Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel
Variabel Frekuensi
Tinggi Rendah
Kompetensi Interpersonal 166 46.36
192 53.6 Konsep diri
176 49.16 182 50.83
Extraversion 182 50.83
176 49.16 Agreebleness
181 50.55 177 49.55
Conscientiousness 177 49.55
181 50.55 Neuroticism
181 50.55 177 49.55
Openness to experience 187 52.34
171 47.76 State Loneliness
177 49.44 181 50.55
Trait Loneliness 181 50.55
177 49.44
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa skor variabel kompetensi interpersonal cenderung rendah. Untuk skor variabel konsep diri diketahui
cenderung tinggi. Selanjutnya, pada variabel extraversion cenderung lebih tinggi. Sedangkan skor untuk skor variabel agreebleness diketahui cenderung tinggi.
Sedangkan skor pada variabel conscientiousness diketahui cenderung lebih rendah. Selanjutnya untuk skor variabel neuroticism diketahui cenderung lebih
tinggi. Dan skor pada variabel openness to experience cenderung lebih tinggi pula. Selanjutnya, untuk skor variabel state loneliness diketahui cenderung
rendah. Dan yang terakhir untuk skor variabel trait loneliness diketahui cenderung tinggi.
4.4 Uji Hipotesis Penelitian
Selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing IV terhadap DV dalam penelitian ini. Analisis dilakukan dengan
teknik multiple regression. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor. Alasan digunakan faktor skor ini adalah
untuk menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran. Pada tahapan ini dilakukan uji hipotesis dengan teknik analisis regresi
berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen varian
dependent variabel yang dijelaskan oleh independent variabel, kedua; apakah secara keseluruhan independent variabel berpengaruh secara signifikan terhadap
dependent variabel, kemudian terakhir melihat siginifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent variabel.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan berapa tahapan. Langkah pertama peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen varians
dependent variabel yang dijelaskan oleh independent variabel. Selanjutnya untuk tabel R-square, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi
Dari tabel 4.5, dapat kita lihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.603 atau 60.3 . Artinya proporsi varians dari kompetensi interpersonal yang dapat
dijelaskan oleh konsep diri, extraversion, agreebleness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience, state loneliness, trait loneliness, dan jenis
kelamin adalah sebesar 60.3, sedangkan 39.7 sisanya dipengaruhi oleh
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .777
a
.603 .593
5.78978 a. Predictors: Constant, jenis kelamin, extraversion, agreebleness,
conscientiousness, neuroticism, openness to experience, state loneliness, trait loneliness, konsep diri
variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini terjadi dikarenakan ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang berperilaku tertentu. Dalam hal kompetensi
interpersonal pada remaja, tentu terdapat banyak hal yang memprediksi terjadinya kompetensi interpersonal selain independent variabel yang dipakai
dalam penelitian ini. Seperti dijelaskan oleh Monks, dkk 1990 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal selain jenis
kelamin, loneliness, konsep diri dan kepribadian, yaitu keinginan untuk mempunyai status. Adanya dorongan untuk memiliki status inilah yang
menyebabkan remaja berinteraksi dengan teman sebayanya, individu akan menemukan kekuatan dalam mempertahankan dirinya di dalam perebutan
tempat didunia orang dewasa. Selain itu pendidikan juga bisa mempengaruhi kompetensi interpersonal karena orang yang berpendidikan tinggi mempunyai
wawasan dan pengetahuan yang luas, yang mendukung dalam pergaulannya. Faktor usia juga bisa mempengaruhi kompetensi interpersonal seseorang,
semakin bertambahnya usia maka konformisme semakin besar pula. Selanjutnya dianalisis dampak dari seluruh independent variabel terhadap
kompetensi interpersonal. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV independent variabel Terhadap
DV dependent variabel
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
17735.025 9
1970.558 58.785 .000
a
Residual 11665.519
348 33.522
Total 29400.544
357 a. Predictors: Constant, jenis kelamin, extraversion, agreebleness, conscientiousness,
neuroticism, openness to experience, state loneliness, trait loneliness, konsep diri b. Dependent Variable: kompetensi interpersonal
Jika melihat kolom ke-6 di kiri dapat diketahui bahwa jika tabel signifikan sig. 0.05, maka hipotesis nol ditolak. Oleh karenanya hipotesis
alternatif yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan seluruh independent variable terhadap kompetensi interpersonal diterima. Artinya, ada pengaruh
yang signifikan dari konsep diri,, extraversion agreebleness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience, state loneliness, trait loneliness, dan jenis
kelamin,terhadap kompetensi interpersonal. Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap independent
variable. Jika nilai Sig. 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa independent variabel tersebut memiliki dampak yang signifikan
terhadap kompetensi interpersonal. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Koefisien Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9.595 4.692
2.045 0.042
Konsep diri 0.352
0.041 0.352
8.692 0.000
Extraversion 0.028
0.042 0.023
0.659 0.510
Agreebleness -0.014
0.041 -0.012
-0.347 0.729
Conscientiousness 0.057 0.041
0.050 1.379
0.169 Neuroticism
0.083 0.050
0.059 1.664
0.097 Openness to
experience -0.112
