Bahan-bahan penolong Bahan-bahan dalam Proses Produksi Keripik Ketela Ungu

commit to user 65 Sebanyak 63,16 atau 12 orang memilih melakukan pembayaran bahan baku dengan cara kontan dimuka. Sebagian besar produsen yang membayar kontan dimuka adalah yang membeli bahan baku langsung dari petani. Pada umumnya, petani meminta pembayaran dimuka karena setelah ketela ungu dipanen, petani membutuhkan modal untuk menggarap kembali sawah mereka. Akan tetapi ada juga yang membayar kontan dimuka pada pengepul. Bukan pengepul yang meminta pembayaran dimuka, tetapi biasanya produsen keripik ketelanya sendiri yang melakukan pembayaran seperti itu, karena produsentidak mau terbebani dengan hutang kepada pengepul. Pembayaran kontan dimuka dan dibelakang biasanya dilakukan oleh produsen yang memperoleh bahan baku ketela ungu dari petani dan pengepul. Terdapat 5 orang atau sebesar 26,32, pembayaran kontak dimuka untuk petani dan kontan dibelakan untuk pengepul. Sedangkan sisanya 10,53 atau sebanyak 2 orang melakukan cara pembayaran bahan baku kontan dibelakang. Cara pembayaran ini dilakukan produsen keripik ketela ungu untuk pengepul.

2. Bahan-bahan penolong

Bahan penolong adalah merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan ketela ungu menjadi keripik ketela ungu selain bahan utama. Bahan penolong yang digunakan dalam produksi keripik ketela ungu terdiri dari : a. Gula pasir Gula merupakan salah satu bahan penolong yang berfungsi sebagai bahan pemanis dalam proses produksi keripik ketela ungu. Jenis gula yang digunakan adalah gula pasir, alasannya agar tidak merubah warna ketela ungu. Perbandingan pemakaian gula pasir ini ± 1 : 0,005. Maksudnya adalah setiap 1 kg bahan baku ketela ungu membutuhkan sekitar 0,005 kg gula pasir. Harga gula pasir per kilogram adalah sekitar Rp 10.000,00. b. Pemanis buatan Selain gula yang digunakan untuk menambah manis, produsen keripik ketela ungu juga menambahkan pemanis buatan kedalam proses produksinya. Hal ini dilakukan karena jika produsen hanya menggunakan commit to user 66 gula saja, maka produsen harus mengeluarkan lebih banyak biaya, sehingga produsen menambahkan pemanis buatan yang harganya jauh lebih murah, yaitu sekitar Rp 1.000,00pcs. Produsen menggunakan sakarin merk “Sari Tebu”. Jumlah sakarin yang digunakan sesuai dengan ketentuan dari Departemen Kesehatan yaitu penggunaan 1 pcs 5 gram pemanis buatan untuk 5 kg gula pasir, atau 1 gram sakarin untuk 1 kg gula pasir. c. Garam Bahan penolong lain yang digunakan adalah garam. Dalam. Fungsinya yaitu memberikan rasa gurih pada keripik ketela ungu. Jenis garam yang digunakan pada umumnya adalah garam kotak Rp 400,00kotak dan garam halus Rp 2.500,00pcs. d. Vanili Vanili merupakan bahan penolong yang berfungsi sebagai penambah aroma keripik ketela ungu. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1 bungkus untuk 10 kg ketela ungu, sehingga tidak menghilangkan aroma khas ketela ungu itu sendiri. Harga vanili per bungkusnya yaitu Rp 500,00. e. Minyak goreng Bahan penolong lain yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak selain gula yaitu minyak goreng. Produsen membeli minyak goreng dalam kemasan jligen. Dimana dalam satu jligen berisi 17 kg minyak goreng. Dengan membeli minyak goreng dalam jumlah besar harganya lebih ekonomis, yaitu sekitar Rp 9.000,00kg. Dalam proses produksi keripik ketela ungu untuk bahan baku ketela ungu 100 kg membutuhkan bahan penolong sebagai berikut : 0,5 kg gula pasir; 1 bungkus pemanis buatan; 0,2 kotak garam; dan 13,6 kg minyak goreng.

3. Bahan bakar