaha dari rekanan bisnis, dari supplier, dari relasi kerja lainnya, Usia, Administrasi Usaha, Status tempat tinggal, dan Status tempat usaha. Kapasitas 40 : Laba, bunga, dana sendiri, perputaran piutang, perputaran persediaan. Status Jaminan 40 6. Apabila semua dianggap memenuhi syarat, segera konsultasikan dengan komite kredit yang terdiri dari manajer dan marketing, apabila nasabah berasal dari kantor cabang, melibatkan manajer pusat dan marketing pusat. 7. Setelah disetujui oleh komite, maka dibuat akad perjanjian terhadap pembiayaan tersebut antara BMT Bina Insan Mandiri dengan nasabah. 8. Apabila pengajuan pembiayaan tidak disetujui komite, maka dibuatkan surat keputusan yang langsung diberikan kepada nasabah atau dititipkan kepada bagian kasir atau karyawan yang berada di kantor, jika sewaktu-waktu nasabah datang segera disampaikan surat keputusan tersebut beserta berkas-berkas commit to user persyaratan pengajuan pembiayaan milik nasabah serta mengucapkan permohonan maaf. 9. Apabila pengajuan pembiayaan mendapatkan persetujuan dari komite, maka dana pembiayaan akan segera dicairkan, dan nasabah untuk berikutnya mengangsur pokok pembiayaan serta menyerahkan bagi hasil dari pendapatan usaha yang dijalankan nasabah sesuai perjanjian. 10. Pihak BMT melakukan monitoring dan apabila nasabah pembiayaan mengalami kendala dalam menjalankan usahanya, maka pihak BMT akan memberikan berbagai saran dan solusi agar usaha tersebut dapat berjalan lancar kembali. commit to user Gambar 7. Prosedur Pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo Sumber : Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri Dalam melaksanakan penyaluran pembiayaan, BMT Bina Insan Mandiri BIM menetapkan adanya kualifikasi-kualifikasi tertentu yang dijalankan untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan yang sehat. Sebelum BMT mencairkan dana pembiayaan, pihak BMT Bina Insan Mandiri melakukan survey terhadap tempat tinggal, usaha, dan juga jaminan dari nasabah, terkadang rumah, usaha, dan jaminan tidak berada di satu tempat, meskipun demikian pihak BMT Bina Insan Nasabah Datang Konsultasi Bgn Marketing Memungkinkan Tidak Memungkinkan Mengisi Formulir dan Persyaratan Analisa Survey Layak Rapat Komite Tidak Layak Batal Pencairan Dana commit to user Mandiri tetap melakukan survey terhadap ketiga hal tersebut. Selain itu, survey juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakter, kapasitas, kemampuan keuangan dan juga hambatan-hambatan yang dihadapi oleh calon nasabah pembiayaan tersebut. Dengan adanya kualifikasi yang diterapkan oleh BMT Bina Insan Mandiri, pada dasarnya BMT Bina Insan Mandiri telah menjalankan prinsip 6 keyakinan C, yaitu : a Character Pemberian kredit bagi peminjam atas dasar kepercayaan, yaitu adanya dari pihak BMT bahwa peminjam mempunyai sifat-sifat yang positif dan kooperatif. b Capacity Penilaian ini ditujukan kepada calon debitur untuk mengetahui kemampuan dalam hal melunasi kewajiban dari kegiatan usaha yang selama ini mereka lakukan. c Capital Modal sendiri yang dimiliki oleh debitur sangat diperlukan. d Collateral Kondisi barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. e Condition of Economy Merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk pada waktu tertentu yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kreditpinjaman. f Constraint commit to user Batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat. Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas dari pembiayaan meliputi: a. Akad Pembiayaan Dokumen ini berupa akad pembiayaan yang berisi perjanjian untuk nasabah dengan pihak BMT Bina Insan Mandiri. b. Formulir Permohonan Pembiayaan Formulir permohonan pembiayaan ini berisi permohonan pembiayaan, data diri pemohon dan data kekayaan yang saat ini dimiliki pemohon. c. Surat Pernyataan Kesanggupan Memenuhi Kewajiban Dokumen ini berisi pernyataan kesanggupan untuk memenuhi kewajiban sehubungan dengan akad pembiayaan yang dilakukan di BMT Bina Insan Mandiri d. Realisasi Pembiayaan Pada dokumen realisasi pembiayaan ini, berisi besarnya