Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

65 agar bisa membantu pengamatan yang lebih rinci karena dalam pengamatan pelaksanaan tindakan ini hasil belajar yang akan diamati tidak hanya satu ranah saja tapi meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan PLAS sehingga membutuhkan lebih dari satu observer. Dalam satu siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Setiap akhir pertemuan dan akhir siklus dilaksanakan tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 genap tahun pelajaran 20162017 sesuai dengan materi yang terdapat pada kurikulum yang digunakan oleh SD Negeri Karangrejek II. Penelitian dilaksanakan dalam satu siklus yang dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini: 66 Tabel 10. Pelaksanaan Tindakan Kelas Hari tanggal Materi Pembelajaran Sabtu, 25 Maret 2017 Membahas materi tentang sumber energi dan hubungan antar sumber energi di lingkungan sekitar Rabu, 29 Maret 2017 Membahas materi tentang sumber energi alternatif dan manfaatnya di lingkungan sekitar Sabtu, 1 April 2017 Membahas tentang materi perubahan sumber energi di lingkungan sekitar Rabu, 5 April 2017 Membahas tentang perubahan sumber energi dan manfaatnya di lingkungan sekkitar Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yaitu : a. perencanaan; b. tindakan; c. observasi; dan d. refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam satu siklus. Berikut ini merupakan deskripsi hasil penelitiannya. a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Diawali dengan konsultasi terlebih dahulu dengan kolaborator, yaitu Endar Dwi Jayanti dan Maisaroh Farida N tentang kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian. 2 Menentukan materi pelajaran IPA yang akan diteliti, yaitu sumber energi dengan menerapkan PLAS 3 Menentukan indikator pembelajaran yaitu menjadi 6 indikator dan dua indikator dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. 67 4 Membuat RPP tentang materi sumber energi dengan menerapkan PLAS. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari kolaborator yang selanjutnya diujikan pada dosen ahli. 5 Membuat Lembar Kerja Siswa LKS sebagai pedoman penugasan kelompok. 6 Mensurvei lingkungan di sekitar sekolah yang akan digunakan untuk pembelajaran yaitu lingkungan penduduk sebelah timur sekolah, persimpangan jalan atau ringroad Tegalsari sebelah utara sekolah, pabrik tahu dan tempe sebelah utara sekolah, dan kawasan pertokoan sebelah utara sekolah 7 Merancang instrumen berupa lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran dengan PLAS, serta instrumen lembar observasi hasil belajar siswa ranah psikomotorik keterampilan proses meniru dan menyusun dan ranah afektif sikap ilmiah siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Pembelajaran dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai dengan terakhir, guru memanfaatkan PLAS dalam pembelajaran dengan mengkolaborasikan tiga metode pembelajaran, yaitu metode observasi, penugasan dan permainan edukatif. Pada pertemuan terakhir dilaksanakan tes formatif. Berikut deskripsi pelaksanaan siklus I: 68 1 Proses Pembelajaran Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Sabtu 25 Maret 2017 pada pukul 07.30-08.40 WIB kemudian dilanjutkan lagi pukul 09.00-09.35 WIB dengan seluruh 22 siswa hadir. Pada pertemuan ini membahas materi tentang sumber energi dan hubungan antar sumber energi di lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran, guru memulai kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan awal dimulai dengan menyampaikan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi yang mengaitkan materi pelajaran dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan apersepsi dengan bercerita kepada siswa, “anak-anak kemarin pak guru lupa mematikan air setelah selesai mandi sehingga air di bak mandi pak guru meluber sehingga hanya terbuang sia-sia, seharusnya air itu bisa pak guru gunakan untuk kebutuhan yang lain namun karena kesalahan pak guru yang lupa mematikan kran air jadi air hanya terbuang sia-sia. Nah kesalahan pak guru tadi jangan kalian contoh ya, apabila kalian sudah selesai menggunakan air maka segera matikan air tersebut. Air itu sangat penting nak bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, seperti tema yang akan kita pelajari pada hari ini yaitu Kayanya Negeriku dan Sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia.”. Sebagian besar siswa menyimak dengan seksama apersepsi yang disampaikan guru. Namun ada dua orang siswa yang masih berbicara sendiri ketika guru sedang berbicara. Ada juga siswa yang hanya melamun dengan tatapan kosong. Disamping itu, guru dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan menyampaikan bahwa mempelajari sumber energi di bumi itu sangat penting. 69 Guru juga menyampaikan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas. Siswa terlihat sangat antusias dengan berteriak. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok heterogen dengan masing-masing kelompok beranggotakan dua orang. Hal tersebut dirasa akan efektif karena siswa dapat mengerjakan tugas dengan adil. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskan petunjuk dan peraturan yang harus ditaati saat mengerjakan tugas kelompok. Siswa diminta untuk mencari informasi mengenai materi pelajaran dengan mengamati lingkungan sekitar siswa. Guru menfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan terhadap sumber energi yang ada di lingkungan sekitar. Siswa pergi ke pemukiman penduduk dan rumah susun yang berada tepat di samping sekolah untuk mengamati aktivitas masyarakat sekitar. Guru mendampingi siswa dalam melakukan pengamatan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Sebagian besar siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hanya ada satu siswa yang bernama CN tidak mempunyai inisiatif untuk membantu anggota kelompoknya dalam menyelesaikan LKS. Setelah selesai melakukan pengamatan, guru mengarahkan siswa untuk kembali ke sekolah. Siswa secara berkelompok berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan permainan edukatif. Guru menyiapkan 12 amplop yang berisi gambar mengenai sumber-sumber energi yang terdapat di lingkungan sekitar. Guru memberikan pertanyaan secara lisan dan siswa berebut untuk menjawab 70 pertanyaan. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan mendapat kesempatan untuk mengambil amplop terlebih dahulu. Semua siswa diberikan kesempatan untuk berusaha menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Sebagian besar siswa berusaha menjawab dengan mengacungkan tangan. Namun ada beberapa siswa yang tidak berusaha untuk menjawab pertanyaan dari awal sampai akhir. Setelah semua pertanyaan dijawab dan masing-masing kelompok sudah mendapatkan amplop, guru menginstruksikan agar siswa mengidentifikasi gambar-gambar yang ada dalam amplop dengan cara menempelkannya di LKS. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar yang berbeda-beda. Semua siswa nampak bersemangat dan kompak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Komunikasi antar siswa dalam kelompok pun juga terjalin sangat baik. Guru menginstruksikan agar siswa selesai mengerjakan LKS dan guru mengambil seluruh pekerjaan siswa. Guru menunjuk satu per satu kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas. Hasil pekerjaan seluruh kelompok terlihat cukup baik. Sebagian besar siswa menyampaikan hasil diskusinya dengan kurang keras. Oleh karena itu, guru harus memperjelas hasil diskusi yang telah disampaikan. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas pembelajaran pada hari itu. Semua siswa merasa senang karena mereka bisa belajar di luar kelas. Selanjutnya, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui pada hari itu. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal evaluasi yang kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan 71 secara individu. Seluruh siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sangat serius. Ketika mengerjakan soal, suasana kelas tampak hening tidak ada satupun siswa yang berbicara. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru kemudian mengumpulkannya untuk dikoreksi. 2 Proses Pembelajaran Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret 2017 pada pukul 07.30-08.40 WIB kemudian dilanjutkan lagi pukul 09.00-09.35 WIB dengan seluruh 22 siswa hadir. Pada pertemuan ini membahas materi tentang sumber energi alternatif di lingkungan sekitar. Dalam proses pembelajaran, guru memulai kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan awal dimulai dengan menyampaikan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi yang mengaitkan materi pelajaran dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Guru melakukan apersepsi dengan bercerita kepada siswa, “anak-anak beberapa waktu yang lalusebagian daerah di Indonesia termasuk juga di daerah kita mengalami kelangkaan BBM. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat. Bahan bakar minyak BBM sangat penting bagi kehidupan kita. Hampir setiap hari kita menggunakan bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan. Bahan bakar minyak BBM akan menjadi langka apabila kita tidak menggunakannya dengan bijak. Manusia perlu mencari sumber energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar minyak jika saja minyak bumi habis. Hal tersebut berhubungan dengan materi yang akan kita pelajari pada hari ini yaitu tema Kayanya Negeriku dan sub tema Kekayaan Sumber Energi di Indonesia 72 dengan materi sumber energi alternatif.”. Siswa juga menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan menyimaknya dengan seksama. Disamping itu, guru dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan menyampaikan bahwa memperlajari materi energi alternatif di lingkungan sekitar itu sangat penting bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Guru juga menyampaikan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di luar sekolah yaitu di Ringroad Tegalsari. Siswa terlihat sangat antusias ketika mengetahui bahwa mereka akan belajar ke luar sekolah. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen dengan masing-masing kelompok beranggotakan dua orang. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru menjelaskan petunjuk dan peraturan yang harus ditaati saat mengerjakan tugas kelompok. Guru menjelaskan secara singkat materi sumber energi alternatif. Kemudian guru mengajak siswa untuk pergi ke Ringroad Tegalsari untuk mengamati panel surya. Dalam perjalanan, siswa melewati pemukiman penduduk Desa Karangrejek dan Tegalsari, siswa mengidentifikasi beberapa sumber energi alternatif kemudian menggambarkannya di LKS. Siswa juga mengidentifikasi aktivitas sehari-hari masyarakat dalam memanfaatkan sumber energi alternatif. Ada beberapa siswa yang aktif bertanya kepada masyarakat sekitar mengenai pemanfaatan sumber energi alternatif air. Hasil identifikasi tersebut dituliskan di LKS yang telah diperoleh masing-masing kelompok. Guru mendampingi siswa dalam melakukan pengamatan terhadap salah satu pemanfaatan energi alternatif matahari yaitu panel surya. Guru menjelaskan sistem kerja panel surya yang terdapat pada lampu pengatur lalu lintas. Siswa 73 menggambarkan alat panel surya tersebut di LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada masyarakat yang ada di sekitar Ringroad Tegalsari mengenai materi yang belum dipahami. Sebagian besar siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah selesai melakukan pengamatan, guru mengarahkan siswa untuk berkumpul di pos polisi yang ada di Ringroad Tegalsari. Siswa secara berkelompok berkumpul di pos polisi untuk melakukan permainan edukatif. Guru menyiapkan 15 pertanyaan. Guru memberikan pertanyaan secara lisan dan siswa berebut untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan mendapat satu bintang yang kemudian akan diakumulasikan dalam akhir permainan. Sebagian besar siswa berusaha menjawab dengan mengacungkan tangan. Guru mengamati siswa yang mengacungkan tangan paling cepat dan kemudian diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan terlebih dahulu. Siswa yang menjawab dengan cepat dan tepat akan mendapatkan satu bintang. Siswa yang paling banyak mendapatkan bintang akan mendapat Reward di akhir pembelajaran. Dengan metode tersebut dirasa akan efektif bagi siswa, selain memotivasi siswa untuk berfikir kritis, siswa juga dapat belajar sikap-sikap jujur, adil, sportif, dan lain sebagainya. Siswa bersama-sama dengan guru kembali ke kelas. Guru menginstruksikan agar siswa mengumpulkan LKS yang sudah selesai dikerjakan. Guru menunjuk satu per satu kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas. Hasil pekerjaan seluruh kelompok terlihat cukup baik. Sebagian besar siswa 74 menyampaikan hasil diskusinya dengan kurang keras. Oleh karena itu, guru harus memperjelas hasil diskusi yang telah disampaikan. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas pembelajaran pada hari itu. Guru membagikan kertas kepada siswa agar siswa menuliskan kesan, pesan dan harapan selama mengikuti pembelajaran. Dari hasil refleksi tersebut, guru dapat menyimpulkan bahwa siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dengan pembelajaran yang seperti biasa mereka lakukan. Selanjutnya, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui pada hari itu. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal evaluasi yang kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu. Seluruh siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sangat serius. Ketika mengerjakan soal, suasana kelas tampak hening tidak ada satupun siswa yang berbicara. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru kemudian mengumpulkannya untuk dikoreksi. 3 Proses Pembelajaran Pertemuan ke-3 Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 April 2017 pada pukul 07.30-08.40 WIB kemudian dilanjutkan lagi pukul 09.00-09.35 WIB dengan seluruh 22 siswa hadir. Pada pertemuan ini membahas materi tentang perubahan sumber energi di lingkungan sekitar. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru sedikit mengingatkan mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan apersepsi dengan 75 bercerita kepada siswa, “anak-anak pak guru mau bercerita tentang pengalaman anak pak guru memasak nasi, pada suatu hari minggu keluarga pak guru bagi-bagi tugas rumah seperti menyapu, mencuci baju, piring dan memasak, kebetulan anak pak guru mendapatkan tugas untuk memasak nasi. Anak pak guru menggunakan magicom untuk memasak nasi, namun ketika kita sekeluarga ingin makan siang ternyata nasinya belum matang. Hal itu disebabkan karena magicom belum disambungkan dengan arus listrik. arus listrik dapat mengubah magicom menjadi panas yang kemudian dapat digunakan untuk memasak nasi hingga matang. Nah hal tersebut berhubungan dengan materi yang akan kita pelajari pada hari ini yaitu tema Kayanya Negeriku dan sub tema Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia dengan materi tentang perubahan sumber energi dalam kehidupan sehari- hari.”. Siswa menyimak motivasi yang disampaikan guru untuk mempelajari perubahan sumber energi di lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran hari ini yang menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan di luar sekolah pabrik pembuatan tahu dan tempe. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika mereka mengetahui jika akan belajar ke pabrik tahu dan tempe yang terletak 300 meter dari sekolah. Siswa dibagi keadalam 12 kelompok heterogen yang masing- masing beranggotakan dua orang siswa dengan cara berhitung. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS sebagai petunjuk pembelajaran. Sebelum siswa melakukan pembelajaran di luar sekolah. Siswa menyimak petunjuk dan peraturan dalam pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa menyimak beberapa konsekuensi jika siswa tidak mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama. 76 Siswa bersama-sama dengan guru menuju pabrik tahu dan tempe. Selama perjalanan siswa berbaris dengan rapi dan tertib. Ketua kelas sangat berperan aktif dalam menertibkan teman-temannya selama perjalanan menuju pabrik tahu dan tempe. Sesampainya di pabrik tahu dan tempe, siswa belajar meminta ijin kepada pemilik pabrik untuk melakukan pengamatan terhadap proses pembuatan tahu dan tempe serta perubahan energi yang digunakan dalam setiap alat pembuat tahu dan tempe. Siswa mengamati proses pembuatan tahu dan tempe serta mengidentifikasi beberapa perubahan bentuk energi yang terjadi pada setiap alat yang digunakan dengan didampingi oleh pemilik pabrik. Siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh pemilik pabrik dan kemudian mencacatnya di LKS. Namun ada beberapa siswa yang tidak fokus dalam mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh pemilik pabrik. Beberapa siswa tersebut berbicara sendiri fokus terhadap aktivitas pegawai pabrik. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pegawai pabrik untuk memperoleh informasi secara detail. Dalam melakukan wawancara kepada pegawai pabrik, siswa sudah menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Setelah selesai melakukan pengamatan, siswa bersama-sama dengan guru kembali ke kelas dan masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatan yang telah dituliskan dalam LKS. Selanjutnya masing-masing kelompok bekerja sama dalam permainan edukatif “Perubahan Energi di Sekitarku”. Siswa menyimak penjelasan yang disampaikan guru mengenai petunjuk dan peraturan permainan. Siswa melakukan permainan edukatif dengan mengidentifikasi gambar-gambar aktivitas sehari-hari masyarakat yang memanfaatkan perubahan 77 energi. Siswa menempelkan gambar tersebut pada LKS. Siswa memberikan penjelasan mengenai gambar-gambar yang telah mereka peroleh. Setelah selesai melakukan permainan edukatif, siswa dibimbing guru melakukan refleksi pembelajaran dan menyimpulkan materi tentang perubahan energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dibagikan soal evaluasi dan guru menginstruksikan untuk dikerjakan secara mandiri. Tes evaluasi diikuti oleh suluruh siswa yang berjumlah 22 siswa. Dalam mengerjakan soal evaluasi, siswa terlihat serius, jujur dan bersungguh-sungguh. Siswa mengumpulkan soal evaluasi yang sudah selesai mereka kerjakan kepada guru. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar. 4 Proses Pembelajaran Pertemuan ke-4 Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada hari Rabu, 5 April 2017 pada pukul 07.30-08.40 WIB kemudian dilanjutkan lagi pukul 09.00-09.35 WIB dengan seluruh 22 siswa hadir. Pada pertemuan ini membahas materi tentang perubahan sumber energi di lingkungan sekitar dilanjutkan dengan tes formatif akhir siklus I. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru sedikit mengingatkan mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Kemudian melakukan apersepsi dengan bercerita kepada siswa, anak-anak sudah pernahkah kalian pergi ke Baron Techno Park? Baron Techno Park adalah tempat tujuan wisata edukatif terbaru di Gunungkidul, Baron Techno Park terletak di sebelah barat pantai Baron. Kalian dapat belajar mengenai teknologi-teknologi yang digunakan untuk mengubah 78 bentuk energi, khusunya energi alternatif. Hal tersebut berhubungan dengan materi yang akan kita pelajari pada hari ini yaitu tema Kayanya Negeriku dan sub tema Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia dengan materi tentang perubahan sumber energi dalam kehidupan sehari- hari.”. Siswa menanggapi apersepsi yang disampaikan guru yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi. Apersepsi yang disampaikan guru dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Beberapa siswa nampak penasaran dengan Baron Techno Park dengan aktif bertanya mengenai apa itu Baron Techno Park. Siswa menyimak motivasi yang disampaikan guru untuk mempelajari perubahan sumber energi di lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran hari ini yang menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan di luar sekolah kawasan pertokoan. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika mereka mengetahui jika akan belajar ke kawasan pertokoan yang berada tepat disamping utara sekolah. Siswa dibagi keadalam 12 kelompok heterogen yang masing- masing beranggotakan dua orang siswa dengan cara berhitung. Setiap kelompok akan mendapatkan LKS sebagai petunjuk pembelajaran. Sebelum siswa melakukan pembelajaran di luar sekolah. Siswa menyimak petunjuk dan peraturan dalam pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa menyimak beberapa konsekuensi jika siswa tidak mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama. Siswa bersama-sama dengan guru menuju kawasan pertokoan yang banyak terdapat aktivitas jual beli masyarakat. Ada usaha fotocopy, warung kelontong, toko muebel, industri las, bengkel, warung makan dan lain sebagainya. Selama perjalanan siswa berbaris dengan rapi dan tertib. Sesampainya di kawasan 79 pertokoan. Siswa belajar meminta ijin kepada pemilik toko untuk melakukan wawancara dengan tujuan mengetahui perubahan energi yang digunakan dalam setiap kegiatan. Siswa mengamati aktivitas di pertokoan dan mengidentifikasi beberapa perubahan bentuk energi yang terjadi. Siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh pemilik toko dan kemudian mencacatnya di LKS. Dalam melakukan wawancara kepada pemilik toko, siswa sudah menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Seluruh siswa aktif bertanya untuk memperoleh informasi. Setelah selesai melakukan wawancara, siswa bersama-sama dengan guru kembali ke sekolah. Siswa dan guru berkumpul di halaman sekolah untuk melakukan permainan edukatif. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai peraturan permainan yang disampaikan oleh guru. Guru menyiapkan gambar- gambar ditata secara acak. Siswa bermain secara berkelompok, tetapi masing- masing siswa mendapat giliran untuk bermain. Ada empat sesi permainan, setiap sesi terdiri dari tiga kelompok yang bermain. Siswa membaca soal dalam LKS mengenai perubahan energi yang terjadi kemudian mencari gambar yang sesuai dengan perubahan energi tersebut dalam waktu 15 detik. Setelah 15 detik siswa langsung berganti dengan anggota kelompok lainnya. Begitu seterusnya hingga soal dalam LKS selesai. Setelah akhir permainan, guru mengakumulasikan perolehan masing-masing kelompok. Kelompok yang paling banyak mendapatkan skor akan memperoleh reward dari guru. Setelah selesai melakukan permainan edukatif, siswa dibimbing guru melakukan refleksi pembelajaran dan menyimpulkan materi tentang perubahan energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mengerjakan soal 80 tes formatif akhir siklus