Bahan Baku Bahan-bahan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

commit to user 62 menggunakan modal sendiri dan pinjaman. Modal pinjaman tersebut berasal dari LIPI, Danamon, BRI, BNI dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM Mandiri Pedesaan. Produsen yang mendapatkan modal pinjaman dari LIPI adalah produsen yang tergabung dalam kelompok Koperasi Akar Mulya, yang merupakan koperasi yang menaungi produsen keripik ketela ungu skala kecil yang ada di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Modal tersebut berasal dari LIPI yang dipinjamkan secara bergilir. Saat ini baru 3 produsen yang menerima pinjaman tersebut, yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara Koperasi. Modal tersebut diberikan pada produsen keripik ketela ungu dengan bunga rendah 0,5 per bulan untuk perbaikan tempat produksi keripik ketela ungu. Akan tetapi pada kenyataanya modal tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk perbaikan tempat, tetapi untuk menambah modal dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan produsen keripik ketela ungu menganggap bahwa tempat yang digunakan untuk proses produksi keripik ketela ungu sudah layak.

C. Bahan-bahan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah ketela ungu, yaitu salah satu jenis ketela rambat yang berwarna ungu. Bahan baku ketela ungu tersedia di Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi ketersediaanya bahan baku tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, produsen keripik ketela ungu mencari di luar Kabupaten Karanganyar, seperti di daerah Magetan, Ngawi dan Pacitan, bahkan ada pula yang sampai mencari hingga ke Jawa Barat, seperti Bandung. Bahan baku ketela ungu yang berasal dari Kabupaten Karanganyar mempunyai kualitas yang lebih baik dan warna yang lebih menarik bila commit to user 63 dibandingkan dengan ketela ungu yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar, yaitu rasanya lebih manis dan warnanya ungu pekat. Sedangkan yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar biasanya rasanya tidak terlalu manis dan warnanya ungu kemerahan, sehingga jika diolah membutuhkan bahan penolong untuk memberikan rasa manis yang cukup banyak, dan warnanya pun tidak begitu menarik. Produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar memperoleh bahan baku dengan membeli langsung pada petani dan ada juga yang pada pengepul. Cara memperoleh bahan baku untuk agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini : Tabel 27. Cara Produsen Memperoleh Bahan Baku Ketela Ungu untuk Produksi Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar No. Uraian Jumlah Produsen Persentase 1. Membeli pada petani lokal 1 5,26 2. Membeli pada pengepul 5 26,32 3. Membeli pada petani lokal dan pengepul 13 68,42 Jumlah 19 100,00 Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2 Berdasarkan Tabel 27, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar produsen keripik ketela ungu memperoleh bahan baku dengan membeli ke petani lokal dan pengepul. Banyaknya produsen yang memilih mendapatkan bahan baku dari petani lokal dan pengepul dikarenakan jika hanya dari petani lokal saja sulit mendapatkannya, produsen harus pesan terlebih dahulu sebelum ketela ungu dipanen dan harganya juga sedikit lebih mahal, sehingga terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, oleh karena itu produsen juga membeli membeli ketela ungu melalui pengepul. Sebanyak 26,32 atau 5 orang memilih memperoleh bahan baku ketela ungu melalui pengepul. Hal ini karena produsen merasa lebih mudah memperoleh bahan baku, yaitu dengan menghubungi pengepul yang sebagian commit to user 64 besar sudah menjadi langganan para produsen keripik ketela ungu. Selain itu harganya juga terkadang lebih murah bila dibandingkan dengan membeli langsung ke petani yaitu sekitar Rp 1.800,00kg, sedangkan yang langsung ke petani harga ketela ungu sekitar Rp 2.000,00kg. Hal ini disebabkan karena pengepul membeli ketela ungu pada petani lokal dalam jumlah besar sehingga harga beli pengepul ke petani lebih murah. Selain itu ketela ungu yang dibeli pengepul tidak hanya dari petani lokal tetapi juga dari luar kota, seperti Magetan dan Pacitan yang harganya lebih murah dengan kualitas lebih rendah dari ketela ungu lokal, sehingga pengepul dapat menjual pada produsen keripik ketela ungu dengan harga yang lebih murah. Hanya 5,26 atau 1 orang yang memilih memperoleh bahan baku ketela ungu langsung ke petani. Alasannya karena lebih dekat dengan rumah sehingga lebih cepat mendapatkan bahan baku ketela ungu meskipun harus mendatangi langsung ke setiap petani ketela ungu. Sistem penyimpanan bahan baku ketela ungu semua produsen keripik ketela ungu yaitu dengan cara di stok untuk 2-7 hari. Artinya, setiap melakukan pembelian bahan baku, tidak habis digunakan untuk satu kali proses produksi. Hal ini karena produsen keripik ketela ungu membeli bahan baku ketela ungu dalam jumlah besar. Sehingga setiap melakukan pembelian bahan baku digunakan untuk beberapa kali produksi, yaitu antara 1-3 kali produksi. Cara pembayaran bahan baku ketela ungu dilakukan dengan cara kontan dimuka dan dibelakang, dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini : Tabel 28. Cara Pembayaran Bahan Baku Ketela Ungu di Agroindustri Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar No. Uraian Jumlah Responden Persentase 1. 2. Kontan dimuka pada petani Kontan dibelakang pada pengepul 12 2 63,16 10,53 3. Kontan dimuka pada petani dan dibelakang pada pengepul 5 26,32 Jumlah 19 100,00 Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2 commit to user 65 Sebanyak 63,16 atau 12 orang memilih melakukan pembayaran bahan baku dengan cara kontan dimuka. Sebagian besar produsen yang membayar kontan dimuka adalah yang membeli bahan baku langsung dari petani. Pada umumnya, petani meminta pembayaran dimuka karena setelah ketela ungu dipanen, petani membutuhkan modal untuk menggarap kembali sawah mereka. Akan tetapi ada juga yang membayar kontan dimuka pada pengepul. Bukan pengepul yang meminta pembayaran dimuka, tetapi biasanya produsen keripik ketelanya sendiri yang melakukan pembayaran seperti itu, karena produsentidak mau terbebani dengan hutang kepada pengepul. Pembayaran kontan dimuka dan dibelakang biasanya dilakukan oleh produsen yang memperoleh bahan baku ketela ungu dari petani dan pengepul. Terdapat 5 orang atau sebesar 26,32, pembayaran kontak dimuka untuk petani dan kontan dibelakan untuk pengepul. Sedangkan sisanya 10,53 atau sebanyak 2 orang melakukan cara pembayaran bahan baku kontan dibelakang. Cara pembayaran ini dilakukan produsen keripik ketela ungu untuk pengepul.

2. Bahan-bahan penolong