Menurut Tom Creed, sebagaimana yang dikutip oleh Vera Apnia Handayani bahwa think pair share memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
23
1 Keadaan saling tergantung positif.
2 Siswa dapat belajar dari temannya.
3 Siswa bertanggung jawab secara individu.
4 Siswa dapat bertanggung jawab terhadap temannya dan berbagi
ide. Siswa juga wajib membagi idenya kepada pasangan lain atau ke seluruh kelompok.
5 Adanya partisipasi yang sama.
6 Tiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama
untuk berbagi. Guru harus mengontrol agar tidak terjadi dominasi dari salah satu siswa saja.
7 Interaksi bersama.
8 Derajat interaksi yang tinggi. Hal ini terlihat pada saat seluruh
siswa aktif dalam berbicara dan mendengarkan.
b. Langkah-langkah Think Pair Share
Prosedur pelaksanaan teknik Think Pair Share sangat sederhana yaitu setelah mengajukan sebuah pertanyaan, beritahu murid
untuk memikirkannya secara diam, sebagai variasinya siswa boleh menulisnya secara diam tergantung kompleksitasnya seorang guru
dalam memberi waktu antara 10 detik-5 menit kemudian murid berpasangan untuk membandingkan jawaban masing-masing dan pada
tahap akhir guru memanggil siswa secara acak untuk memberikan kesimpulan tentang diskusi mereka.
24
Langkah-langkah dasar dalam
23
Vera Apnia Handayani, upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Share TPS pada konsep hidrokarbon, Jakarta:
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan IPA-Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan-UIN Syarif Hidayatullah, 2009, Skripsi
24
Susan ledlow,….h. 1
Think Pair Share memiliki banyak persepsi, beberapa diantaranya adalah:
Menurut Deborah Allen Kimberly Tanner:
25
1 Berikan sebuah pertanyaan tentang sebuah topik.
2 Beri kesempatan kepada siswa untuk memikirkannya secara
individu. Beri sekitar 30 detik atau lebih tergantung kompleksitasnya.
3 Bentuk pasangan, untuk mendiskusikan jawaban individual
mereka. Buat catatan yang ada dari jawaban masing-masing. 4
Undang salah satu pasangan untuk membaginya kepada semua siswa di kelas, kemudian tanyakan apakah ada pasangan lain yang
memiliki jawaban berbeda. 5
Tuliskan dan siapkan kesimpulan akhir dari semua respon yang ada.
Menurut Trianto:
26
Langkah 1: Berpikir Thinking Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang
dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
Langkah 2: Berpasangan Pairing Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang
diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4
atau 5 menit untuk berpasangan.
25
Deborah Allen Kimberly Tanner, Approaches in Cell Biology Teaching, Cell Biol Educ 11: 3-5, 2002
26
Trianto,....., h. 61
Langkah 3: Berbagi Sharing Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan
melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Pada akhir pembelajaran guru memberi pertanyaan kuis untuk mengevaluasi ketercapaian kompetensi dan pengayaan pengetahuan
siswa. Namun dalam mengerjakan kuis yang diberikan para peserta didik dilarang bekerja sama meskipun mereka masih tergabung dengan
kelompoknya. Menurut Yustini Yusuf:
27
1 Thinking. Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri dalam beberapa saat.
2 Pairing. Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain
untuk mendiskusikan apa yang telah diperkirakannya, disini pasangan akan memberikan berbagai jawaban dan berbagai ide jika
persoalan khusus telah diidentifikasi.
3 Sharing. Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan
seluruh kelas tentang hal yang telah mereka bicarakan, dilakukan bergiliran pasangan demi pasangan sampai lebih kurang
seperempat pasangan yang ada di kelas mendapatkan kesempatan untuk melaporkannya.
Dari berbagai
pendapat para
ilmuan tersebut,
penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah teknik think pair share sebagai
berikut: 1
Proses pemberian pertanyaan atau masalah oleh guru. 2
Think Siswa diwajibkan memikirkan jawaban secara individual terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
27
Yustini Yusuf Mariani Natalina, Upaya peningkatan hasil belajar biologi melalui pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktur di kelas 1.7 SLTPN 20 Pekanbaru, jurnal
biogenesis vol. 21: program studi pendidikan biologi FKIP Universitas Riau, 2005, h. 9
3 Pair
Siswa berpasangan untuk mendiskusikan jawaban yang telah diper
oleh dari proses ”think”. 4
Share Pasangan yang terpilih berbagi jawaban dengan teman sekelas.
2. Teknik Think Pair Square
a. Pengertian Think Pair Square
Teknik pembelajaran yang menekankan kepada peserta didik agar dapat mengutarakan pendapatnya secara individual bukan hanya
teknik Think-Pair-Share, namun ada pula teknik lain yaitu teknik Think-Pair-Square yang merupakan variasi dari teknik Think-Pair-
Share dimana siswa dalam pasangannya mendiskusikan jawabannya dengan kelompok berempat daripada dengan kelas.
28
Dengan demikian siswa percaya diri dan kompeten.
29
Think Pair Square memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang
lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
30
Think Pair Square merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dan juga merupakan modifikasi dari model Think Pair
Share yang dikembangkan oleh Lyman. Perbedaannya terletak pada tahapan diskusinya saja. Pada model Think Pair Share setelah tahapan
pair selesai, kemudian dilaksanakan diskusi kelas share. Sedangkan pada model Think Pair Square, setelah tahapan pair selesai, mereka
hanya melakukan tahapan diskusi kelompok berempat square, dan tidak dilakukan diskusi kelas.
28
James L. Cooper, dkk,….h. 19
29
Ian Clark, …., h. 4
30
Anita Lie, Cooperative learning mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, Jakarta: PT. Grasindo, 2008, h. 57
b. Langkah-langkah tahapan Think Pair Square
Sebagai seorang guru juga membutuhkan satu pola ini Think Pair Square yang secara sederhana dapat meningkatkan pola pikir dan
membangkitkan sebuah diskusi. Dalam hal ini, seorang guru tidak membutuhkan murid untuk saling berbagi mengenai jawaban-jawaban
pada kelas. Tahapan teknik pembelajaran Think Pair Square tidak berbeda jauh dengan tahapan pada teknik pembelajaran Think Pair
Share. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik think pair square
hampir sama dengan teknik think pair share. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif Cooperative learning teknik Think Pair
Square pada kelas X-B ini terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa yang ada dalam Lembar
Kerja Siswa
LKS yang
kemudian masing-masing
siswa diinstruksikan supaya berpikir secara mandiri [
“think”], berpikir dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini penting untuk
merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum sampai pada tahap [
“Pair”] yaitu proses bertukar jawaban atau gagasan sesama pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya.
Selama tahap ini, siswa mendiskusikan jawaban mereka secara bersama-sama dari setiap pasangan kemudian mengisi jawaban mereka
di Lembar Kerja Siswa yang telah disediakan. Berikutnya adalah tahapan yang terakhir yaitu [“square”], kedua pasangan bertemu
kembali membentuk kelompok berempat untuk mendiskusikan kembali dari hasil diskusi berpasangan
[“pair”]. Menurut Laura Candler, dalam tahap pelaksanaan think pair
square, para siswa berpikir tentang jawaban mereka, berpasangan untuk mendiskusiknnya, dan membicarakan pemikiran-pemikiran yang
dimilikinya dalam kelompok. Pada tahap akhir, mereka berdiskusi
berempat dari pada berbagi dengan kelas.
31
Sedangkan menurut Fennell, tahap awal siswa diharapkan memikirkan jawaban secara
individual terhadap pertanyaan yang diajukan guru think, kemudian siswa dipasangkan dengan siswa lain dan memiliki kesempatan yang
sama untuk menyampaikan pendapatnya pair. Tahap akhir adalah squaring, dua pasangan bersama-sama mendiskusikan jawaban-
jawaban mereka.
32
Berikut ini tahapan dalam melaksanakan teknik Think Pair Square yang dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah menurut
Anita Lie sebagaimana yang telah dikutip oleh Juliah Dayrini:
33
1 Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan
tugas kepada semua kelompok. 2
Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. 3
Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.
4 Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat.
Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.
Sumber lain mengatakan, langkah-langkah teknik think pair square dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
34
Tahap 1: Kelompok Kooperatif Setiap siswa ditempatkan dalam suatu kelompok kecil terdiri dari
empat orang siswa yang disebut kelompok kooperatif. Tahap 2: Thinking berpikir sendiri
31
Laura Candler, Cooperative learning Hands-On Science, Science division, Kagan Cooperative Learning 1 800 WEE CO-OP, 2000
32
Fennell, Hope-Arlene, Students perceptions of cooperative learning strategies in post- scondary classrooms, diakses di www.eric.ed.gov.com. Tgl. 13-01-2009
33
Juliah Dayrini, perbandingan hasil belajar matematika siswa antara yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think Pair Square dengan yang
menggunakan metode discovery learning, Jakarta:UIN Jakarta, 2008. Skripsi
34
Nub’atussaniyah, Pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think pair square terhadap hasil belajar matematika siswa, Jakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Skripsi