pembiayaan, marginbagi hasil. e. Kartu Angsuran Pembiayaan Dokumen kartu angsuran pembiayaan digunakan apabila peminjam melakukan angsuran pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri. f. Permohonan Simpanan Dokumen ini berisi permohonan untuk menjadi nasabah di BMT Bina Insan Mandiri. Peminjam sebelum mengajukan permohonan pembiayaan harus mempunyai simpanan terlebih dahulu di BMT Bina Insan Mandiri. commit to user g. Catatan yang Digunakan : 1 Laporan harian kas Laporan harian kas ini dibuat oleh bagian penagihan angsuran dari para nasabah. Laporan tersebut berisi jumlah angsuran, marginbagi hasil. 2 Kas kredit Kas kredit diisi oleh bagian pembukuan yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikeluarkan untuk pemberian pembiayaan. 3 Buku kas Untuk mencatat setiap terjadinya transaksi yang berpengaruh terhadap kas digunakan buku kas. Saldo kas akan berkurang apabila terjadi pengeluaran kas. 4 Buku kredit Untuk mencatat setiap terjadinya pembiayaan diperlukan buku kredit. Pencatatan yang dilaksanakan di dalam buku kredit berdasarkan jenis pembiayaan. 5 Rekapitulasi kredit Catatan yang berupa rekapitulasi kredit ini merupakan rekap penjumlahan dari buku kredit, dari rekap tersebut dapat diketahui total kredit untuk hari ini, bulan ini sampai dengan tahun ini. 6 Ikhtisar kredit dan pelunasan Catatan yang berupa ikhtisar kredit digunakan untuk mencatat saldo awal sampai saldo akhir dari hasil angsuran yang dilakukan nasabah. BMT Bina Insan Mandiri BIM juga mempunyai ketentuan, apabila nasabah mengajukan pembiayaan melalui kantor cabang, maka besarnya pembiayaan tidak boleh melebihi Rp 5.000.000,00. Apabila besarnya permohonan commit to user di bawah Rp 5.000.000,00, hanya dirapatkan intern kantor cabang, tetapi apabila pengajuan pembiayaan diatas Rp 5.000.000,00, harus melalui persetujuan manajer pusat. Hal tersebut sebagaimana di sampaikan Bapak Sudino manajer cabang pada wawancara tanggal 17 Desember 2009 Untuk kami yang berada di kantor cabang, apabila nasabah mengajukan pembiayaan di bawah Rp 5.000.000,00, maka hanya kami rapatkan secara intern di kantor cabang, tetapi apabila permohonan pembiayaan diatas Rp 5.000.000,00, harus mendapatkan persetujuan kantor pusat. Tetapi, pada dasarnya semua prosedur permohonan pembiayaan di kantor cabang sama dengan di kantor pusat. BMT Bina Insan Mandiri BIM juga memiliki ketentuan mengenai jaminan yang digunakan sebagai agunan oleh nasabah, yaitu barang jaminan yang diberikan kepada pihak BMT Bina Insan Mandiri, nilainya sebesar 150 dari pinjaman. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Mulyoto manajer utama dalam wawancara tanggal 16 Desember 2009 : Dalam pengajuan permohonan pembiayaan, pihak nasabah diharuskan memberikan barang jaminan kepada pihak BMT Bina Insan Mandiri, baik berupa sertifikat maupun BPKB kendaraan, hal ini dikarenakan sebagai upaya untuk mengatasi apabila nasabah melakukan kecurangan atau tidak dapat mengembalikan pinjaman kepada BMT. Besarnya barang jaminan tersebut adalah 150 dari pinjamannya, maksudnya apabila nasabah mengajukan pembiayaan sebesar Rp 100.000.000,00 maka jaminannya seharga Rp 150.000.000,00 atau lebih, apabila besarnya jaminan hanya seharga Rp 100.000.000,00 atau kurang maka pihak BMT hanya akan memberikan pembiayaan kepada nasabah sekitar Rp 50.000.000,00-Rp 60.000.000,00 saja. Ada beberapa aspek yang harus disepakti antara BMT Bina Insan Mandiri dengan nasabah dalam melakukan perjanjian atau akad pembiayaan, yaitu : 1. Jangka Waktu Perjanjian atau akad harus memuat jangka waktu pengembalian angsuran dari nasabah pembiayaan tersebut. 2. Nisbah commit to user Nisbah merupakan porsi bagi hasil yang ditentukan dalam akad atau perjanjian yang sudah disepakati antara pihak BMT Bina Insan Mandiri dengan pihak nasabah 3. Jaminan Jaminan merupakan agunan yang harus diberikan oleh nasabah-nasabah pembiayaan kepada pihak BMT dalam upaya melakukan permohonan pembiayaan. 4. Legalitas atas diri pribadi yang jelas Data mengenai perusahaan atau biodata nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan mudharabah, harus sesuai dengan keadaan sebenarnya. 