35 3 Tutor dapat memberikan bantuan di berbagai hal.
4 Bagi tutor, ini merupakan kesempatan untuk belajar berkomunikasi dengan siswa lain.
b. Kelemahan tutor teman sebaya Kelemahan tutor teman sebaya menurut Syaiful Bahri dan
Azwan Zain dalam Nur Afifah, 2011: 39 sebagai berikut: 1 Siswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena
hanya berhadapan dengan kawanya sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2 Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh temanya.
3 Pada kelas-kelas tertentu model ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara ttutor dengan siswa yang
diberi materi pelajaran. 4 Tidak semua siswa yang pandai atau cepat tempo
belajarnya dapat mengajarkan kembali kepada kawan- kawannya.
Menurut Suryo dan Amin dalam Agus Diansyah, 2012: 1 kelemahan tutor teman sebaya sebagai berikut:
1 Tutor belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa.
2 Tutor juga belum tentu dapat menyampaikan materi kepada siswa dengan baik.
36 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan tutor sebaya adalah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri, selain itu dapat menciptakan
hubungan yang lebih dekat dan akrab antar murid. Sementara itu, kelemahan tutor teman sebaya adalah pada kelas-kelas tertentu
tutor teman sebaya sukar dilaksanakan dikarenakan tutor belum tentu mempunyai hubungan yang baik dengan siswa, perbedaan
jenis kelamin, dan tutor belum tentu dapat menyampaikan materi dengan baik.
C. Pembelajaran Matematika
1. Pengetian Pembelajaran Matematika
Menurut Elea Tinggih dalam Erman Suherman dkk, 2003: 16, secara etimologis, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan bernalar. Hal ini berarti bahwa dalam matematika lebih menekankan aktivitas dengan menggunakan penalaran, sedangkan
dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen selain penalaran.
Menurut Romberg dalam Jackson, 1992: 750 mengarahkan hasil penelaahannya tentang matematika kepada tiga sasaran utama.
Pertama, para sosiolog, psikolog, pelaksana administrasi sekolah dan penyusun kurikulum memandang bahwa matematika merupakan ilmu
yang statis dan disiplin ketat. Kedua, selama kurun waktu dua dekade terakhir ini, matematika dipandang sebagai suatu usaha atau kajian
37 ulang terhadap matematika itu sendiri. Ketiga, kajian matematika
berkaitan dengan apa matematika itu, bagaimana cara kerja para matematikawan, dan bagaimana mempopulerkan matematika.
Menurut Kitcher dalam Jackson, 1992: 753 memfokuskan perhatianya kepada komponen dalam kegiatan matematika, beliau
mengklaim bahwa matematika terdiri atas komponen-komponen : 1 Bahasa language yang dijalankan oleh para matematikawan, 2
Pernyataan statements yang digunakan oleh para matematikawan, 3 Pertanyaan questions penting yang hingga saat ini belum
terpecahkan, 4 Alasan reasonings yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, 5 ide matematika itu sendiri.
Sujono 1988:
5 mengemukakan
beberapa pengertian
matematika, salah satu di antaranya matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara
sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan
bilangan. Selain itu menurut Johnson dan Rising dalam Erman Suherman dkk, 2003: 19 mengatakan bahwa matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas dan akurat. Pendapat lainya menurut Reys dkk Erman Suherman dkk, 2003:
16 menyatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan