commit to user Teknik ini akan memungkinkan peneliti untuk memilih informan yang
dipandang paling mengerti dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Pilihan informan mungkin dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data, disamping untuk memperoleh kedalaman studi dalam konteks tertentu. Menurut Bogdan dan Bikle, dalam
Bambang Sumardjoko 2004: 21 menyatakan bahwa “Cuplikan semacam ini disebut interval sampling, karena keputusan dapat diambil begitu peneliti
mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari, dengan siapa berbicara, kapan melakukan observasi yang tepat atau time
sampling, dan berapa jumlah serta macam dokumen yang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Beragam sumber data yang telah didapatkan oleh peneliti menuntut cara atau teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai dengan sumber data untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan yang dikemukakan peneliti. Untuk itu diperlukan teknik dan alat pengumpulan data
yang tepat sehingga memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Menurut Goetz dan LaComte dalam H.B.Sutopo 2006: 66
menyatakan bahwa, “Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu metode yang bersifat
in teraktif dan non interaktif”. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode interaktif yaitu dengan melakukan observasi secara langsung melalui wawancara dengan para narasumber, sedangkan metode non
interaktif meliputi observasi, dan mencatat dokumen maupun arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam suatu penelitian kualitatif adalah manusia sebagai narasumber atau informan. Menurut Lexy J. Moleong 2000:
commit to user 135, “Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai memberikan jawaban atas
pertanyaan itu”. Maksud dalam melakukan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln
dan Guba dalam Lexy J. Moleong 2000: 134 adalah : a. Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian-kejadian, kegiatankegiatan,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan kebulatan; b. Merekonstruksikan kebulatan-kebulatan sedemikian rupa sebagai sesuatu yang
dialami masa lalu; c. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang; d. Memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari
orang lain baik dari manusia maupun bukan manusia; e. Memverifikasi, mengubah, serta memperluas konstruksi-konstruksi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Pembagian jenis wawancara juga dikemukakan oleh Guba dan Lincoln
sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong 2000: 137 adalah : 1. Wawancara oleh tim panel
2. Wawancara tertutup dan Wawancara terbuka 3. Wawancara riwayat secara lisan
4. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur Berdasarkan jenis-jenis wawancara diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Wawancara oleh Tim Panel Wawancara oleh tim berarti wawancara yang dilakukan tidak hanya oleh satu
orang, tetapi wawancara dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai. Sedangkan wawancara panel yaitu satu pewawancara dapat saja
berhadapan dengan dua orang atau lebih yang diwawancarai sekaligus. 2. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka
Wawancara tertutup merupakan wawancara pihak yang diwawancarai tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Sedangkan
wawancara terbuka adalah suatu wawancara pihak yang diwawancarai
commit to user mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai serta mengetahui tujuan
wawancara tersebut. 3. Wawancara Riwayat Secara Lisan
Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkapkan riwayat tertentu, pihak yang diwawancarai bicara secara terus menerus dan pewawancara sekali-kali
mengajukan pertanyaan. 4. Wawancara Terstruktur dan Tak Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah suatu wawancara pewawancara menetapkan sendiri pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun secara
ketat. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi yang tidak baku. Responden biasanya
terdiri dari mereka yang mempunyai pengetahuan dan mendalami serta memahami informasi yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pewawancara menggunakan teknik wawancara terstruktur yang pokok-pokok pertanyaan telah diatur secara terstruktur
dibuat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian sehingga pertanyaan dan jawaban lebih terarah pada pokok-pokok penelitian.
Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah tentang: 1. Prosedur permohonan pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri
Gondangrejo bagi pengusaha kecil menengah. 2. Peranan pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri BIM
Gondangrejo terhadap perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo tahun 2008.
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam proses penyaluran pembiayaan mudharabah kepada usaha kecil menengah dan
solusi untuk menanganinya.
2. Observasi