5. Prospek usaha yang akan datang dan usaha yang sedang berjalan Prospek atau perkembangan usaha yang dijalankan oleh nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan, apakah mempunyai prospek yang baik untuk di masa depan Hal ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Pak Mulyoto manajer utama dalam wawancara pada tanggal 16 Desember 2009 yaitu “Hal-hal yang berkaitan dengan permohonan pembiayaan mudharabah adalah jumlah permohonan dana pembiayaan yang dibutuhkan nasabah, nisbah bagi hasil, jangka waktu angsuran pembiayaan, dan jaminan.” Dalam pembiayaan mudharabah tidak mengenal adanya sistem bunga, tetapi adanya nisbah bagi hasil antara BMT pemberi pembiayaan dengan nasabah pembiayaan. Perhitungan bagi hasil merupakan hal yang membedakan antara bank konvensional dengan bank syariah maupun lembaga keuangan syariah lainnya. Suku bunga bank sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan dari Bank Indonesia SBBI. Bunga bank di bank konvensional bersifat tetap dan nasabah commit to user harus mematuhinya, sedangkan pada bank syari‟ah maupun BMT besarnya keuntungan yang diterima oleh nasabah maupun pihak bank, disesuaikan dengan nisbah bagi hasil usaha yang telah dilaksanakan oleh nasabah pembiayaan yang telah disepakati antara kedua belah pihak pada saat terjadinya perjanjian atau akad pembiayaan. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Pak Mulyotomanajer utama pada wawancara tanggal 16 Desember 2009 yaitu “Pendapatan yang diterima oleh pihak kami memang tidak dapat dipastikan, terkadang banyak terkadang sedikit, sebab disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh nasabah yang mengelola usaha tersebut, dan memang seperti itulah prinsip keadilan yang sesuai dengan syariat Islam.” Teknik perhitungan bagi hasil terdiri dari dua macam cara sebagai berikut a. Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada hasil net dari hasil pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pembiayaan tersebut. b. Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Penggunaan sistem tersebut, masing-masing BMT mempunyai kebijakan sendiri. BMT Bina Insan Mandiri dalam menghitung bagi hasil dengan nasabah menggunakan teknik profit sharing. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Pak Sudino manajer cabang pada wawancara tanggal 17 Desember 2009: Pada saat nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kepada pihak BMT dan mendapat persetujuan dari komite, maka pihak BMT segera menentukan nisbah bagi hasil yang disesuaikan dengan usaha nasabah pembiayaan tersebut, yang kemudian akan disepakati bersama antara pihak nasabah dengan pihak BMT. Besarnya perhitungan bagi hasil disesuaikan dengan kesepakatan sebelumnya, yaitu dengan perhitungan nisbah bagi hasil dikalikan dengan pendapatan yang diterima setelah dikurangi dengan biaya- biaya yang dikeluarkan dari usaha yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan commit to user tersebut. Dari perhitungan tersebut, maka pihak kami BMT Bina Insan Mandiri dalam menghitung bagi hasil menggunakan teknik profit sharing. Selain karena teknik profit sharing sesuai dengan prinsip syariah Islam yang berasaskan keadilan, yaitu ketika usaha mengalami keuntungan maupun kerugian akan ditanggung bersama antara pihak shahibul maal pemberi dana dan mudharib pengelola, hal lain yang menjadi alasan pihak BMT Bina Insan Mandiri dalam menerapkan teknik profit sharing adalah sesuai dengan visi dan misi dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri dalam upaya mendorong perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangejo yaitu dengan menyalurkan produk-produk pembiayaan yang sesuai dengan syariah Islam dan tidak memberatkan masyarakat. 