A1 . Materi yangdi tuangkan sebagai kisi-kisi tes keterampilan berbicara
bahasa Jerman mengacu pada Kurikulum 2013. Kisi-kisi tes keterampilan berbicara bahasa Jerman dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 6: Kisi-kisi Tes Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Materi Pokok Indikator
Keberhasilan Soal
KI 1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli gotong royong,
kerjasama, toleran, damai, santun,
responsif dan pro- aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerap
kan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat
mempelajari bahasa Jerman
sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar.
1.2 Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan
teman.
1.3 Memahami secara sederhana
unsur kebahasaan, struktur teks dan
unsurbudaya terkait topik
kehidupan sekolah Schule
dengan memperhatikan
unsur kebahasaan dan struktur teks
yang sesuai konteks
penggunanya. 1.4 Menyusun
teks lisan dan tulis Schulalltag
1. Mampu mengucapkan
dan menyebutkan
ujaran-ujaran tentang
kehidupan sekolah dengan
lafal
dan intonasi
yang tepat.
2. Mampu memperkenalka
n diri sendiri dan orang lain
serta menyampaikan
informasi sederhana
seperti Nomen, Datum
, Satzstellung
dalam bahasa Jerman.
Monolog
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
sederhana tentang cara memberitahu
dan menanyakan fakta, perasaan dan
sikap, serta meminta dan
menawarkan barang dan jasa
terkait topik kehidupan sekolah
Schule dengan memperhatikan
unsur kebahasaan dan struktur teks
secara benar dan sesuai konteks.
G. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat Arikunto, 2010: 211. Sugiyono 2009: 267 mengatakan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Validitas Isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusu tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler Arikunto,2006: 67. Validitas isi dapat
diperoleh dengan cara pertama-tama melihat silabus kemudian dituangkan dalam bentuk instrumen berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar, serta
indikator ketercapaian berdasarkan kurikulum yang digunakan di SMA N 1 Sedayu Bantul. Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan terlebih
dahulu instrumen yang akan digunakan kepada orang yang ahli, yaitu dosen pembimbing dan guru bahasa Jerman di SMA N 1 Sedayu Bantul, untuk
mengukur apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan.
b. Validitas Konstruk
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir- butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
seperti yag disebutkan dalam tujuan instruksional khusus Arikunto, 2006: 67. Sukmadinata 2012: 229 menjelaskan bahwa validitas konstruk
berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek