87 Tujuan yang diharapkan dari tindakan ini adalah siswa
lebih mampu memahami cara untuk menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik dan satu titik dengan gradient
tertentu. Materi yang disampaikan yaitu cara menentukan gradien dan bagaimana cara menentukan persamaan garis lurus
yang melalui dua titik x
1
,y
1
dan x
2
,y
2
. Pada pelaksanaan tindakan kali ini, tindakan berjalan sesuai rencana. Pelaksanaan
kegiatan tutor teman sebaya berjalan kondusif dengan pemberian soal latihan dari guru sejumlah 3 soal mengenai gradient
terselesaikan bersama tutor masing-masing kelompok dalam
waktu rata-rata masing-masing kelompok 45 menit. 3
Tindakan III
Pada pemberian tindakan III, di siklus kedua ini membahas materi mengenai “Menentukan Titik Potong Dua Garis”. Pada
kegiatan pemberian tindakan tutor sebaya pertemuan ketiga ini hanya
mendalami untuk
membahas sub-bab
mengenai bagaimana cara memecahkan masalah yang berhubungan dengan
konsep persamaan garis lurus. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir siswa mendapat nilai kurang untuk soal pada sub-
bab ini. Pada pelaksanaan tindakan ketiga di siklus kedua ini, tindakan berjalan lancar dan sesuai rencana, siswa semakin
bersemangat untuk menerima soal dari guru.
88 Pelaksanaan kegiatan tutor teman sebaya berjalan kondusif
dengan pemberian soal latihan oleh guru Matematika sejumlah 2 soal
untuk dikerjakan
bersama tutor
masing-masing kelompoknya yang berkaitan tentang menentukan nilai
persamaan garis yang memenuhi persamaan garis lurus telah terselesaikan bersama tutor masing-masing kelompok dalam
waktu kurang lebih 30 menit, dan dilanjut pemberian soal untuk post-test kedua siswa diminta mengerjakan 5 soal dari ketiga
sub-bab yang telah diajarkan oleh tutor sejak pemberian tindakan
pertama hingga ketiga. c.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dilakukan dengan menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan kesulitan yang masih dirasakan dan kesan
pelaksanaan tindakan tutor beserta kesulitannya dari siklus pertama dan kedua. Pada pelaksanaan tutor teman sebaya siklus kedua ini,
siswa terlihat cukup mengikuti dengan antusias dan kondusif.
Dalam sesi penutup ini, peneliti memberikan pertanyaan evaluasi kepada siswa yang tidak fokus dan memperhatikan. Di akhir sesi
penutup, peneliti memberikan melakukan penyerahan hadiah
kepada para tutor dan ucapan terima kasih kepada peserta tutor teman sebaya sambil melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan,
ditutup dengan do’a bersama dan salam.
89
d. Hasil Tindakan Siklus II
1 Hasil Tindakan Siklus II Pengukuran siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 14
November 2015. Deskripsi data yang dikumpulkan dari 27 responden diperoleh hasil pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Deskripsi Data Nilai Matematika Siswa
Hasil pengkategorisasian nilai Matematika Post-test disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 9. Pengkategorian Hasil Post-Test II
No Kriteria
Rentang Skor Banyak Siswa Presentase
1 Rendah
Skor 70 2
Sedang 70 ≤ Skor ≤ 85 18
67 3
Tinggi Skor 85
9 33
Tabel tersebut menunjukkan dari 27 siswa terdapat 18 67 siswa memiliki kategori sedang dan 9 33 siswa
memiliki kategori tinggi dan siswa yang memiliki kategori rendah tidak ada 0. Hasil ini meningkat dari hasil post-
test I yang menunjukkan terdapat 1 siswa 4 memiliki kategori rendah, 20 siswa 74 siswa memiliki kategori sedang
Deskripsi Data Nilai Post-test II
Jumlah 2235
Mean 83
Median 80
Modus 80
Nilai Max 81
Nilai Min 9.0
Varian 75
SD 86
90 dan 6 siswa 22 siswa memiliki kategori tinggi. Jadi, pada
pemberian bimbingan kelompok berupa tutor teman sebaya ini sudah mencapai target, karena terdapat peningkatan untuk siswa
yang memiliki nilai Matematika tinggi sebesar 3, dan mereduksi siswa yang memiliki nilai Matematika rendah sebesar
4 sehingga menjadi 0 tidak ada sehingga pemberian tindakan ini tidak dilanjutkan ke siklus ke III. Adapun distribusi
frekuensi nilai Matematika siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gambar 6. Diagram Kategorisasi Nilai Matematika Post-Test II
4. Refleksi dan Evaluasi
Refleksi dilaksanakan berdasarkan hasil dari tindakan siklus kedua dimana menunjukkan hasil penurunan siswa yang memiliki nilai
Matematika dalam kategori rendah yaitu dari 4 menjadi 0 atau tidak ada sama sekali siswa yang memiliki kategori rendah. Pada setiap
pertemuan di setiap tindakan siswa selalu dengan jumlah lengkap, akan tetapi sebelum tindakan pertama dilakukan di siklus ke II ini, tutor
RENDAH SEDANG
TINGGI 67
33
NILAI MATEMATIKA POST-TEST II
91 diberikan pelatihan untuk menyampaikan materi dengan baik agar
tindakan lancar dan mencapai hasil yang maksimal.
Secara keseluruhan kegiatan pemberian bimbingan kelompok berupa tutor teman sebaya pada siswa sudah dapat menurunkan jumlah
siswa yang memiliki nilai Matematika yang rendah, yang awalnya 4 menjadi 0. Dilihat dari hasil post-test pada siklus II sudah
menunjukkan penurunan prosentase kategori siswa yang memiliki nilai rendah secara keseluruhan, sehingga peneliti dan guru Matematika
sepakat untuk tidak melanjutkan tindakan pada siklus yang ke III,
karena hasil sudah mencapai target.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu
meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa yang memiliki nilai belajar Matematika yang rendah dan nilai Matematika siswa sudah
berada pada kategori sedang dan tinggi. Pada pelaksanaan tidakan pada siklus II ini, peneliti tidak mengalami hambatan apapun sehingga hasil
tindakan pada siklus ke II sesuai target dan sudah maksimal tidak perlu
dilanjutkan lagi pada siklus ke III. 5.
Perbandingan Pre-Test dan Post-Test
Pada hasil analisis menggunakan statistik deskriptif terdapat hasil adanya perbedaan antara hasil belajar Matematika siswa kelas VIII C
setelah diberikan tutor teman sebaya dengan sebelum diberikan tutor teman sebaya. Pada pemaparan hasil dari hasil tindakan siklus ke-I ke
92 siklus ke-II telah diketahui perbedaan antara prosentase hasil belajar
Matematika pre-test, post-test I, dan post-test II, sehingga hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Pada tabel di bawah ini akan disajikan data perbandingan hasil pre-test dengan post-test pada hasil belajar Matematika siswa kelas
VIII C di SMP Negeri 2 Piyungan. Tabel 10. Hasil
Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Matematika
NO KTGR
PRE-TEST POST-TEST I
POST-TEST II FREK
FREK FREK
1 RENDAH
6 22
1 4
2 SEDANG
18 67
20 74
18 67
3 TINGGI
3 11
6 22
9 33
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil pre-test terdapat 3 siswa yang memiliki kategori tinggi, 18 siswa kriteria sedang, dan 6
siswa kriteria rendah. Sementara hasil post-test menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Terdapat 8 siswa yang memiliki
kategori nilai Matematika yang tinggi dan 18 siswa yang kagorisasi nilai Matematikanya sedang, dan pada kategori rendah terdapat 1
siswa. Pada hasil post-test siklus pertama, siswa yang memiliki nilai Matematika rendah hanya sejumlah 1 siswa berkurang 5 siswa,
sedangkan pada hasil post-test siklus kedua siswa yang memiliki kategori rendah tidak ada 0.
93
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan metode bimbingan kelompok dengan menggunakan tutor teman sebaya dalam meningkatkan hasil belajar Matematika pada
siswa kelas VIII-C di SMP Negeri 2 Piyungan telah berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan, dan hasil yang didapat telah sesuai
dengan tujuan. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar Matematika berupa nilai ulangan yang dilakukan pada tanggal 4
November 2015 untuk mengukur perkembangan siswa dalam mata pelajaran Matematika yang awalnya siswa memiliki kategori rendah
berjumlah 6 siswa dengan presentase responden sebesar 22, dan setelah diberikan bimbingan kelompok berupa tutor sebaya menjadi berkurang 2
siswa, sehingga siswa yang memiliki kategori rendah menjadi 4 siswa atau 15. Jadi, pada pemberian bimbingan kelompok berupa tutor teman
sebaya ini dapat mengurangi siswa yang memiliki nilai Matematika
rendah sebesar 18 pada siklus pertama dan 4.
Refleksi dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan hasil dari tindakan siklus pertama dimana menunjukkan hasil masih ada 1 siswa yang
nilainya rendah dengan prosentase 4. Pada pertemuan pada setiap tindakan siswa selalu dengan jumlah lengkap, akan tetapi pada tindakan
pertama tutor memiliki kesulitan untuk melakukan bimbingan kelompok karena belum memiliki pengalaman sebelumnya untuk memberikan tutor
sebaya secara sistematis, sehingga menjadi kendala untuk menyampaikan
materi dan hasil dirasa kurang maksimal.