Openness mengacu pada bagaimana individu tersebut bersedia untuk melakukan penyesuaian terhadap suatu situasi dan ide yang baru. Individu
tersebut memiliki ciri mudah bertoleransi, memiliki kapasitas dalam menyerap informasi, fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai
perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Pada individu yang tingkat openness yang rendah digambarkan sebagai pribadi yang berpikiran sempit, dan tidak
menyukai adanya perubahan. Dari aspek-aspek diatas, peniliti memilih menggunakan aspek trait
kepribadian big five dari Goldberg dalam Donellan, 2006. Peneliti memilih aspek tersebut karena pengelompokkan sifat-sifat yang digunakan lebih
mudah untuk dipahami dan diadministrasikan untuk struktur trait kepribadian big five.
2.3.5 Pengukuran trait kepribadian big five
Terdapat beberapa alat ukut yang dikembangakn untuk mengukur kepribadian big five, diantaranya:
1. NEO-PI-R The Neuroticsm Extraversion Openess - Personality Inventory - Revised. Alat ukur ini dikembangkan oleh Paul T. Costa dan Robert R.
McCrae, terdiri dari 240 item. 2. BFI Big Five Instrument. Alat ukur ini dikembangkan oleh John, Donahue,
alat ukur ini terdiri dari 44 item. BFI menunjukkan validitas konvergen yang tinggi dengan skala self-report lain dan dengan tingkatan sejajar pada Big
Five.
3. IPIP International Personality Item Pool. Alat ukur ini merupakan alat ukur kepribadian yang dibuat oleh Lewis Goldberg 2006. Skala ini
berjumlah 50 item, di mana setiap aspeknya terdiri dari 10 item yaitu Extrversion, Neuroticism, Agreebleness, Conscientiousness, dan Openess to
New Experience. 4. MINI-IPIP MINI - International Personality Item Pool. Alat ukur ini
merupakan adaptasi dari IPIP-NEO di mana dari jumlah item yang semula 50 item, diperkecil menjadi 20 item. Alat ukur ini di adaptasi oleh Donellan
et al. 2006. Dari beberapa alat ukur yang dipaparkan di atas, peneliti memilih MINI-IPIP
MINI - International Personality Item Pool yang dibuat oleh Donellan et al. 2006 sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Alat ukur ini bentuk singkat dari
alat ukur item International Personality Item Pool yang di buat oleh Goldberg 1999. Peneliti memilih alat ukur MINI-IPIP karena alat ukur ini merupakan
adaptasi dari IPIP-NEO dan telah dikembangkan dan divalidasi di lima studi. Selain itu peneliti memilih skala ini karena mempertimbangkan efisiensi waktu
dengan 20 item pernyataan dan telah teruji validitasnya oleh Donellan et al. 2006.
2.3.6 Pengaruh trait kepribadian big five terhadap kompetensi interpersonal
Menurut Nashori 2008 trait kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal. Karena seseorang cenderung akan
bertindak sesuai dengan kepribadian dalam dirinya. Secara keseluruhan
kepribadian seseorang dapat dilihat dari lima trait, yaitu neuroticism, extraversion, openness to experienc, agreebleness, dan conscientiousness.
Para remaja yang memiliki sifat extraversion yang tinggi dapat mempengaruhi kompetensi interpersonal yang tinggi pula. Menurut Leary dan
Hoyle 2009 individu dengan ciri extraversion tinggi ia senang dalam besosialisasi, aktif berbicara dan asertif, sehingga ia mempunyai pengalaman dan
aktif dalam berhubungan dengan orang lain. Selanjutnya seseorang yang memiliki sifat agreeableness yang tinggi juga dapat mempengaruhi kompetensi
interpersonal karena menurut Cloninger 2004 individu dengan ciri agreeableness tinggi cenderung suka mengalah ketika menghadapi konflik
dengan teman sebaya, serta baik dalam memperlakukan teman-temannya sehingga individu ini banyak disenangi oleh temannya dan mempunyai
hubungan interpersonal yang baik. Kemudian sifat conscientiouness, individu yang memiliki ciri conscientiousness yang tinggi dapat mempengaruhi
kompetensi interpersonal tinggi pula, karena individu dengan ciri conscientiouness ini cenderung mampu merespon segala keadaan, individu
tersebut kecenderung untuk berfikir, merasa dan berperilaku dalam satu waktu di setiap situasi Leary Hoyle, 2009. Sehingga individu yang memiliki sifat ini
mampu secara efektif menjalin hubungan interpersonal dengan teman-temannya. Selanjutnya pada sifat neuroticism, individu dengan sifat neuroticism yang tinggi
cenderung mempunyai kompetensi interpersonal yang rendah. Karena individu yang memiliki ciri ini cenderung merasa cemas, emosional, dan mudah depresi
Leary Hoyle, 2009. Sehingga ia tidak mempu menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya.
Dan sifat yang terakhir yaitu openness to experience. Individu yang memiliki sifat openness yang tinggi memiliki kompetensi interpersonal yang
tinggi pula. Karena individu dengan sifat openness cenderung terbuka, senang mencari pengalaman baru, serta mampu menyesuaikan diri terhadap situasi dan
ide yang baru Leary Hoyle, 2009. Dengan demikian individu dengan sifat openness yang tinggi cenderung memiliki hubungan interpersonal yang efektif.
2.4 Loneliness 2.4.1 Pengertian loneliness