commit to user 3
Tabel 1. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Ketela Rambat di Jawa Tengah Tahun 2008
No. Kabupaten
Kota Ketela Rambat
Luas Panen
Ha Rata-rata
Produksi KwHa
Produksi Ton
1. Kab. Cilacap
293 133,04
3.898 2.
Kab. Banyumas 85
130,12 1.106
3. Kab. Purbalingga
327 122.69
4.012 4.
Kab. Banjarnegara 291
129,42 3.766
5. Kab. Kebumen
66 125,76
830 6.
Kab. Purworejo 58
124,48 722
7. Kab. Wonosobo
841 134,01
11.270 8.
Kab. Magelang 1.298
144,53 18.760
9. Kab. Boyolali
35 126,29
442 10. Kab. Klaten
65 136,31
886 11. Kab. Wonogiri
245 140,53
3.443
12. Kab. Karanganyar 557
148,65 8.280
13. Kab. Sragen 5
74 37
14. Kab. Grobogan 118
129,07 1.523
15. Kab. Blora 422
130,09 5.490
16. Kab. Rembang 240
128,88 3.039
17. Kab. Pati 78
126,41 986
18. Kab. Kudus 138
115,22 1.590
19. Kab. Jepara 50
120 600
20. Kab. Demak 165
123,82 2.043
21. Kab. Semarang 692
131,73 9.116
22. Kab. Temanggung 356
125,08 4.453
23. Kab. Kendal 256
132,58 3.394
24. Kab Batang 669
126,25 8.446
25. Kab. Pekalongan 209
121,55 2.504
26. Kab. Pemalang 301
128,34 3.869
27. Kab. Tegal 229
128,54 2.939
28. Kab. Brebes 283
141,31 3.999
29. Kota Salatiga 36
121,67 438
30. Kota Semarang 61
125,08 763
Jumlah 8466
133,1 112.689
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2009 Berdasarkan Tabel 1, salah satu wilayah di Indonesia yang
membudidayakan ketela rambat adalah Kabupaten Karanganyar. Meskipun pada tabel tersebut luas lahan dan produksi ketela rambat di Kabupaten
Karanganyar tidak seluas dan sebesar di Kabupaten Magelang dan Wonosobo,
commit to user 4
akan tetapi produksi rata-rata per hektarnya memiliki urutan tertinggi. Dan hampir semua ketela rambat yang dibudidayakan di Kabupaten Karanganyar
adalah jenis ketela rambat yang memiliki warna daging buah ungu. Ketela ungu merupakan salah satu umbi sumber karbohidrat yang
banyak ditanam oleh masyarakat yang menyimpan potensi besar baik sebagai pangan alternatif maupun pengembangan potensi bisnis. Salah satu produk
olahan ketela ungu yaitu keripik ketela ungu yang sudah populer dan sudah banyak diproduksi untuk memenuhi kebutuhan komersial Rukmana, 2010.
Tanaman ketela ungu Ipomoea batatas L. Sin. batatas edulis choisy berasal dari Amerika bagian tengah. Kemudian tersebar ke berbagai negara di
dunia yang memiliki sistem pertanian cukup maju, termasuk Indonesia. Pada sekitar tahun 1990, ketela ungu sudah tersebar dan ditanam hampir di seluruh
wilayah Nusantara. Daerah yang cocok digunakan untuk membudidayakan ketela ungu adalah dataran rendah sampai ketinggian 500 m diatas permukaan laut.,
yang bersuhu 21-27
o
C, berkelembaban 50-60, mendapat panas sinar matahari 11-12 jamhari, dengan curah hujan 750-1.500 mmtahun. Di dataran tinggi
pegunungan dengan ketinggian mencapai 1.000 m di atas permukaan laut, ketela ungu masih mampu tumbuh dengan baik, namun pencapaian umurnya
lebih lama. Tanaman ketela ungu akan tumbuh dengan baik dan berproduksi optimal bila ditanam pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung
humus, dan ber-pH 5,5-7,5 Rukmana, 2010. Kondisi geografis Kabupaten Karanganyar yang terletak pada ketinggian
511 m diatas permukaan laut dengan curah hujan 2.453 mmtahun dan bersuhu antara 22-31
o
C serta dengan tanah yang subur dan mengandung humus yang cukup, cocok untuk membudidayakan ketela ungu BPS Karanganyar, 2009.
Seperti yang terlihat pada Tabel 1 bahwa Kabupaten Karanganyar memiliki rata- rata produksi tertinggi tiap hektarnya.
Dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar 14 kecamatan diantaranya membudidayakan ketela ungu, sedangkan 3 kecamatan lainnya tidak
membudidayakan dikarenakan kondisi lahan kurang memungkinkan untuk budidaya ketela ungu tersebut. Berdasarkan data 5 tahun terakhir dari Dinas
commit to user 5
Pertanian Kabupaten Karanganyar 2005-2009 secara terinci luas lahan tanaman ketela ungu di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan Tanaman Ketela ungu di Kabupaten Karanganyar Tahun 2005-2009
No. Kecamatan
Luas Lahan Ha Rata-
rata Ha 2005
2006 2007
2008 2009
1. Jatipuro
- -
2 -
1 0,6
2. Jumapolo
6 5
7 7
- 5
3. Jumantono
12 5
45 16
- 15,6
4. Matesih