commit to user 62
menggunakan modal sendiri dan pinjaman. Modal pinjaman tersebut berasal dari LIPI, Danamon, BRI, BNI dan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM Mandiri Pedesaan. Produsen yang mendapatkan modal pinjaman dari LIPI adalah produsen yang tergabung
dalam kelompok Koperasi Akar Mulya, yang merupakan koperasi yang menaungi produsen keripik ketela ungu skala kecil yang ada di Kecamatan
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Modal tersebut berasal dari LIPI yang dipinjamkan secara bergilir. Saat ini baru 3 produsen yang menerima
pinjaman tersebut, yaitu Ketua, Sekretaris dan Bendahara Koperasi. Modal tersebut diberikan pada produsen keripik ketela ungu dengan bunga rendah
0,5 per bulan untuk perbaikan tempat produksi keripik ketela ungu. Akan tetapi pada kenyataanya modal tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk
perbaikan tempat, tetapi untuk menambah modal dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan produsen keripik ketela ungu menganggap bahwa tempat
yang digunakan untuk proses produksi keripik ketela ungu sudah layak.
C. Bahan-bahan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam industri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar adalah ketela ungu,
yaitu salah satu jenis ketela rambat yang berwarna ungu. Bahan baku ketela ungu tersedia di Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi ketersediaanya bahan
baku tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, produsen keripik ketela ungu mencari di luar Kabupaten Karanganyar, seperti di daerah Magetan, Ngawi
dan Pacitan, bahkan ada pula yang sampai mencari hingga ke Jawa Barat, seperti Bandung.
Bahan baku ketela ungu yang berasal dari Kabupaten Karanganyar mempunyai kualitas yang lebih baik dan warna yang lebih menarik bila
commit to user 63
dibandingkan dengan ketela ungu yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar, yaitu rasanya lebih manis dan warnanya ungu pekat.
Sedangkan yang berasal dari luar Kabupaten Karanganyar biasanya rasanya tidak terlalu manis dan warnanya ungu kemerahan, sehingga jika diolah
membutuhkan bahan penolong untuk memberikan rasa manis yang cukup banyak, dan warnanya pun tidak begitu menarik.
Produsen keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar memperoleh bahan baku dengan membeli langsung pada petani
dan ada juga yang pada pengepul. Cara memperoleh bahan baku untuk agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 27 berikut ini : Tabel 27. Cara Produsen Memperoleh Bahan Baku Ketela Ungu untuk
Produksi Keripik Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar
No. Uraian
Jumlah Produsen Persentase
1. Membeli pada petani lokal
1 5,26
2. Membeli pada pengepul
5 26,32
3. Membeli pada petani lokal
dan pengepul 13
68,42
Jumlah 19
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2 Berdasarkan Tabel 27, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
produsen keripik ketela ungu memperoleh bahan baku dengan membeli ke petani lokal dan pengepul. Banyaknya produsen yang memilih mendapatkan
bahan baku dari petani lokal dan pengepul dikarenakan jika hanya dari petani lokal saja sulit mendapatkannya, produsen harus pesan terlebih dahulu
sebelum ketela ungu dipanen dan harganya juga sedikit lebih mahal, sehingga terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, oleh karena itu
produsen juga membeli membeli ketela ungu melalui pengepul. Sebanyak 26,32 atau 5 orang memilih memperoleh bahan baku
ketela ungu melalui pengepul. Hal ini karena produsen merasa lebih mudah memperoleh bahan baku, yaitu dengan menghubungi pengepul yang sebagian
commit to user 64
besar sudah menjadi langganan para produsen keripik ketela ungu. Selain itu harganya juga terkadang lebih murah bila dibandingkan dengan membeli
langsung ke petani yaitu sekitar Rp 1.800,00kg, sedangkan yang langsung ke petani harga ketela ungu sekitar Rp 2.000,00kg. Hal ini disebabkan karena
pengepul membeli ketela ungu pada petani lokal dalam jumlah besar sehingga harga beli pengepul ke petani lebih murah. Selain itu ketela ungu yang dibeli
pengepul tidak hanya dari petani lokal tetapi juga dari luar kota, seperti Magetan dan Pacitan yang harganya lebih murah dengan kualitas lebih rendah
dari ketela ungu lokal, sehingga pengepul dapat menjual pada produsen keripik ketela ungu dengan harga yang lebih murah.
Hanya 5,26 atau 1 orang yang memilih memperoleh bahan baku ketela ungu langsung ke petani. Alasannya karena lebih dekat dengan rumah
sehingga lebih cepat mendapatkan bahan baku ketela ungu meskipun harus mendatangi langsung ke setiap petani ketela ungu.
Sistem penyimpanan bahan baku ketela ungu semua produsen keripik ketela ungu yaitu dengan cara di stok untuk 2-7 hari. Artinya, setiap
melakukan pembelian bahan baku, tidak habis digunakan untuk satu kali proses produksi. Hal ini karena produsen keripik ketela ungu membeli bahan
baku ketela ungu dalam jumlah besar. Sehingga setiap melakukan pembelian bahan baku digunakan untuk beberapa kali produksi, yaitu antara 1-3 kali
produksi. Cara pembayaran bahan baku ketela ungu dilakukan dengan cara
kontan dimuka dan dibelakang, dapat dilihat pada Tabel 28 berikut ini : Tabel 28. Cara Pembayaran Bahan Baku Ketela Ungu di Agroindustri Keripik
Ketela Ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar
No. Uraian
Jumlah Responden
Persentase
1. 2.
Kontan dimuka pada petani Kontan dibelakang pada pengepul
12 2
63,16 10,53
3. Kontan dimuka pada petani dan
dibelakang pada pengepul 5
26,32
Jumlah 19
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2
commit to user 65
Sebanyak 63,16 atau 12 orang memilih melakukan pembayaran bahan baku dengan cara kontan dimuka. Sebagian besar produsen yang
membayar kontan dimuka adalah yang membeli bahan baku langsung dari petani. Pada umumnya, petani meminta pembayaran dimuka karena setelah
ketela ungu dipanen, petani membutuhkan modal untuk menggarap kembali sawah mereka. Akan tetapi ada juga yang membayar kontan dimuka pada
pengepul. Bukan pengepul yang meminta pembayaran dimuka, tetapi biasanya produsen keripik ketelanya sendiri yang melakukan pembayaran seperti itu,
karena produsentidak mau terbebani dengan hutang kepada pengepul. Pembayaran kontan dimuka dan dibelakang biasanya dilakukan oleh
produsen yang memperoleh bahan baku ketela ungu dari petani dan pengepul. Terdapat 5 orang atau sebesar 26,32, pembayaran kontak dimuka untuk
petani dan kontan dibelakan untuk pengepul. Sedangkan sisanya 10,53 atau sebanyak 2 orang melakukan cara pembayaran bahan baku kontan dibelakang.
Cara pembayaran ini dilakukan produsen keripik ketela ungu untuk pengepul.
2. Bahan-bahan penolong