yang akan diukur dengan instumen. Selanjutnya Arikunto 2012: 83 menerangkan bahwa validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara merinci
dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam Tujuan Instruksional Khusus TIK dan dikerjakan berdasarkan logika bukan
pengalaman. Validitas konstruk instrumen penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis tes keterampilan berbicara tersebut, kemudian
dikonsultasikan kepada ahli yaitu guru bahasa Jerman SMA N 1 Sedayu Bantul. Dengan demikian, dapat diketahui tes tersebut valid atau tidak.
2. Uji Reliabilitas Butir Soal
Menurut Sukmadinata 2012: 229-230 reabilitas berhubungan dengan tingkat ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat
reabilitas yang memadai apabila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.
rumus uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah K-R. 20 Arikunto, 2006: 100 yaitu:
r
11
= [
] [
∑
]
Keterangan: r
11
: reliabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q=1-p ∑
:jumlah butir perkalian antara p dan q S
: standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians n : banyaknya item
Selanjutnyaperhitungan dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf signifikansi
α= 0,05. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar daripada r
tabel
, maka soal dinyatakan reliabel dan layak digunakan untuk mengambil data
penelitian, apabila koefisien realibilitas lebih kecil dari r
tabel
, maka soal dinyatakan tidak reliabel dan tidak layak digunakan untuk mengambil data
penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian eksperimen dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Pra Eksperimen
Tahap Pra Eksperimen pre-test ini dilaksanakan di awal pelaksanaan sebelum masuk ke tahap eksperimen seperti observasi kelas,
pembuatan kisi-kisi, soal pre-test dan post-test, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, serta konsultasi dengan guru di sekolah. Pada tahap ini
peserta didik dari kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi tes awal menggunakan soal yang sama, hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik sebelum diberi perlakuan.
2. Tahap Eksperimen
Setelah terpilih dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki tingkat kemampuan berbicara bahasa Jerman yang sama dan
telah diberikan pre-test, kemudian tindakan yang selanjutnya adalah diberi