Data Post-test Kelas Kontrol

Tabel 14: Distribusi Frekuensi Skor Post-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Komulatif Frekuensi Relatif 1 8,5 - 9,3 2 2 6,1 2 9,4 - 10,2 4 6 12,1 3 10,3 - 11,1 12 18 36,4 4 11,2 - 12,0 7 25 21,2 5 12,1 - 12,9 3 28 9,1 6 13,0 - 13,8 5 33 15,2 Jumlah 33 112 100 Berdasarkan tabel 13 distribusi frekuensi skor post-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas kontrol diperoleh jumlah kelas interval sebanyak 6 kelas dengan panjang kelas interval sebesar 0,8. Berikut diagram dari distribusi frekuensi skor post-test keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas kontrol. Gambar 5: Histogram Distribusi Skor Post-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol 2 4 12 7 3 5 2 4 6 8 10 12 14 8,5-9,3 9,4-10,2 10,3-11,1 11,2-12 12,1-12,9 13-13,8 Fr e ku e n si Interval Berdasarkan tabel dan gambar diatas, terlihat bahwa peserta didik yang mempunyai skor keterampilan berbicara bahasa Jerman paling banyak terletak pada interval 10,3-11,1 dengan frekuensi 12 peserta didik atau sebanyak 36,4, sedangkan yang mempunyai skor keterampilan berbicara bahasa Jerman paling sedikit terletak pada interval 8,5-9,3 dengan 2 peserta didik atau sebanyak 6,1. Pengklasifikasian berdasarkan pada nilai rata-rata mean dan standar deviasi menurut Azwar 2009: 108 menggunakan rumus sebagai berikut. Tinggi : X M + SD Sedang : Mi – SD X M + SD Rendah : X M – SD Keterangan: M : Mean SD: Standar Deviasi Berdasarkan hasil perhitungan, mean M sebesar 11,303 dan Standar Deviasi SD sebesar 1,299. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kelas, yaitu: Tabel 15: Kategori Skor Post-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol B E No. Skor Frekuensi Persentase Kategori 1 ≥ 12,6 5 15,2 Tinggi 2 10,00-12,6 23 69,7 Sedang 3 10,00 5 15,2 Rendah Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa skor post-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas kontrol yang berada pada kategori tinggi sebanyak 5 peserta didik 15,5, kategori sedang sebanyak 23 peserta didik 69,7, kategori rendah sebanyak 5 peserta didik 15,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor post-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas kontrol dikategorikan dalam kategori sedang.

2. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Peryaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas sebaran dan uji homogenitas variansi. Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka analisis dapat dilakukan. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian.

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Uji normalitas diujikan pada masing-masing variabel penelitian yaitu pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas sebaran dilakukan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai taraf signifikasi hitung lebih besar dari nilai taraf signifikasi α = 0,05. Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian disajikan berikut ini. Tabel 16: Hasil Uji Normalitas Sebaran Variabel P Keterangan Pre-test eksperimen 0,605 Normal Post-test eksperimen 0,693 Normal Pre-test kontrol 0,580 Normal Post-test kontrol 0,559 Normal Dari hasil uji normalitas variabel penelitian dapat diketahui bahwa semua variabel pre-test dan post-test kelas ekperimen maupun kelas kontrol nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 pada p0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel pre-test dan post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Secara lengkap perhitungan dapat dilihat pada lampiran uji normalitas halaman 210.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi berasal dari variansi yang sama dan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara satu sama lain. Tes statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu dengan membandingkan variansi terbesar dan variansi terkecil. Syarat agar variansi bersifat homogen apabila nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikasi α = 0,05. Uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan SPSS 13.0 for windows. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa F h F t , berarti data kedua kelompok tersebut homogen.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN FOTO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 316

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 10 292

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X MIA SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 243

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN MAGELANG.

3 8 216

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 2 226

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI SQP2RS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA.

4 32 245

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL.

3 4 194