I pada pukul 09.00-09.35 WIB. Pelaksanaan tes formatif akhir siklus I diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 22 dan berjalan dengan tertib dan lancar. Siswa terlihat konsentrasi, jujur dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal. Adapun hasil tes pada setiap pertemuan pada siklus I lampiran 28 halaman 195, sedangkan hasil tes formatif akhir siklus I dapat dilihat pada tabel 11 81 Tabel 11. Daftar Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I No Nama Jumlah Skor yang Diperoleh Nilai Keterangan 1. CN 22 73 BELUM TUNTAS 2. SS 22 73 BELUM TUNTAS 3. AR 28 90 TUNTAS 4. AP 26 83 TUNTAS 5. AV 23 77 TUNTAS 6. CD 23 77 TUNTAS 7. DA 27 83 TUNTAS 8. FP 26 80 TUNTAS 9. ID 30 100 TUNTAS 10. KV 25 83 TUNTAS 11. MV 24 80 TUNTAS 12. MA 30 100 TUNTAS 13. MD 27 90 TUNTAS 14. MI 28 90 TUNTAS 15. MN 30 100 TUNTAS 16. NA 25 83 TUNTAS 17. RFR 23 73 BELUM TUNTAS 18. RF 29 93 TUNTAS 19. YM 24 80 TUNTAS 20. MY 28 90 TUNTAS 21. HN 27 90 TUNTAS 22. AA 22 73 BELUM TUNTAS Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 73 Rata-rata 84,59 Jumlah siswa tuntas belajar nilai ≥ 75 18 Persentase siswa tuntas belajar 81,82 Jumlah siswa belum tuntas belajar nilai ≤ 75 4 Persentase siswa belum tuntas belajar 18,18 Hasil tes formatif siklus I untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa sebagai hasil pembelajaran IPA dengan memanfaatkan PLAS pada materi sumber energi, yaitu nilai rata-rata kelas mencapai 84,59 dan lebih dari 80 siswa sudah mencapai nilai KKM 75 dengan persentase 81,82 . 82 Tabel 12. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Pratindakan dan Siklus I No Nama Nilai Ketuntasan Pratindakan Siklus I Pratindakan Siklus I 1. CN 53 73 2. SS 57 73 3. AR 77 90 √ √ 4. AP 60 83 √ 5. AV 60 77 √ 6. CD 60 77 √ 7. DA 77 83 √ √ 8. FP 60 80 √ 9. ID 77 100 √ √ 10. KV 70 83 √ 11. MV 53 80 √ 12. MA 77 100 √ √ 13. MD 77 90 √ √ 14. MI 70 90 √ 15. MN 80 100 √ √ 16. NA 77 83 √ √ 17. RFR 50 73 18. RF 77 93 √ √ 19. YM 70 80 √ 20. MY 77 90 √ √ 21. HN 77 90 √ √ 22. AA 73 73 Jumlah 1509 1861 Rata-rata 68,59 84,59 Tuntas 10 18 Persentase 45,45 81,82 Tidak tuntas 12 4 Persentase 54,55 18,18 Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS sangat sesuai apabila diterapkan dalam proses pembelajaran IPA. Guru dapat menggunakan berbagai metode mengajar di luar kelas seperti observasi, penugasan dan permainan edukatif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru dapat 83 memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Vera 2017: 17 yang mengemukakan bahwa metode mengajar di luar kelas merupakan upaya mengajak siswa agar lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. c. Observasi Tindakan Pada tahap ini, pengamat melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan memanfaatkan PLAS. Observasi juga dilakukan terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotorik keterampilan proses melakukan tindakan secara alami dan menyusun, ranah afektif sikap ilmiah siswa, dan ranah kognitif tes. Hasil observasi pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPA dengan PLAS Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan pengamat selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada siklus I, kegiatan pembelajaran diawali guru dengan salam, mengecek kehadiran siswa, dilanjutkan dengan apersepsi. Guru telah menyampaikan apersepsi yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar. Guru juga menumbuhkan minat mempelajari alam sekitar dan menumbuhkan motivasi belajar IPA pada materi sumber energi. Kegiatan dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menerapkan PLAS. Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 11 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa. 84 Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen berdasarkan jenis kelamin maupun prestasi akademik. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk belajar keluar kelas menuju Pemukiman Penduduk pada pertemuan I, Ringroad Tegalsari pada pertemuan II, Pabrik Pembuatan Tahu dan Tempe pada pertemuan III, dan Kawasan Pertokoan pada pertemuan IV dan memperagakan langsung materi sumber energi yang dibahas. Guru juga memanfaatkan sumber-sumber belajar di lingkungan alam sekitar berupa sumber energi listik, bunyi, cahaya, panas, air, angin, dan matahari. Guru juga memfasilitasi siswa untuk mengamati dan membagi lembar kerja siswa serta memberikan penjelasan mengenai cara kerja kelompok untuk menyelesaikan lembar kerja sswa. Dalam kegiatan ini, guru juga mendampingi siswa dalam melaksanakan kerja kelompok. Selain itu, guru juga mengamati aktivitas siswa, serta membimbing kelompok yang belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Saat bekerja kelompok guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila belum memahami materi pembelajaran. Setelah semua kelompok selesai, kemudian guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan. Dalam kegiatan ini, guru juga memberikan perbaikan dan penegasan terhadap hasil kerja kelompok siswa. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa aktif dalam permainan edukatif di alam terbuka dengan menjelaskan petunjuk permainan secara jelas. Pada pertemuan I, II, III dan IV permainan yang disajikan dengan memasangkan potongan-potongan gambar 85 sumber energi yang sudah diamati kemudian memberikan penjelasan pada masing-masing gambar. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal evaluasi yang harus dikerjakan secara individual. Setelah selesai, guru membahas jawaban siswa kemudian dengan dibantu oleh kolaborator menghitung nilai siswa dengan cara menghitung rata-rata skor yang diperoleh. Kegiatan diakhiri dengan merefleksi pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian hasil observasi saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada siklus I di atas, aktivitas guru dalam pembelajaran IPA dengan PLAS berjalan sangat baik. Dari sepuluh indikator dalam aspek pengamatan, aktivitas guru selama pertemuan I-IV persentase kemunculannya 92,5 . Adapun hasil observasi aktivitas guru siklus I dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 169. 2 Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan PLAS Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajarab berlangsung dari awal sampai akhir secara individual untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan PLAS. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran terlihat saat awal pembelajaran, siswa mulai berminat dan antusias untuk mempelajari alam sekitar karena pembelajaran dilakukan di luar kelas. Para siswa juga mulai tumbuh motivasi untuk belajar IPA terbukti mereka bersemangat dan senang walaupun 86 pembelajaran baru akan di mulai. Dalam pembagian kelompok, siswa tidak merasa keberatan bekerja sama dengan anggota kelompoknya dan saling membantu satu sama lain. Saat guru memberikan apersepsi dengan bercerita mengenai pengalaman pribadi yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar, siswa menanggapi dengan antusias. Para siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan serempak. Pada saat perjalanan menuju Pemukiman Penduduk pada pertemuan I, Ringroad Tegalsari pada pertemuan II, Pabrik Pembuatan Tahu dan Tempe pada pertemuan III, dan Kawasan Pertokoan pada pertemuan IV para siswa mengamati lingkungan sekitar dan memberi salam pada masyarakat sekitar yang ditemui sepanjang perjalanan. Ketika pengamatan berlangsung, siswa menyimak peragaan guru tentang sumber energi yang terlihat. Siswa juga memanfaatkan sumber- sumber belajar di lingkungan alam sekitar berupa sumber energi listrik, cahaya, panas, bunyi, air, angin dan matahari. Siswa juga aktif bekerja sama untuk mengisi lembar kerja siswa sebagai tugas kelompok tetapi belum maksimal. Hal itu terlihat pada pertemuan I, pada saat mengerjakan tugas untuk mengamati sumber energi dan memberikan penjelasan mengenai hubungan antar sumber energi di lingkungan alam sekitar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih ada siswa yang kurang aktif ikut serta mengerjakan tugas kelompok walaupun sudah ada pembagian kerja pada masing-masing kelompok. Hal itu disebabkan salah satu siswa tersebut memang kurang lincah dalam membantu walaupun teman lain sudah berusaha memotivasinya. Pada pertemuan kedua siswa diarahkan untuk belajar di luar kelas dengan mengamati teknologi panel surya 87 yang memanfaatkan cahaya matahari di Ringroad Tegalsari. Siswa aktif mengamati dan sangat antusias dalam menemukan informasi mengenai pemanfaat sumber energi matahari tersebut. Pada pertemuan ketiga, siswa diarahkan untuk belajar di luar kelas dengan mendatangi pabrik pembuatan tahu dan tempe dengan tujuan mengamati perubahan sumber energi pada teknologi-teknologi yang digunakan. Siswa sangat antusias dan aktif dalam menemukan informasi, siswa melakukan wawancara dengan pegawai pabrik secara baik dan sopan. Hal tersebut juga berlanjut pada pertemuan keempat, siswa sangat antusias dalam melakukan wawancara kepada masyarakat di kawasan pertokoan. Setelah semua kelompok selesai, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Kegiatan dilanjutkan dengan permainan edukatif di alam terbuka. Siswa memahami petunjuk permainan yang diberikan guru. Pada pertemuan I, II, III dan IV para siswa berlomba dalam mengidentifikasi potongan-potongan gambar sumber energi yang sudah diamati. Siswa menempelkan potongan-potongan gambar sumber energi maupun aktivitas masyarakat yang memanfaatkan sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan edukatif siswa bermain secara sportif dan sangat bersemangat dalam berkompetisi. Pada kegiatan akhir, siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari di lanjutkan mengerjakan soal secara individual. Pada akhir pembelajaran ini kesadaran siswa akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan alam sekitar sudah mulai tumbuh. Para siswa mengungkapkan bahwa selama pembelajaran berlangsung mereka tidak mencabut dan merusak tanaman di sekitar 88 tempat pengamatan, tidak mengotori lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, serta menggunakan sumber energi di lingkungan sekolah secara bijak listrik dan air. Berdasarkan uraian hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada siklus I di atas, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan PLAS berjalan sangat baik. Dari sepuluh indikator dalam aspek pengamatan, aktivitas siswa selama pertemuan I-IV persentase kemunculannya 92,5 . Walaupun masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu pada pertemuan ke III, aspek pengamatan siswa aktif mengerjakan tugas untuk mengamati, memberi nama dan memberikan contoh pemanfaatan sumber energi di lingkungan sekitar masih ada siswa yang kurang aktif ikut mengerjakan tugas kelompok walaupun sudah ada pembagian kerja pada masing-masing kelompok. Adapun hasil observasi aktivitas siswa siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 170. 3 Observasi terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik Keterampilan Proses Melakukan tindakan secara alami dan Menyusun dalam Pembelajaran IPA Observasi terhadap hasil belajar siswa ranah psikomotorik keterampilan Proses Melakukasn tindakan secara alami dan menyusun dilakukan pengamat selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir secara individual. