Hasil Belajar KAJIAN PUSTAKA

25 erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori ini mencakup dua aspek, yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata operasionalnya melaksanakan, menggunakan, melakukan, memilih, mempraktekan, menjalankan, menyusun, menyelesaikan, mendekteksi dan memulai. 4 Menganalisis analyzing Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya serta menjelaskan hubungan dari unsur-unsur tersebut. Kata operasionalnya yaitu menguraikan, mengorganisir, menyusun ulang, membandingkan, mengubah struktur, mengkerangkakan, mengintegrasikan, membedakan dan menyamakan. 5 Mengevaluasi evaluating Mengevaluasi merupakan kemampuan mengambil keputusan atau membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam aspek dalam proses kognitif dalam kategori ini, yaitu memeriksa dan mengkritik. Kata operasionalnya yaitu menyusun hipotesis, memprediksi, mengkritik, menguji, menilai, membenarkan dan menyalahkan. 6 Mencipta creating Menciptakan merupakan kemampuan memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu kesatuan yang baru. Ada tiga macam aspek dalam proses kognitif dalam kategori ini, yaitu merencanakan, membuat dan memproduksi. Kata operasionalnya yaitu merancang, merencanakan, membangun, memproduksi, menyempurnakan, menemukan, memperkuat, memperindah dan mengubah. 26 Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan di atas, bahwa aspek penilaian hasil belajar pada ranah kognitif terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam penelitian ini aspek penilaian yang digunakan yaitu mengingat, memahami dan mengaplikasikan. Ketiga aspek tersebut dapat digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa kelas IV terhadap materi pelajaran. b. Aspek penilaian afektif terdiri dari : 1 Menerima receiving termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar 2 Menanggapi responding: reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dll 3 Menilai evaluating: kesadaran menerima norma, sistem nilai dll 4 Mengorganisasi organization: pengembangan norma dan nilai dalam organisasi sistem nilai 5 Membentuk watak characterization: sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan di atas, bahwa aspek penilaian hasil belajar pada ranah afektif terdiri dari menerima, menanggapi, menilai, mengorganisasi dan membentuk watak. Dalam penelitian aspek yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam belajar pada ranah afektif yaitu minat untuk mempelajari sumber energi di lingkungan sekitar, sikap peduli terhadap lingkungan alam sekitar, bertanggung jawab dan bekerja sama. 27 c. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari : 1 Meniru perception Meniru adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. 2 Menyusun manipulating Menyusun adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. 3 Melakukan dengan prosedur precision Melakukan dengan prosedur adalah kemampuan melakukan kegiatan- kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. 4 Melakukan dengan baik dan tepat articulation Melakukan dengan baik dan tepat merupakan kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. 5 Melakukan tindakan secara alami naturalization Melakukan tindakan secara alami merupakan kemampuan melakukan kegiatan secara refleks, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui perkembangan kompetensi siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran. Dalam penilaian hasil belajar pada ranah psikomotorik yaitu berupa 28 keterampilan proses IPA menyusun laporan dan melakukan tindakan secara alami. 4. Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Majid 2014: 77 mengemukakan bahwa teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut : a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian ratting scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1 Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2 Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 3 Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. 29 4 Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam penilaian kompetensi sikap yaitu dengan metode observasi. Observasi dilakukan secara langsung kepada masing-masing individu dengan menggunakan pedoman lembar observasi yang berisi indikator-indikator perilaku yang diamati disertai dengan rubrik pengamatan. b. Penilaian kompetensi pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan. 1 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar- salah, menjodohkan dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. 2 Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam penilaian kompetensi pengetahuan yaitu dengan tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dengan aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. 30 c. Penilaian kompetensi keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik. 1 Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 2 Projek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. 3 Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi danatau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik dilingkungannya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam proses penilaian kompetensi keterampilan berupa penilaian projek yang meliputi tugas-tugas belajar dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan secara tertulis. 31

D. Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar

1. Pengertian Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar Suleman Hamzah Uno, 2014: 137 mendefinisikan bahwa lingkungan merupakan suatu keadaan di sekitar kita. Lingkungan secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu lingkungan alam dan buatan. Barlia 2006: 2, mengatakan proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan PLAS adalah upaya pengembangan kurikulum sekolah yang ada, dengan mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar. Mengajar dengan PLAS dapat didefinisikan sebagai menggunakan atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sekolah, sebagai laboratorium untuk belajar. Pengembangan lebih jauh dari pengertian di atas menurut Barlia 2006: 4, menuntut seorang guru untuk memahami bahwa pendidikan dengan PLAS adalah suatu pendekatan di dalam proses belajar mengajar dalam rangka menuju keberhasilan kurikulum, yang meliputi: 1 Pengembangan dan perluasan ruangan kelas menuju ke penggunaan lingkungan alam sekitar sebagai laboratorium belajar. 2 Serangkaian pemenuhan pengalaman langsung untuk segala tingkat kurikulum dengan bahan-bahan pelajaran yang bersifat alami dan dalam situasi kehidupan yang sebenarnya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran anak didik akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan dan segala bentuk kehidupan yang ada di dalamnya. 3 Program yang melibatkan anak didik, guru dan sumber-sumber lainnya, untuk merencanakan dan bekerja sama di dalam mengembangkan iklim belajar mengajar yang optimal. Pembelajaran dengan PLAS juga sering dikenal dengan pembelajaran di luar kelas. Vera 2012: 17, mengemukakan bahwa metode mengajar di luar kelas 32 merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan PLAS adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi dan berlangsung di lingkungan alam sekitar dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada sebagai sumber belajar dengan cara menyediakan bahan-bahan pelajaran langsung yang memungkinkan siswa melakukan pengamatan langsung. Dalam penelitian ini pelaksanaan pembelajaran dengan PLAS dengan mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati langsung sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungan alam sekitar. 2. Pentingnya Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar Pembelajaran di luar kelas dengan PLAS mempunyai arti penting bagi siswa dan guru, diantaranya dengan belajar di luar kelas para peserta didik akan beradaptasi dengan lingkungan, alam sekitar, serta kehidupan masyarakat; bisa mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan alam sekitar; serta akan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitarnya Vera, 2012: 19-21. Jadi, mengajar dengan PLAS mempunyai arti penting bagi guru dan siswa karena lingkungan merupakan sumber, sasaran dan sarana belajar yang paling efektif dan efisien serta tidak membutuhkan biaya yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 33 3. Tujuan Pokok Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar Vera 2012: 22-25, mengemukakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran melalui aktivitas di luar kelas dengan PLAS meliputi: a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitas seluas-luasnya di alam terbuka dan mengembangkan inisiatif personal mereka. b. Menyediakan latar setting yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. c. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, serta cara mereka bisa membina hubungan baik dengan alam. d. Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik. e. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. f. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan. g. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif. h. Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan di luar kelas. i. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid. j. Menyediakan waktu yang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung. 34 k. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan. l. Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran. Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menerapkan pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS juga bertujuan membentuk sikap dan mental peserta didik serta mengembangkan bakat, kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan. 4. Manfaat Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar Vera 2012: 28-51, menyebutkan kelebihan kegiatan pembelajaran di luar kelas yaitu: a. mendorong motivasi belajar; b. suasana belajar yang menyenangkan; c. mengasah aktivitas fisik dan kreativitas; d. penggunaan media pembelajaran yang konkret; e. penguasaan keterampilan dasar, sikap dan apresiasi; f. penguasaan keterampilan sosial; g. keterampilan studi dan budaya kerja; h. keterampilan bekerja kelompok; i. mengembangkan sikap mandiri; j. hasil belajar permanen di otaktidak mudah dilupakan; k. tidak memerlukan banyak peralatan; l. mendorong menguasai keterampilan intelektual; m. mendekatkan hubungan emosional antara guru dan siswa; n. mengarahkan sikap ke arah lingkungan yang lebih baik, pembelajaran bermakna; dan o. sangat mudah mengatasi kendala belajar. 35 Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar PLAS cocok diterapkan dalam