commit to user
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Novel
a. Pengertian Novel
Novel merupakan jenis karya sastra yang tergolong baru. Herman J. Waluyo 2002: 36 menyatakan “novel berasal dari bahasa latin novellas yang
kemudian diturunkan menjadi novies yang berarti baru”. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi yang
muncul belakangan dibandingkan cerita pendek dan roman. Karena muncul belakangan, novel pun juga menawarkan hal-hal yang baru yang membedakan ia
dengan roman dan cerpen. Apabila dalam roman dikisahkan sebagian besar dari kisah hidup manusia, maka dalam novel dikisahkan beberapa episode kehidupan
manusia. Sedangkan dalam cerita pendek hanya salah satu episode kehidupan saja yang dikisahkan. Dengan begitu jelaslah perbedaan novel dengan bentuk karya
sastra yang lain. Henry Guntur Tarigan 1993: 164 berpendapat “novel adalah suatu cerita
dengan suatu alur yang cukup panjang, berisi satu buku atau lebih, yang mengisahkan tentang kehidupan dan bersifat imajinatif”. Mengacu pendapat
tersebut, novel memang merupakan sebuah karya sastra yang bersifat imajinatif yang merupakan hasil pengimajian pengarangnya. Imajinasi pengarang kemudian
dituangkan ke dalam sebuah jalinan cerita yang cukup panjang dengan banyak detail cerita. Itulah yang disebut dengan novel.
Hal ini diperkuat lagi oleh Burhan Nurgiyantoro 2005: 4 yang mengungkapkan “novel sebagai suatu karya fiksi yang menawarkan suatu dunia,
yaitu dunia yang berisi suatu model yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibandingkan melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh
dan penokohan, latar, sudut pandang dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajiner”. Mengacu pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa novel
sebagai sebuah dunia hasil rekaan pengarangnya, di mana ia dibangun oleh sebuah
7
commit to user
8
jalinan struktur yang ditawarkan pengarang untuk dijadikan teladan bagi pembacanya.
Herman J. Waluyo 2002: 37 mengemukakan ciri-ciri yang ada dalam sebuah novel, yaitu adanya: a perubahan nasib tokoh cerita; b ada beberapa
episode dalam kehidupan tokoh utamanya; dan c biasanya tokoh utama tidak sampai mati. Senada dengan Herman J. Waluyo, Abrams dalam Burhan
Nurgiyantoro, 2005: 11 menyatakan bahwa “novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan
lebih melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks”. Dalam hal ini berarti mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel itu Mengacu dua
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa novel memang berbeda dengan karya sastra yang lain. Novel cenderung menitikberatkan kompleksitas yang di
dalamnya memungkinkan adanya penyajian yang panjang lebar mengenai tokoh dan segala konflik yang dialaminya.
Sebagai suatu karya sastra, novel mengandung nilai-nilai moral yang berguna bagi pembacanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Herman J. Waluyo
2002: 37 “novel bukan hanya alat hiburan, tetapi juga sebagai bentuk seni, yang mempelajari dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai baik buruk moral dalam
kehidupan ini dan mengarahkan kepada pembaca tentang pekerti yang baik dan budi luhur”. Mengacu pendapat di atas maka novel selain menawarkan sebuah
seni atau alat hiburan, novel juga mempunyai misi untuk pembacanya yakni untuk mendidik pembaca melalui kisah-kisah yang disuguhkan dalam novel.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa novel adalah jenis cerita fiksi yang tergolong baru, yang
menyuguhkan suatu cerita dengan suatu alur yang cukup panjang dengan memasukkan berbagai unsur intrinsik di dalamnya, yang meliputi tema, alur,
penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat.
b. Struktur Novel