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada siklus I, keterampilan proses melakukan tindakan secara alami dan menyusun dalam pembelajaran IPA dengan 89 PLAS sudah baik yaitu rata-rata kelas mencapai 84,82 dengan perincian pada pertemuan ke-1 mencapai 82,79 , pertemuan ke-2 mencapai 84,74 , pertemuan ke-3 mencapai 85,55 dan pertemuan ke-4 mencapai 86,19 . Gambar 3. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Pertemuan I- IV pada Siklus I Ada tujuh indikator keterampilan proses melakukan tindakan secara alami dan menyusun dengan rincian tiga indikator proses melakukan tindakan secara alami yang meliputi : 1 mampu melakukan kegiatan memanfaatkan air secara bijak di lingkungan sekolah, 2 mampu melakukan kegiatan memanfaatkan listrik secara bijak di lingkungan sekolah, 3 menjaga kelestarian lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya, dan ada empat indikator proses menyusun yang meliputi : 1 menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam sebuah kegaiatan, 2 melakukan kegiatan pengamatan terhadap pemanfaatan sumber energi sesuai dengan petunjuk atau instruksi pada lembar 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Persentase Hasil Belajar Psikomotorik 90 kerja, 3 melakukan kegiatan pengamatan terhadap perubahan sumber energi sesuai dengan petunjuk atau instruksi pada lembar kerja, dan 4 menyusun hasil laporan pengamatan sesuai dengan petunjuk atau instruksi pada lembar kerja. Dari ketujuh indikator pengamatan tersebut, pada pertemuan I-IV ada dua indikator yang rata-rata sudah muncul maksimal atau sangat baik yaitu indikator 5 dan 6. Sedangkan untuk indikator 1,2,3,4, dan 7 muncul dengan rata-rata yang menunjukkan kategori baik. Adapun hasil observasi hasil belajar psikomotorik keterampilan proses melakukan tindakan secara alami dan menyusun siklus I dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 172. 4 Observasi terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran IPA Observasi terhadap hasil belajar siswa ranah afektif sikap ilmiah dilakukan pengamat selama proses pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir secara individual. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada siklus I, hasil belajar siswa ranah afektif sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA dengan PLAS sudah berjalan baik. Dari sepuluh indikator dalam aspek pengamatan selama pertemuan I-IV persentasenya rata-ratanya mencapai 86,62 dengan rincian pertemuan ke-1 mencapai 84,32 , pertemuan ke-2 mencapai 86,02 , pertemuan ke-3 mencapai 87,16 , dan pertemuan ke-4 mencapai 88,98 . Dari hasil pengamatan dari sepuluh indikator pengamatan, yang rata-rata sudah muncul maksimal atau mempunyai kategori sangat baik adalah 2,6,7 dan 8. Sedangkan indikator lainnya muncul dengan kategori baik. Adapun hasil 91 observasi hasil belajar ranah afektif sikap ilmiah siklus I dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 171. Gambar 4. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif Pertemuan I-IV pada Siklus I 5 Observasi terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Tes Berdasarkan hasil tes pada setiap pertemuan pada siklus I lampiran 24 halaman 88, dapat diamati bahwa ada peningkatan pencapaian hasil belajar ranah kognitif tes pada siklus I, adapun peningkatan hasil belajar ranah kognitif tes pada setiap pertemuan pada siklus dapat dilihat dari gambar 4. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Persentase Hasil Belajar Afektif 92 Gambar 5. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Pertemuan I-IV pada Siklus I Berdasarkan hasil tes formatif siklus I dapat diamati bahwa ada peningkatan pencapaian hasil belajar ranah kognitif tes pada siklus I dibanding hasil belajar sebelum diadakan tindakan Siklus I dapat dilihat pada gambar 5. Peningkatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Nilai Per Pertemuan 93 Gambar 6. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Pra Tindakan dan Sesudah Tindakan a Pada siklus I 18 siswa telah mencapai kriteria keberhasilan nilai ≥ 75 yaitu 81,82 b Hasil tes formatif siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai keseluruhan siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan. Sebelum diberi tindakan rata-rata nilai keseluruhan siswa 68,59 kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I meningkat menjadi 84,59. 6 Refleksi I Berdasarkan hasil observasi tindakan siklus I yang telah dilakukan, peneliti mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dicapai pada tindakan siklus I. Refleksi tersebut dilakukan bersama guru sebagai kolaborator untuk mengevaluasi hasil belajar, setelah dilakukan tes formatif dalam 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pra tindakan Tindakan Nilai Pra Tindakan dan Tindakan 94 pembelajaran IPA dengan menerapkan PLAS. Evaluasi tersebut, yaitu 18 siswa sudah mencapai nilai KKM 75. Hasil keterampilan proses IPA mencapai 86,19 dan sikap ilmiah mencapai 88,98. Sementara dalam proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa sudah mencapai 92,5. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan pembelajaran dengan menerapkan PLAS telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber energi. Hal itu ditandai dengan nilai 18 siswa sudah mencapai nilai KKM 75, meningkatnya pencapaian hasil belajar ranah psikomotor keterampilan proses IPA, ranah afektif sikap ilmiah, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS. Oleh karena itu peneliti bersama kolaborator memutuskan untuk mengakhiri penelitian sampai pada siklus I.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan memanfaatkan PLAS pada siswa kelas IVb SD Negeri Karangrejek II Wonosari Gunungkidul. Dari analisis yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah terbukti benar bahwa pemanfaatan PLAS dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVb SD Negeri Karangrejek II Wonosari Gunungkidul. Berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I, dapat dilihat bahwa aktivitas guru telah meningkat. Dari sepuluh indikator dalam aspek pengamatan, aktivitas guru selama pembelajaran pada pertemuan I-IV siklus I persentase kemunculannya 92,5 . 95 Hasil belajar siswa ranah psikomotorik keterampilan proses meniru dan menyusun dan ranah afektif sikap ilmiah pada siklus I mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa ranah psikomotor, yaitu pada pratindakan sebesar 45,45 dan pada siklus I mencapai 86,19 dengan kualifikasi taraf keberhasilan proses pembelajaran baik. Sedangkan hasil belajar ranah afektif sikap ilmiah sudah mencapai kualifikasi taraf keberhasilan proses pembelajaran sangat baik, yaitu pada pratindakan sebesar 50 dan pada siklus I mencapai 88,98. Data hasil penelitian pada kondisi awal menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pratindakan sebesar 68,59 meningkat pada siklus I menjadi 84,59 dengan ketuntasan belajar masing-masing sebesar 45,45 dan 81,82 . Ketuntasan dari nilai pratindakan 10 siswa yang sudah mencapai KKM, sementara pada siklus I menjadi 18 siswa sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa penerapan PLAS dapat menciptakan pembelajaran IPA yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan serta mampu mendukung proses pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi aspek psikomotor dengan kualifikasi taraf keberhasilan belajar baik dan aspek afektif dengan kualifikasi taraf keberhasilan belajar sangat baik serta aspek kognitif dengan ketuntasan 81,82 . Hal tersebut sesuai dengan pendapat Vera 2012: 23-25, yang menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai melalui aktivitas di luar kelas dengan PLAS dapat menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik, menyediakan latar yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik, memberi kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk 96 perubahan perilaku, dan agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran. Berdasarkan pembahasan hasil tindakan siklus I, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian tindakan penerapan PLAS telah terbukti dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan serta mampu mendukung proses pembelajaran pada kurikulum 2013 sehingga meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVb SD Negeri Karangrejek II Wonosari Gunungkidul. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu penilaian hasil belajar yang dilakukan hanya berpusat pada satu mata pelajaran yaitu IPA sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran tematik integratif yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia dan IPS. Idealnya penilaian hasil belajar dilakukan pada semua mata pelajaran yang diintegrasikan dalam satu pembelajaran. 97

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, penerapan PLAS pada pembelajaran IPA dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPA siswa.di kelas IVb SD Negeri Karangrejek II, Wonosari, Gunungkidul. Cara meningkatkan hasil belajar tersebut dengan menyampaikan apersepsi intelektual dan emosional, menyampaikan tujuan pembelajaran, membagi siswa dalam kelompok kecil secara heterogen serta adanya peran yang jelas pada setiap anggota, menyediakan sumber belajar langsung di alam sekitar, membimbing dalam pengamatan dengan membuat petunjuk belajar yang jelas, memberi kesempatan bertanya tentang materi, memfasilitasi untuk aktif dalam pengamatan dan permainan edukatif, membimbing dalam menyimpulkan materi, memberi soal evaluasi, dan memotivasi siswa agar tumbuh minat untuk sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Adapun peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari pratindakan dan siklus I berturut-turut untuk ranah kognitif sebesar 45,45 menjadi 81,82 ; ranah psikomotorik sebesar 45,45 menjadi 86,19; serta ranah afektif sebesar 50 menjadi 88,98. Adapun besar peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil observasi pada siklus I berturut-turut untuk ranah psikomotorik sebesar 86,19 dengan kualifikasi taraf keberhasilan belajar baik; ranah afektif sikap ilmiah 98 siswa berupa sikap memiliki minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, memiliki sikap peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab, dan bekerja sama sebesar 88,98 dengan kualifikasi taraf keberhasilan belajar sangat baik. Peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari nilai pre-test dan siklus I berturut-turut untuk ranah kognitif sebesar 45,45 dengan nilai rata-rata 68,59 dan 81,82 dengan nilai rata-rata 84,59.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan kepada: 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan mampu memberikan arahan kepada tenaga pendidik untuk menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif seperti PLAS guna meningkatkan hasil belajar siswa. Kepala sekolah juga perlu menyediakan laboratorium yang terkait dengan lingkungan alam sekitar agar proses pembelajaran lebih baik. 2. Guru Agar pembelajaran dengan PLAS dapat berhasil dengan baik, maka guru harus : 1. menyediakan sumber-sumber belajar langsung dan tepat di lingkungan alam sekitar, 2. membuat petunjuk belajar yang jelas dalam pengerjaan LKS agar fokus pengamatan di lingkungan alam sekitar lebih efektif, dan 3. membagi siswa dalam kelompok kecil secara heterogen serta pembagian peran yang jelas pada setiap anggota kelompok dalam pengerjaan LKS.