Data Pre-test Kelas Eksperimen

Adapun distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8: Distribusi Frekuensi Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Eksperimen No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Komulatif Frekuensi Relatif 1 5,5 - 6,5 6 6 20,0 2 6,6 - 7,6 4 10 13,3 3 7,7 - 8,7 4 14 13,3 4 8,8 - 9,8 8 22 26,7 5 9,9 - 10,9 6 28 20,0 6 11,0 - 12,0 2 30 6,7 Jumlah 30 110 100 Berdasarkan tabel 7 distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas eksperimen diperoleh jumlah kelas interval sebanyak 6 kelas dengan panjang kelas interval sebesar 1. Berikut diagram dari distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas eksperimen. Gambar 2: Histogram Distribusi Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Eksperimen Berdasarkan tabel 7 dan gambar 2 terlihat bahwa peserta didik kelas eksperimen yang mempunyai skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman paling banyak terletak pada interval 8,8-9,8 dengan frekuensi 8 peserta didik atau sebanyak 20,0, sedangkan yang mempunyai keterampilan berbicara bahasa Jerman paling sedikit terletak pada interval 11,0-12,0 dengan 2 peserta didik atau sebanyak 6,7. Pengklasifikasian berdasarkan pada nilai rata-rata mean dan standar deviasi menurut Azwar 2009: 108 menggunakan rumus sebagai berikut. Tinggi : X M + SD Sedang : Mi – SD X M + SD Rendah : X M – SD Keterangan: M : Mean SD: Standar Deviasi 6 4 4 8 6 2 2 4 6 8 10 5,5-6,5 6,6-7,6 7,7-8,7 8,8-9,8 9,9-10,9 11-12 Fr e ku e n si Interval Berdasarkan hasil perhitungan, mean M sebesar 8,550 dan Standar Deviasi SD sebesar 1,673. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kelas, yaitu: Tabel 9: Kategori Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Eksperimen Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas eksperimen yang berada pada kategori tinggi sebanyak 4 peserta didik 13,3, kategori sedang sebanyak 20 peserta didik 66,7, kategori rendah sebanyak 6 peserta didik 20,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor pre- test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas eksperimen dikategorikan dalam kategori sedang.

b. Data Pre-test Kelas Kontrol

Kelas kontrol merupakan kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional. Tes yang dilakukan adalah tes keterampilan berbicara bahasa Jerman. Subjek pada penelitian ini adalah kelas X IPA 4 dengan jumlah 33 orang. Berdasarkan data pre-test diperoleh skor terendah sebesar, 5,50 skor tertinggi sebesar 11,50, median sebesar 9,00, modus sebesar 8,50, rerata mean sebesar 8,75, dan standar deviasi 1,66. No. Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 ≥ 10,22 4 13,3 Tinggi 2 6,88-10,22 20 66,7 Sedang 3 6,88 6 20 Rendah Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Penentuan jumlah dan interval dpat dilakukan dengan menggunakan rumus H.A Sturges Sugiyono, 2009: 29 sebagai berikut. Jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n Panjang kelas = RangeJumlah kelas Menentukan rentang data dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut. Rentang data range = Xmax – Xmin Adapun distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10: Distribusi Frekuensi Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Komulatif Frekuensi Relatif 1 5,5 - 6,5 6 6 18,2 2 6,6 - 7,6 2 8 6,1 3 7,7 - 8,7 7 15 21,2 4 8,8 - 9,8 8 23 24,2 5 9,9 - 10,9 6 29 18,2 6 11 - 12 4 33 12,1 Jumlah 33 114 100 Berdasarkan tabel 9 distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas kontrol diperoleh jumlah kelas interval sebanyak 6 kelas dengan panjang kelas interval sebesar 1. Berikut diagram dari distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas kontrol.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN FOTO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 316

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 10 292

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X MIA SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 243

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN MAGELANG.

3 8 216

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 2 226

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI SQP2RS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA.

4 32 245

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL.

3 4 194