commit to user Hal ini juga ditegaskan oleh Pak Mulyoto Manajer Utama pada wawancara
tanggal 16 Desember 2009 : Dari pihak BMT Bina Insan Mandiri memang tidak ada jadwal secara teratur
untuk mengadakan monitoring kepada para nasabah pembiayaan, kami memonitor perkembangan usaha mereka apabila mereka datang ke BMT
Bina Insan Mandiri untuk mengangsur pembiayaan mereka, biasanya sambil mengobrol santai kami menanyakan perkembangan dan kendala mereka
dalam menjalankan usahanya. Sekali waktu kami juga mengunjungi tempat usaha mereka untuk menjalin silaturahim.
Jika suatu saat nasabah mengalami kendala dalam menjalankan usaha maka
permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama antara pihak BMT dengan nasabah, yaitu pihak BMT dalam upaya membantu nasabah hanya sebatas
melakukan konsultasi, memberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga pihak BMT tidak bersifat ikut campur tangan secara langsung
dalam menentukan kebijakan-kebijakan usaha yang dilakukan oleh nasabah.
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Latar belakang Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri dalam Memberikan Pembiayaan Mudharabah.
Lembaga keuangan bank, merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan oleh lembaga
ini adalah menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman dan juga melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan.
Menurut Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang N0 10 Tahun 1998, bahwa bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
commit to user Sedangkan Baitul Maal Wa Tamwil BMT adalah suatu lembaga yang
didalamnya mencakup dua jenis kegiatan yaitu yang pertama, Baitul Maal yaitu kegiatan menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah. Kedua,
Baitul Tamwil yaitu lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha
kecil menengah bawah dan mikro dengan mendorong melalui pembiayaan usaha ekonomi produktif.
Usaha penyaluran dana yang dilakukan oleh BMT terbukti lebih mengena dan dapat meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil menengah,
karena sasaran pembiayaan BMT adalah pengusaha kecil menengah, keberadaan BMT yang dekat dengan masyarakat, mudah di jangkau masyarakat
kecil menengah, serta persyaratan yang mudah dan tidak ada pembebanan bunga pinjaman. Dalam sistem syariah yang merupakan landasan dasar
operasional BMT, tidak mengenal adanya bunga atas pinjaman, karena bunga dilarang oleh syariah Islam dan hukumnya adalah haram. Oleh karena itu,
dalam menjalankan operasional pembiayaan, pada suatu BMT dikenal adanya sistem bagi hasil, yaitu keuntungan dari usaha yang dijalankan oleh pengusaha
kecil menengah tersebut akan dibagi sesuai dengan nisbah atau prosentase yang telah disepakati dalam perjanjian antara pihak BMT dengan nasabah
sebelumnya. Pihak BMT Bina Insan Mandiri lebih mengutamakan pembiayaan bagi
usaha kecil, dikarenakan sesuai dengan visi dan misi BMT Bina Insan Mandiri yaitu sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang membantu dan mendorong
kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan sesuai prinsip-prinsip syariah yang bebas riba, dan melihat bahwa sebagian besar
masyarakat bergerak di bidang ekonomi kecil menengah yang memiliki modal terbatas tetapi memiliki potensi untuk berkembang maju, apabila usaha-usaha
kecil tersebut mengalami gulung tikar maka akan semakin menambah jumlah angka pengangguran dan kemiskinan di masyarakat Kecamatan Gondangrejo
commit to user khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, dengan
adanya pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri, diharapkan dapat membantu permodalan bagi usaha kecil menengah di wilayah Kecamatan
Gondangrejo dan ikut berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, sehingga tewujud kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Prosedur Permohonan Pembiayaan Mudharabah yang Dilaksanakan di BMT Bina Insan Mandiri
Alasan BMT Bina Insan Mandiri dalam memberikan pembiayaan kepada calon anggota, disesuaikan antara permohonan pembiayaan yang diinginkan
dengan usaha yang akan dilaksanakan oleh calon anggota tersebut, dengan demikian pihak BMT akan memberikan keterangan lebih lanjut dan akan
mengarahkan pembiayaan yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan oleh calon anggota. Adapun prosedur pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri
adalah : a. Solitisasi
Adalah penjelasan oleh pihak BMT kepada nasabah biasanya dilakukan oleh pihak marketing BMT, mengenai tata cara pengajuan pembiayaan dan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila akan mengajukan pembiayaan kepada BMT.
b. Analisis Adalah analisis yang dilakukan oleh pihak BMT untuk menentukan
kesanggupan nasabah dalam mengembalikan pembiayaan sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pembiayaan yang sudah
disepakati bersama sebelumnya. c. Jaminan
commit to user Dalam hal ini digunakan sebagai agunan nasabah kepada BMT, jika
nasabah sebagai pelaku usaha melakukan kecurangan dan pada akhirnya mengalami kerugian maka pihak BMT mempunyai hak untuk mengambil
jaminan tersebut untuk menjadi milik BMT. Hal ini sudah sangat jelas sesuai dengan ketentuan dalam akad mudharabah, jaminan bisa disertakan
dalam perjanjian akad dalam upaya mendapatkan pembiayaan mudharabah, sebagai alat meminimalisasi resiko yang akan dialami oleh BMT.
d. Persetujuan pembiayaan Adalah persetujuan pembiayaan atas permohonan nasabah yang dilakukan
oleh pihak BMT. e. Perjanjian atau akad
Yaitu kedua belah pihak BMT Bina Insan Mandiri dan nasabah saling membuat kesepakatan akan perihal pembiayaan tersebut. Aspek-aspek yang
mendukung dari perjanjian tersebut adalah jangka waktu pengembalian angsuran, nisbah bagi hasil antara nasabah sebagai pelaku usaha dengan
pihak BMT sebagai pemberi modal, jaminan yang diberikan kepada pihak BMT, legalitas nasabah, dan prospek usaha nasabah di masa depan.
f. Pencairan pembiayaan Yaitu setelah meneliti kelengkapan syarat-syarat dari nasabah, melakukan
survey ketempat tinggal, tempat usaha dan jaminan milik nasabah, mengadakan rapat dengan komite pembiayaan dan mendapat persetujuan
dari komite pembiayaan, maka pihak BMT akan mencairkan pembiayaan yang dibutuhkan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama.
g. Perhitungan bagi hasil
commit to user Perhitungan bagi hasil adalah perhitungan penerimaan dari nasabahpelaku
usahadengan pihak BMT pemberi dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama.
h. Pembayaran angsuran Yaitu angsuran pembiayaan yang harus diberikan oleh nasabah kepada
pihak BMT sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. i. Monitoring
Yaitu pihak BMT akan memantau jalannya usaha yang dilakukan oleh calon anggota, apabila nasabah calon anggota mengalami kesulitan dan kendala
dalam menjalankan usahanya, maka pihak BMT akan membantu dengan memberikan solusi dan saran dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi
nasabah calon anggota tersebut sehingga dapat memperbaiki usaha nasabah calon anggota di masa depan. Lancarnya usaha yang dilakukan
nasabah akan mempengaruhi kedisiplinan nasabah dalam membayar angsuran pembiayaan kepada BMT.
Teknik perhitungan bagi hasil terdiri dari dua macam cara, yaitu : a. Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada hasil net dari
hasil pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pembiayaan tersebut.
b. Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada total pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Penggunaan
sistem perhitungan tersebut,
masing-masing BMT
mempunyai kebijakan sendiri. Dalam menerapkan teknik perhitungan bagi hasil, BMT Bina Insan Mandiri menggunakan teknik profit sharing, yaitu pihak
BMT beranggapan bahwa dengan menggunakan sistem profit sharing diharapkan dapat membantu nasabah pembiayaan yang sebagian besar adalah
commit to user pengusaha kecil menengah dengan meringankan pengeluaran atas biaya-biaya
usaha yang telah dijalankan, selain itu system profit sharing adalah system yang sesuai dengan prinsip syariah yang berasas pada keadilan, yaitu ketika usaha
mengalami keuntungan maupun kerugian akan ditanggung bersama antara BMT sebagai shahibul maal pemberi dana dan pengusaha sebagai mudharib
pengelola, bahkan bisa jadi kerugian dari usaha akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak BMT dengan syarat kerugian tersebut tidak disengaja dan bukan
karena kelalaian pengusaha.
