Jenis-jenis Al Mudharabah Manfaat dan Resiko Al-Mudharabah

commit to user Selain dalam Al- Qur‟an juga ditegaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Thabrani berikut : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dan kepada mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Disampaikannya syarat-syarat tersebut kepada Rosulullah SAW dan Rosulullah SAW memperbolehkannya. Dari hadist tersebut menegaskan bahwa dalam pemberian dana pembiayaan mudharabah harus digunakan syarat-syarat yang disepakati bersama dan kedua belah pihak yaitu pihak yang memberi dana shahibul maal dan pihak penerima dana mudharib harus mentaati syarat-syarat tersebut. Dalam sistem ekonomi Islam tidak mengenal adanya bunga, karena hal tersebut dianggap sebagai riba dan dihukumi haram. Dasar hukum larangan menggunakan riba atau bunga telah tercantum dalam Al- Qur‟an, menurut Muhammad 2005: 107 yaitu : a Doktrin kerjasama dalam ekonomi Islam dapat menciptakan kerja produktif sehari-hari dari masyarakat. QS. 2 : 190 b Meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial. QS. 3: 105; QS. 5: 3; QS.9: 71,105 c Mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata QS.69: 25-37; QS.89:17-20; QS.107:1-7 d Melindungi kepentingan ekonomi lemah QS.4: 5-10; 74-76;QS.89:17-26 e Membangun organisasi yang berprinsip syarikat, sehingga terjadi proses yang kuat membantu yang lemah QS. 43: 32 f Pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling ketergantungan serta pertukaran barang dan jasa karena tidak mungkin berdiri sendiri QS. 92: 8- 10; QS. 96: 6

d. Jenis-jenis Al Mudharabah

Mengacu pada pendapat Adiwarman Karim 2004: 200 secara umum, al- mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu: commit to user 1. Mudharabah Muthlaqah Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Pemilik dana shahibul maal memberikan otoritas dan hak sepenuhnya kepada mudharib untuk menginvestasikan atau memutar uangnya. 2. Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah restricted mudharabah atau specified mudharabah adalah kerjasama usaha dimana mudharib dibatasi dengan jenis usaha, waktu, dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum shahibul maal dalam memasuki jenis usaha. Menurut Zainul Arifin 2000: 203 berpendapat bahwa “Mudharabah muqayyadah adalah akad yang dilakukan antara pemilik modal shahibul maal kepada pengelola usaha mudharib untuk usaha yang ditentukan oleh pemilik modal, dimana keuntungan disepakati di awal untuk dibagi bersama dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal shahibul maal “.

e. Manfaat dan Resiko Al-Mudharabah

1 Manfaat Al-Mudharabah Manfaat pembiayaan mudharabah, menurut pendapat Muhammad 2002: 105 adalah : a Bank akan mengalami peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat; b Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread; c Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah; d Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan; e Prinsip bagi hasil mudharabah berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap pun keuntungannya yang dihasilkan oleh nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis moneter. commit to user 2 Resiko Al-Mudharabah Resiko al-mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi Muhammad, 2002: 105 diantaranya : a Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak; b Lalai dan kesalahan yang disengaja; c Penyembunyian keuntungan oleh nasabah yang tidak jujur.

5. Kredit a. Pengertian Kredit