3. Peranan Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Gondangrejo Pada saat krisis moneter melanda bangsa Indonesia, banyak sekali pengusaha kecil menengah yang gulung tikar karena tidak mempunyai modal untuk meneruskan usahanya, sedangkan untuk meminjam dana pada bank-bank konvensional, pengusaha kecil tidak mampu membayar bunga pinjamannya yang terlalu tinggi, dan kebanyakan bank-bank konvensional tidak mau melirik atau memberikan pinjaman modal kepada pengusaha kecil menengah karena takut akan kredit macet dari usaha-usaha kecil tersebut, selain itu pada saat itu banyak sekali bank-bank yang dilikuidasi karena kredit macet. Melihat kenyataan tersebut, maka tercetuslah ide untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan dengan prinsip syariah yang tidak menerapkan sistem riba atau bunga bank dalam sistem operasionalnya, tetapi diganti dengan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariah Islam antara bank dengan nasabah. Salah satu produk dari pembiayaan dengan sistem syariah adalah pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah merupakan salah satu alternatif bagi pengusaha kecil commit to user untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan mengembangkan usahanya. Mudharabah merupakan pembiayaan modal kerja untuk perdagangan, jasa serta investasi khusus yang keuntungannya dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan awal bersama. BMT Bina Insan Mandiri membuka pembiayaan mudharabah karena melihat banyak pengusaha kecil yang mengalami gulung tikar, padahal usaha kecil menengah mempunyai potensi untuk berkembang dan lebih kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Berdasarkan wawancara dengan para nasabah pengguna pembiayaan mudharabah, pembiayaan mudharabah membantu permodalan pengusaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo. Sebagaimana informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan Bapak Marbi pada tanggal 23 Desember 2009 bahwa sebelum mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri, usaha penggilingan padinya dalam sehari hanya dapat menggiling padi 2 kwintal saja, tetapi setelah mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri BIM, usaha penggilingan padinya mengalami peningkatan, yaitu dengan menambah mesin penggilingan padi yang baru, sehingga dapat meningkatkan produktivitas penggilingan padi serta dapat menjual beras hasil penggilingan padi lebih banyak dari sebelumnya. Informasi lain, peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan Bu Sari pada tanggal 21 Desember 2009 bahwa toko kelontong yang beliau kelola lebih meningkat hasilnya setelah mendapat pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri, yaitu beliau dapat menambah jenis-jenis barang dagangannya, sehingga keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut lebih meningkat. Manfaat pembiayaan mudharabah juga dirasakan oleh Bapak Joko berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peneliti pada tanggal 28 Desember 2009 bahwa usaha air minum isi ulang yang beliau kelola mengalami peningkatan dari sebelumnya, karena setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Bina Insan commit to user Mandiri, beliau dapat membeli kendaraan untuk berjualan air isi ulang tersebut, sehingga meningkatkan penghasilan beliau. Bagi pemilik bengkel kendaraan bermotor, pemberian pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri dapat digunakan untuk menambah peralatan bengkel motornya, sehingga mampu melayani para pelanggan dengan lebih optimal selain itu juga menambah jenis onderdil yang dijual di bengkel tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Pak Sunardi dalam wawancara dengan peneliti pada tanggal 28 Desember 2009. Nasabah pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri sebagian besar adalah pengusaha kecil menengah yang bergerak di bidang perdagangan. Hampir 75 nasabah pembiayaan adalah pedagang, sedangkan sisanya adalah petani, penjahit, pemilik bengkel dan pegawai. Tabel 5. Peningkatan Modal Usaha Kecil Menengah Setelah Mendapat Pembiayaan No Nama Nasabah Modal Usaha Prosentase commit to user Sumber : Data yang diolah Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa modal usaha para pengusaha kecil mengalami peningkatan dengan adanya pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri. Sebagian besar nasabah pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri sudah mempunyai usaha, sehingga modal pembiayaan yang diperoleh dari BMT Bina Insan Mandiri digunakan untuk menambah modal usaha mereka, seperti untuk memperluas bangunan tempat usaha, menambah barang dagangan, membeli alat-alat baru dan sebagainya. Peningkatan modal usaha tersebut tentunya akan berdampak pada peningkatan pendapatan usaha yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Sebelum Pembiayaan Rp Sesudah Pembiayaan Rp 1 Ibu Sari 5.000.000 15.000.000 200 2 Ibu Mariyem 7.250.000 20.000.000 175 3 Bp.Joko S. 12.750.000 23.000.000 80 4 Ibu Wahyutri 2.000.000 8.500.000 300 5 Ibu Surati 6.500.000 13.000.000 100 6 Ibu Warsiti 2.450.000 10.000.000 308 7 Bp. Sunardi 2.750.000 12.000.000 336 8 Bp. H. Marbi 25.000.000 45.000.000 80 9 Bp. Widodo 10.000.000 23.000.000 130 10 Bp. Samidi 2.500.000 8.000.000 220 Jumlah 76.200.000 177.500.000 2018 Rata-rata 7.620.000 17.750.000 201,8 commit to user Tabel 5. Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah Setelah Mendapat Pembiayaan No Nama Nasabah Pendapatan bulan Prosentase Sebelum Pembiayaan Rp Setelah Pembiayaan Rp 1 Ibu Sari 4.350.000 8.250.000 89 2 Ibu Mariyem 2.975.000 5.325.000 79 3 Bp. Joko S. 1.950.000 3.250.000 67 4. Ibu Wahyutri 1.685.000 2.725.000 62 5 Ibu Surati 1.745.000 2.750.000 58 6 Ibu Warsiti 975.000 1.625.000 67 7 Bp. Sunardi 1.425.000 2.565.000 80 8 Bp.H. Marbi 2.750.000 5.450.000 98 9 Bp. Widodo 3.125.000 6.050.000 94 10 Bp. Samidi 1.245.000 1.995.000 60 Jumlah 22.225.000 39.985.000 754 Rata-rata 2.222.500 3.998.500 75,4 Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa pendapatan para pengusaha kecil menengah mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri yaitu rata-rata 75,4 dengan angka tertinggi 98 dari usaha penggilingan padi Bp. H. Marbi dan angka terendah 58 dari usaha warung makan Ibu Warsiti. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri berperan dalam meningkatkan pendapatan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo commit to user Perkembangan usaha kecil menengah yang mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri juga dapat dilihat dari grafik dibawah ini : Gambar 8. Grafik Perkembangan Usaha Kecil Menengah yang Mendapatkan Pembiayaan Mudharabah BMT Bina Insan Mandiri Berdasarkan grafik diatas perkembangan usaha kecil menemgah yang mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 10 dari tahun 2006, tahun 2008 mengalami peningkatan 20 dari tahun 2007, tahun 2009 mengalami peningkatan 35 dari tahun 2008. Berdasarkan realisasi pembiayaan tahun 2007 sampai tahun 2009 juga mengalami peningkatan. Tahun 2007, realisasi pembiayaan yang diberikan kepada nasabah pembiayaan sebesar Rp 657.848.500,00, pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 1.161.093.178,00, dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan mencapai Rp 2.995.541.177,00. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa nasabah, peranan pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri sangat dirasakan terutama oleh pengusaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo, karena sangat membantu dalam permodalan usaha mereka sehingga meningkatkan perkembangan usaha mereka. 10 20 30 40 50 60 70 80 2006 2007 2008 2009 mudharabah commit to user 4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam Proses Penyaluran Pembiayaan Mudharabah Serta Solusinya Dalam upaya pemberian pembiayaan kepada nasabah, BMT Bina Insan Mandiri BIM selama ini tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan nasabah pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri tidak mengalami kendala dalam menjalankan usahanya maupun pengembalian dana pembiayaan tersebut. Jika pihak nasabah mengalami kendala atau masalah dalam menjalankan usahanya, maka peranan BMT Untuk melakukan peninjauan kepada nasabah, hal ini dilakukan agar BMT Bina Insan Mandiri dapat memberikan saran dan membantu nasabah dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh Pak Sudino Manajer Cabang pada wawancara tanggal 17 Desember 2009 : Alhamdulillah saat ini kami