3. Peranan Pembiayaan Mudharabah di BMT Bina Insan Mandiri Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Menengah UKM
Keberadaan BMT Bina Insan Mandiri dirasakan sangat membantu para pengusaha kecil menengah terutama di Kecamatan Gondangrejo. Masyarakat
merasakan bahwa BMT Bina Insan Mandiri sangat berperan bagi kelancaran usaha mereka dalam meningkatkan permodalan, hal ini dikarenakan prosedur
pembiayaan yang mudah dan tidak berbelit-belit serta pencairan dana yang cepat, sehingga mereka dapat segera memutarkan modal pembiayaan dari BMT
untuk usaha mereka. Selain itu pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri sangat membantu dalam perkembangan usaha mereka. Salah satu produk
pembiayaan yang sangat membantu para pengusaha kecil menengah adalah pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah ini merupakan salah satu
alternatif bagi pengusaha kecil menengah untuk meningkatkan usahanya, karena pembiayaan mudharabah ini tidak memberatkan bagi pengusaha kecil
menengah dengan beban bunga pinjaman yang tinggi dan keuntungan maupun kerugian dari usaha yang dijalankan nasabah akan ditanggung bersama, dan
bisa jadi kerugian dari usaha akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak BMT
commit to user Bina Insan Mandiri dengan syarat kerugian tersebut tidak disengaja dan bukan
karena kelalaian pengusaha, apabila kerugian tersebut karena kelalaian pengusaha, maka akan ditanggung oleh pengusaha sendiri. Dalam pembiayaan
mudharabah tidak mengenal adanya bunga pinjaman, karena hal itu merupakan riba yang dilarang dalam agama Islam, tetapi dalam pembiayaan mudharabah
dikenal adanya sistem bagi hasil yaitu sesuai dengan nisbah atau prosentase yang disepakati antara pihak nasabah dengan pihak BMT. Pengusaha kecil
menengah cenderung memilih mengajukan permohonan pembiayaan melalui BMT karena prosedur peminjamannya tidak berbelit-belit, agunan yang
diberikan kepada pihak BMT tidak memberatkan pengusaha kecil menengah serta proses pencairan dananya cepat. Dengan adanya pembiayaan
mudharabah, diharapkan dapat membantu perkembangan usaha kecil menengah, sehingga dapat berjalan dengan lancar, dan apabila usaha kecil
menengah ini dapat berjalan lancar diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil menengah sehingga dapat mendorong laju perekonomian
bangsa Indonesia dan tercapai kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat Indonesia.
Perkembangan usaha kecil menengahUKM yang mendapat pembiayaan dari BMT Bina INsan Mandiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, walaupun tidak meningkat tajam, tetapi usaha kecil menengah tersebut dapat berjalan lancar. Dengan adanya usaha kecil menengah ini dapat
mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran, karena usaha kecil menengah yang berkembang saat ini beperan dalam menyerap tenaga kerja
serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Perekonomian bangsa Indonesia sebagian besar bergerak di sektor usaha kecil menengah,
dengan berkembangnya usaha kecil menengah ini diharapkan dapat membangun kembali perekonomian bangsa Indonesia dan membantu negara ini
untuk bangkit kembali dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga
commit to user kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dapat tercapai sesuai dengan cita-cita
bangsa ini.
4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam Proses Penyaluran Pembiayaan Mudharabah kepada Usaha Kecil Menengah
dan Solusinya Dalam melakukan suatu usaha tentunya mengalami berbagai hambatan
yang harus dihadapi oleh suatu lembaga begitu pula dengan BMT Bina Insan Mandiri. Hambatan-hambatan yang muncul tidak hanya dari internal lembaga,
tetapi juga berasal dari nasabah BMT Bina Insan Mandiri. Hambatan yang dihadapi oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri
dalam pembiayaan mudharabah untuk mengembangkan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo, yaitu :
1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil, sehingga menganggap bahwa meminjam di BMT sama dengan meminjam di bank
konvensional yaitu adanya bunga atas pinjaman tersebut. 2. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada BMT,
terkadang untung tetapi dalam laporan dikatakan rugi. Hal ini disebabkan karena kurangnya monitoring yang dilakukan oleh BMT, sehingga sangat
memungkinkan adanya kecurangan yang dilakukan oleh nasabah. 3. Sebagian besar nasabah pembiayaan adalah pengusah kecil menengah yang
mencatat laporan laba ruginya secara sederhana atau bahkan tidak ada pencatatan. Sehingga menyulitkan pihak BMT untuk melakukan auditing
terhadap laporan keuangan tersebut. 4. Banyaknya masyarakat yang mengajukan pembiayaan di BMT Bina Insan
Mandiri tetapi digunakan untuk usaha di luar jawa atau merantau. Hal ini disebabkan keuntungan yang diperoleh dengan membuka usaha diluar jawa
lebih besar daripada dengan usaha yang dikelola di jawa.
commit to user 5. Penyimpangan dana oleh nasabah. Dana pembiayaan yang diperoleh dari
BMT Bina Insan Mandiri tidak digunakan sebagaimana mestinya, yaitu untuk pembiayaan usaha produktif, tetapi digunakan untuk kebutuhan
konsumsi sehari-hari. 6. Pembayaran angsuran yang kurang lancar. Karena sebagian besar nasabah
pembiayaan adalah pengusaha kecil menengah, maka keuntungan dari usaha tidak dapat dipastikan, terkadang untung banyak terkadang mengalami
kerugian. Alasan inilah yang sering digunakan oleh nasabah apabila terlambat membayar angsuran. Apabila nasabah terlambat membayar
angsuran dapat menyebabkan BMT Bina Insan Mandiri mengalami kesulitan dalam perputaran pembiayaannya karena jumlah kas BMT Bina Insan
Mandiri dapat berkurang. Solusi yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina
Insan Mandiri untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yaitu : a.
Membina masyarakat
dengan mengadakan
sosialisasi mengenai
perbankan syariah, dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan system perbankan syariah.
b. Untuk mengetahui tingkat kejujuran nasabah mengenai laporan usahanya, maka pihak BMT mendatangi nasabah pembiayaan tersebut secara intensif
untuk mengetahui perkembangan usaha yang sesungguhnya. c. Memberlakukan sanksi atau denda keterlambatan bagi nasabah, yaitu 3
dari nilai angsuran apabila keterlambatan lebih dari 5 hari setelah jatuh tempo waktu pembayaran.
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Latar belakang Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil
menengah disebabkan sesuai dengan misi dari BMT Bina Insan Mandiri yaitu sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang membantu dan mendorong
kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan sesuai prinsip-prinsip syariah yang bebas dari riba, dan melihat bahwa sebagian besar
masyarakat bergerak di bidang ekonomi kecil menengah tetapi modal terbatas, padahal usaha kecil menengah tersebut memiliki potensi besar untuk
berkembang maju, apabila usaha-usaha kecil tersebut mengalami gulung tikar maka akan semakin menambah jumlah angka pengangguran serta kemiskinan
di tengah masyarakat Kecamatan Gondangrejo khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, dengan adanya pembiayaan mudharabah dari
BMT Bina Insan Mandiri, diharapkan dapat membantu permodalan bagi usaha kecil menengah di wilayah Kecamatan Gondangrejo dan ikut berperan serta
dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Prosedur permohonan pembiayaan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri yaitu :