0.041 -0.098
-2.701 0.007
State loneliness 0.548
0.042 0.503 13.130
0.000 Trait loneliness
-0.196 0.036
-0.195 -5.425
0.000 Jenis kelamin
1.926 0.643
0.103 2.994
0.003
a. Dependent variable: kompetensi interpersonal
Dari tabel 4.7 untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi
yang dihasilkan, dengan melihat signifikan pada kolom paling kanan kolom ke-6, jika sig. 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan
pengaruhnya terhadap kompetensi interpersonal dan sebaliknya. Dari hasil di atas hanya konsep diri, openness to experience, state loneliness, trait loneliness,
dan jenis kelamin saja yang signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada
masing-masing independent variabel adalah sebagai berikut: 1. Variabel konsep diri : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.325 dengan
Sig. sebesar 0.000 Sig. 0,05, dengan demikian H
01
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari konsep diri terhadap kompetensi
interpersonal ditolak. Artinya, konsep diri memiliki pengaruh secara positif yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. Nilai koefisien regresi
yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara konsep diri terhadap kompetensi interpersonal. Dari arah hubungan tersebut dapat
diartikan jika skor konsep diri seseorang itu tinggi maka skor kompetensi interpersonalnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
2. Variabel extraversion : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.028 dengan nilai Sig. sebesar 0.510 Sig. 0.05, dengan demikian H
02
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari extraversion terhadap
kompetensi interpersonal di terima. Artinya, extraversion tidak memiliki pengaruh secara positif yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal
3. Variabel agreebleness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.014
dengan nilai Sig. sebesar 0.729. Sig. 0.05, dengan demikian H
03
yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari agreebleness terhadap kompetensi interpersonal di terima. Artinya, agreebleness tidak memiliki
pengaruh secara negatif yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. 4. Variabel conscientiousness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.057
dengan nilai Sig. sebesar 0.169 Sig. 0.05, dengan demikian H
04
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari conscientiousness
terhadap kompetensi interpersonal di terima. Artinya, conscientiousness tidak memiliki pengaruh secara positif yang signifikan terhadap kompetensi
interpersonal. 5. Variabel neuroticism : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.083 dengan
nilai Sig. sebesar 0.097 Sig. 0.05, dengan demikian H
05
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari neuroticism terhadap
kompetensi interpersonal di terima. Artinya, neuroticism tidak memiliki pengaruh secara positif yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal.
6. Variabel openness to experience : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.112 dengan nilai Sig. sebesar 0.007 Sig. 0.05, dengan demikian H
06
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari openness to experience terhadap kompetensi interpersonal di tolak. Artinya, openness to
experience memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. Nilai koefisien regresi yang negatif menunjukkan arah
hubungan yang negatif antara openness to experience terhadap kompetensi interpersonal. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan jika skor
openness to experience seseorang itu rendah maka skor kompetensi interpersonalnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
7. Variabel state loneliness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.548 dengan Sig. sebesar 0.000 Sig. 0,05, dengan demikian H
07
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari konsep diri terhadap
kompetensi interpersonal di tolak. Artinya, state loneliness memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. Nilai
koefisien regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara state loneliness terhadap kompetensi interpersonal. Dari arah
hubungan tersebut dapat diartikan jika skor state loneliness seseorang itu tinggi maka skor kompetensi interpersonalnya akan tinggi, begitupun
sebaliknya. 8. Variabel trait loneliness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.196
dengan nilai Sig. sebesar 0.000 Sig. 0.05, dengan demikian H
08
yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari trait loneliness terhadap
kompetensi interpersonal di tolak. Artinya, trait loneliness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. Nilai koefisien
regresi yang negatif menunjukkan arah hubungan yang negatif antara trait loneliness terhadap kompetensi interpersonal. Dari arah hubungan tersebut
dapat diartikan jika skor trait loneliness seseorang itu rendah maka skor kompetensi interpersonalnya akan tinggi, begitupun sebaliknya.
9. Variabel jenis kelamin : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.926 dengan nilai Sig. sebesar 0.003 Sig. 0.05, dengan demikian H
09
yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin terhadap kompetensi interpersonal di tolak. Artinya, jenis kelamin memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kompetensi interpersonal. Dengan demikian dapat disusun persamaan regresi pada kompetensi
interpersonal, yaitu:
Kompetensi interpersonal = 9.695 + 0.325 konsep diri + 0.028 extraversion - 0.014 agreebleness + 0.057 conscientiousness + 0.083 neuroticism -
0.112 openness to experience + 0.548 state loneliness - 0.196 trait loneliness + 1.926 jenis kelamin.
4.5 Proporsi Varian