tidak mengalami hambatan yang terlalu berat, mungkin hambatannya karena masyarakat daerah Gondangrejo ini kebanyakan merantau ke luar jawa, jadi mereka mengajukan pembiayaan disini untuk menambah modal usaha mereka di luar jawa, tetapi rumah dan jaminan tetap disini, dalam hal inipun kami pihak BMT Bina Insan Mandiri mengutamakan nasabah lama dan sudah terpercaya. Untuk nasabah yang seperti ini, biasanya nanti dalam membayar angsuran ke BMT dilimpahkan kepada famili atau kerabatnya, biasanya mereka mentransfer uang kepada kerabatnya, yang digunakan untuk membayar angsuran kepada pihak BMT Bina Insan Mandiri. Selain itu, hambatan lainnya dikarenakan adanya penyimpangan dana oleh nasabah pembiayaan, maksudnya dana pembiayaan tersebut seharusnya untuk membiayai usaha-usaha produktif, tetapi ada sebagian nasabah yang menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk kebutuhan konsumtif mereka sehari-hari, jadi dana tersebut habis untuk konsumtif dan tidak digunakan untuk usaha produktif. Hal tersebut ditegaskan pula oleh Pak Suryatmo Marketing Landing pada wawancara tanggal 18 Desember 2009 : commit to user Hambatan yang dihadapi oleh BMT kami seperti yang dihadapi oleh kebanyakan BMT maupun lembaga keuangan umumnya, yaitu mengenai keterlambatan pembayaran angsuran yang dilaksanakan oleh nasabah atau calon anggota pembiayaan, ya tidak semua calon anggota terlambat membayar angsuran, hanya sebagian kecil saja, kebanyakan mereka beralasan karena usahanya sepi atau dana yang akan digunakan untuk membayar angsuran digunakan untuk kebutuhan mendadak dan alasan lainnya. Dari pihak BMT berusaha memahami alasan mereka, karena mengingat sebagian besar mereka adalah pengusaha kecil menengah jadi kadang lancar, kadang sepi. Dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri antara lain : 1. Banyak nasabah yang merupakan perantau 2. Penyimpangan dana oleh nasabah 3. Pembayaran angsuran yang kurang lancar Sedangkan menurut Pak Mulyoto manajer utama dalam wawancara dengan peneliti pada tanggal 16 Desember 2009, hambatan –hambatan yang dialami oleh BMT Bina Insan Mandiri : Memang hambatan yang dialami oleh BMT Bina Insan Mandiri tidak terlalu berat, kemungkinan besar juga dialami oleh BMT-BMT lain juga, diantaranya : 1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil, sehingga menganggap bahwa meminjam di BMT sama dengan meminjam di bank konvensional yaitu adanya bunga atas pinjaman tersebut. 2. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada BMT, terkadang untung tetapi dalam laporan dikatakan rugi 3. Sebagian besar penerima pembiayaan adalah pengusaha kecil yang mencatat laporan laba rugi hanya sederhana atau bahkan tidak ada. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, solusi yang dilakukan oleh BMT Bina Insan Mandiri : a. Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi mengenai perbankan syariah, serta berbagai keuntungan yang diperoleh apabila menggunakan sistem perbankan syariah. commit to user b. Untuk mengetahui tingkat kejujuran para nasabah mengenai laporan usahanya, maka pihak BMT mendatangi nasabah pembiayaan tersebut secara intensif sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan usaha yang sesungguhnya. c. Memberlakukan sanksi atau denda keterlambatan bagi nasabah, yaitu 3 dari nilai angsuran apabila keterlambatan lebih dari 5 hari setelah jatuh tempo waktu pembayaran. Selain beberapa hambatan tersebut ada beberapa faktor yang mendukung BMT Bina Insan Mandiri dalam menyalurkan pembiayaan mudhrabah yaitu : a. Jaringan Kelembagaan yang Baik Jaringan kelembagaan yang baik sangat dibutuhkan oleh badan usaha dalam rangka pengembangan usaha, terutama bagi usaha yang berkaitan dengan nasabah seperti halnya lembaga keuangan. Menurut dokumentasi BMT Bina Insan Mandiri, menyebutkan ada tiga hal yang menjadi pilar utama untuk membangun eksistensi BMT, yaitu: 1 Pengelola dan pengurus yang amanah 2 Menjalankan BMT secara professional sesuai dengan kaidah-kaidah manajemen perbankan. 3 Membangun jaringan seluas-luasnya. Menyadari pentingnya membangun jaringan, maka sampai saat ini Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri berupaya terus membangun komunikasi antar kelembagaan, baik antar BMT atau lembaga lain yang memiliki visi dan misi yang sama terutama dalam membangun ekonomi ummat. Jaringan kelembagaan bagi BMT memiliki makna yang strategis terutama dalam hal menjaga likuiditas BMT, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia BMT, serta dalam hal advokasi untuk melindungi kepentingan BMT. b. Kecepatan Pencairan Dana dalam Proses Pembiayaan commit to user Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan MandiriBIM selalu mengupayakan adanya pelayanan yang mudah, cepat dan tepat dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, salah satu bentuk kemudahan yang diberikan oleh BMT Bina Insan Mandiri adalah memberikan pinjaman dengan persyaratan yang sangat mudah, tidak berbelit-belit, dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah sehingga menjadi faktor pendukung bagi nasabah untuk tetap mengambil pinjaman dana dan menyimpan dana di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri dan tidak beralih ke lembaga keuangan lain. c. Hubungan Kemitraan Antara BMT Bina Insan Mandiri dengan Nasabah Hubungan antara Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan MandiriBIM dengan nasabah bersifat sebagai mitra kerja, sehingga kedua belah pihak,baik nasabah maupun pihak BMT Bina Insan Mandiri saling menguntungkan. Pihak BMT dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah akan mendapatkan keuntungan bagi hasil yang diberikan dari pendapatan usaha yang dijalankan oleh nasabah, sedangkan pihak nasabah mendapatkan keuntungan yaitu tambahan permodalan dalam menjalankan usahanya sehingga usaha yang dijalankan oleh nasabah akan mengalami peningkatan. Dengan adanya hubungan antara BMT dengan nasabah yang bersifat kemitraan, maka pihak BMT akan melakukan monitoring terhadap usaha yang dilakukan oleh nasabah yang sifatnya membantu nasabah. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pak Suryatmo Marketing Landing pada wawancara tanggal 18 Desember 2009 : Pengawasan secara rutin memang tidak ada, namun jika ada nasabah yang tidak mengangsur pembiayaan dan bagi hasilnya pada saat jatuh tempo, biasanya dari pihak kami akan mendatangi nasabah tersebut dan menanyakan alasannya, apabila nasabah mengalami kendala dalam usahanya, maka pihak kami akan berusaha memberikan solusi dan bermusyawarah bersama dengan nasabah tersebut. Pihak kami terkadang mendatangi para nasabah untuk melakukan silaturahmi. commit to user Hal ini juga ditegaskan oleh Pak Mulyoto Manajer Utama pada wawancara tanggal 16 Desember 2009 : Dari pihak BMT Bina Insan Mandiri memang tidak ada jadwal secara teratur untuk mengadakan monitoring kepada para nasabah pembiayaan, kami memonitor perkembangan usaha mereka apabila mereka datang ke BMT Bina Insan Mandiri untuk mengangsur pembiayaan mereka, biasanya sambil mengobrol santai kami menanyakan perkembangan dan kendala mereka dalam menjalankan usahanya. Sekali waktu kami juga mengunjungi tempat usaha mereka untuk menjalin silaturahim. Jika suatu saat nasabah mengalami kendala dalam menjalankan usaha maka permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama antara pihak BMT dengan nasabah, yaitu pihak BMT dalam upaya membantu nasabah hanya sebatas melakukan konsultasi, memberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga pihak BMT tidak bersifat ikut campur tangan secara langsung dalam menentukan kebijakan-kebijakan usaha yang dilakukan oleh nasabah.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

1. Latar belakang Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri dalam Memberikan Pembiayaan Mudharabah. Lembaga keuangan bank, merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan oleh lembaga ini adalah menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman dan juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan. Menurut Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang N0 10 Tahun 1998, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.