Karakteristik Usaha Kecil Menengah

commit to user tidak temasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil menengah ini meliputi perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta. Berdasarkan UU No 91995 tentang Usaha Kecil Menengah, yang dimaksud usaha kecil menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko 2002: 225, menyatakan bahwa ”Usaha kecil menengah yang dimaksud disini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan seni dan budaya. ”

b. Karakteristik Usaha Kecil Menengah

Kriteria usaha kecil menengah sangat berbeda-beda, tergantung pada fokus permasalahan yang dituju dan instansi yang berkaitan dengan sektor ini. Secara umum karakteristik usaha kecil menengah menurut pendapat Pandji Anoraga Djoko Sudantoko 2002: 25 dapat peneliti kemukakan sebagai berikut: 1 Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah dan administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di-up to date, sehingga sulit untuk menilai kerja usahanya. 2 Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. 3 Modal terbatas. 4 Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas. 5 Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang. commit to user 6 Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas. 7 Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal sangat rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standard dan harus transparan. Sedangkan kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1995 sebagai berikut : 1 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 Dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau ; 2 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah; 3 Milik Warga Negara Indonesia; 4 Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; 5 Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Menurut Undang-Undang No 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, disebutkan bahwa “Usaha Menengah dan Usaha Besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan Usaha Kecil”. Sedangkan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No 10 tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah, disebutkan bahwa “Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berskala menengah dan memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 Dua ratus juta rupiah diluar tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki penjualan maksimum Rp 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah”. Dari pengertian diatas dapat diketahui unsur-unsur usaha menengah yaitu: 1 Usaha menengah merupakan usaha produktif yang berskala menengah. 2 Usaha menengah merupakan kegiatan usaha yang bergerak dibidang ekonomi. commit to user 3 Kriteria usaha menengah adalah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penualan tahunan usaha kecil

c. Modal Usaha Kecil Menengah UKM