commit to user 9
sarana produksi menjadikan produksi keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini kurang optimal.
Meskipun demikian, tujuan dari agroindustri keripik ketela ungu ini sama dengan tujuan dari usaha lainnya, yaitu mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya. Oleh karena itu besarnya biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan disesuaikan dengan penerimaan yang diperoleh.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diangkat beberapa permasalahan antara lain :
1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Karanganyar? 2. Apakah usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar yang diusahakan berisiko? 3. Apakah usaha agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar yang diusahakan efisien?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari
agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
2. Menganalisis risiko usaha dari agroindustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
3. Menganalisis efisiensi usaha agrondustri keripik ketela ungu di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan tentang agroindustri keripik
ketela ungu dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user 10
2. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan sebagai bahan penyusunan kebijakan pangan yang lebih baik di masa mendatang, terutama usaha agroindustri keripik ketela ungu.
3. Bagi Pengusaha Keripik Ketela Ungu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan pertimbangan pengusaha keripik ketela ungu untuk meningkatkan penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan efisiensi serta nilai tambah
produk. 4. Bagi Akademisi dan Pemerhati Agroindustri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber informasi bagi pemerhati mengenai permasalahan yang sama di masa
mendatang.
commit to user 11
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Alhuda 2004 yang berjudul “Analisis Usaha dan Efisiensi Agroindustri Kripik Ubi Jalar Studi Kasus di Agroindustri Kripik Ubi
Jalar Sehati Desa Kemiri Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto” yang telah dilakukan, agroindustri kripik ubi jalar Sehati dalam satu kali proses produksi
rata-rata mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 25.388,2 dan biaya variabel sebesar Rp 864.157,2. Dengan jumlah produksi sebanyak 3911 Kg dengan
harga perkilogramnya Rp 7.000,00 maka agroindustri ini mendapatkan total penerimaan rata-rata satu kali produksi sebesar Rp 1.244.409,1. Dalam
penelitian ini pada agroindustri kripik ubi jalar Sehati mendapatkan rata-rata keuntungannya adalah sebesar Rp 354.863,7. Nilai RC dalam penelitian ini
adalah sebesar 1,39 hal ini berarti jika agroindustri kripik ubi jalar Sehati mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000.000,00 maka agroindustri ini akan
memperoleh penerimaan sebesar Rp 13.900.000,00. Dalam penelitian ini diperoleh nilai BEPq rata-rata sebesar 127,07 Kg dan nilai BEPr rata-rata
sebesar Rp 5003,5 Kg. Ningrum 2006, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Nilai
Tambah dan Kelayakan Usaha Agroindustri Bakpao Telo Studi Kasus pada Home Industri Lestari Malang”, menyatakan bahwa dari penerimaan selama
1 bulan Rp 14.400.000,00 dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan selama 24x proses produksi Rp 5.783.083,00 maka akan didapatkan
keuntungan usaha sebesar Rp 8.616.917,00. Dilihat dari skala industri yang tergolong industri rumah tangga kecil, maka dapat dikatakan bahwa usaha
bakpao telo Lestari sangat menguntungkan. Hasil perbandingan total revenue dan total cost RC Ratio sebesar 2,59 1, yang berarti bahwa usaha
pembuatan bakpau telo Lestari efisien. Nilai tambah yang tercipta pada pengolahan ketela rambat menjadi bakapo telo adalah sebesar Rp 3.051,00
dengan imbalan tenaga kerja Rp 1.358,00 dan keuntungan sebesar Rp 1.693,00 dalam tiap satu kali proses produksi. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha
11